Sejarah

8 Peninggalan Kerajaan Buleleng dan Gambarnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sejarah Kerajaan Buleleng

Kerajaan Buleleng merupakan salah satu kerajaan kuno yang pernah berdiri di Indonesia pada abad ke -17 Masehi. Kerajaan ini memiliki corak hindu dan berlokasi di bagian utara Pulau Dewata Bali, tepatnya di daerah Singaraja. Pendiri pertama Kerajaan Buleleng adalah I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan.

Saat eksistensi Kerajaan Majapahit mulai memudar, muncullah Kerajaan Demak dan Kerajaan Buleleng dalam waktu yang hampir bersamaan. Kerajaan Demak memiliki wilayah di Jawa Timur dengan corak Islam, sedangkan Kerajaan Buleleng memiliki wilayah di Bali bersamaan dengan beberapa kerajaan lainnya, termasuk Gelgel, Klungkung, dan lainnya.

I Gusti Anglurah Panji Sakti sendiri merupakan putra dari I Gusti Ngurah Jelantik, seorang penguasa Kerajaan Gelgel yang bertahta sejak tahun 1580 Masehi. Panji Sakti memiliki gelar seorang pangeran, walaupun tidak berasal dari pernikahan Jelantik dengan permaisuri. Ibunda Panji Sakti merupakan seorang selir, bernama Si Luh Pasek Gobleg.

Panji Sakti tumbuh dalam lingkungan kerajaan dan sering dikatakan sebagai anak yang berbeda. I Gusti Gede Pasekan, begitulah Panji Sakti disapa saat masih kecil, memiliki kekuatan supranatural yang membuat ayahnya khawatir. Maka dari itu, sejak umur 12 tahun, Panji Sakti diasingkan ke kampung ibundanya di Desa Panji, Den Bukit, Bali Utara.

Panji Sakti terus tumbuh menjadi remaja yang berwibawa dan cemerlang. Beberapa wilayah di sekitar Den Bukit pun dapat ditaklukkan dan disatukan dalam Kerajaan Buleleng pada tahun 1660.

Kerajaan Buleleng pun berkembang menjadi salah satu kerajaan besar di Indonesia. Lokasinya yang dekat dengan pantai membuat perdagangan kerajaan ini berlangsung dengan ramai. Bahkan, menurut buku I Gusti Anglurah Panji Sakti Raja Buleleng karya Soegianto Sastrowiryo, wilayah Kerajaan Buleleng mengalami perluasan hingga ke Banyuwangi dan Pasuruan, Jawa Timur.

Saat I Gusti Ngurah Panji Sakti meninggal dunia tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah. Kerajaan Mengwi pun menguasai beberapa wilayah Kerajaan Buleleng pada tahun 1732. Kerajaan Buleleng baru mulai bangkit kembali pada tahun 1752.

Namun sayangnya, kekuatan Kerajaan Buleleng hanya mampu bertahan selama beberapa tahun saja. Pada tahun 1780, Pemimpin Wangsa Karangasem, I Gusti Pahang Canang, berhasil merebut wilayah Kerajaan Buleleng.

Pada tahun 1846 hingga 1849, dibawah pimpinan Wangsa Karangasem, Kerajaan Buleleng maju berperang melawan Belanda. Namun, kerajaan ini pun pada akhirnya tunduk dan kalah di tangan Belanda.

Raja Kerajaan Buleleng

Raja-raja yang pernah bertahta di Kerajaan Buleleng terbagi dalam dua wangsa, yaitu Wangsa Panji Sakti dan Wangsa Karangasem. Nama-nama raja yang pernah bertahta di Kerajaan Buleleng pada setiap wanganya adalah :

  • Wangsa Panji Sakti
    • Gusti Anglurah Panji Sakti
    • Gusti Panji Gede Danudarastra
    • Gusti Alit Panji
    • Gusti Ngurah Panji
    • Gusti Ngurah Jelantik
    • Gusti Made Singaraja
  • Wangsa Karangasem
    • Anak Agung Rai
    • Gusti Gede Karang
    • Gusti Gede Ngurah Pahang
    • Gusti Made Oka Sori
    • Gusti Ngurah Made Karangasem

Peninggalan Kerajaan Buleleng

1. Perempatan Agung (Catus Patha)

Perempatan Agung (Catus Patha)

Perempatan Agung berlokasi di Jalan Mayor Metra, Veteran, Kota Singaraja. Perempanan ini menjadi ciri khas dari wilayah Buleleng dan dilengkapi dengan beberapa pura, puri (pusat pemerintahan), lapangan, dan pasar tradisional.

2. Masjid Kuno (Keramat)

Masjid Kuno (Keramat)

Masjid Kuno (Keramat) ditemukan oleh orang Bajo, Suku Bugis, saat sedang membuka lahan yang tertutup semak di dekat Sungai Buleleng. Masjid ini diduga menjadi peninggalan Kerajaan Buleleng saat Agama Islam mulai masuk ke Bali.

3. Masjid Agung Jami

Masjid Agung Jami

Masjid Agung Jami merupakan peninggalan Kerajaan Buleleng yang ditujukan sebagai simbol toleransi beragama di Kerajaan Buleleng.

Sebelum tahun 1970, masjid ini memiliki nama Masjid Jami saja dan mengalami perubahan untuk menghargai kebaikan Raja Buleleng.

4. Kampung Bugis

Kampung Bugis

Kampung Bugis merupakan sebuah wilayah di kawasan Singaraja yang menjadi catatan sejarah perjalanan orang Bugis sejak Kerajaan Buleleng.

Banyak suku Bugis yang tergabung dalam angkatan laut Kerajaan Buleleng dan menetap di wilayah ini.

5. Kantor Bupati Buleleng

Kantor Bupati Buleleng

Setelah Kerajaan Buleleng kalah di tangan Belanda, banyak bangunan gedung Asisten Residen pejabat Belanda yang masih menggunakan bangunan bekas Kerajaan Buleleng, salah satunya adalah gedung Kantor Bupati Buleleng ini. Fungsi gedung ini baru diubah oleh Pemerintahan Daerah Bali, setelah Indonesia merdeka, menjadi Gedung Veteran dan perguruan tinggi.

6. Eks Pelabuhan Buleleng

Eks Pelabuhan Buleleng

Eks Pelabuhan Buleleng merupakan bukti nyata kekuasaan Kerajaan Buleleng, terutama di bilang pelayaran dan perdagangan.

Walaupun sudah tidak aktif digunakan sebagai pelabuhan, tempat ini masih terawat baik dan terlihat cantik saat matahari terbenam.

7. Pura Penegil Dharma

Pura Pengegil Dharma

Pura Penegil Dharma merupakan sekomplek Pura yang memiliki luas sekitar 1,5 hektar. Lima bangunan besar di dalam Pura ini, termasuk Pura Pucaking Giri (Selatan), Pura Patih Patengan Agung (Utara), Pura Kertapura (Tengah), Pura Taman Sari Mutering Jagat Istana Dharmadyaksa (Timur), dan Pura Kerta Negara Mas (istana para raja), dikelilingi oleh 8 pura lainnya.

8. Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul merupakan pemandian suci terkenal yang berasal dari Kerajaan Buleleng. Pura yang berada di wilayah Tampaksiring ini mewajibkan setiap pengunjungnya untuk mengenakan kain panjang dan selendang.