Daftar isi
Kerajaan Galuh adalah sebuah kerajaan yang pada masa lalu terletak di wilayah dataran Sunda, atau bagian paling barat dari Pulau Jawa.
Tepatnya di daerah Sunda yang meliputi sekitaran Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan daerah Jawa Barat.
Kerajaan ini berkembang pada sekitar tahun 932 Masehi sampai 1578 Masehi, dan mengalami masa kejayaan pada masa kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Berikut ini adalah beberapa peninggalan kerajaan Galuh yang masih dijaga kelestariannya sampai sekarang menjadi aset sejarah dan budaya masyarakat Indonesia.
1. Prasasti Galuh
Peninggalan Kerajaan Galuh yang sering dibicarakan adalah Prasasti Galuh, yang berisi tiga baris tulisan dengan aksara sunda kuno.
Prasasti ini tidak memiliki penanggalan. Namun, dari jenis aksara yang dipakai, para peneliti memperkirakan bahwa Prasasti Galuh dibuat pada sekitar abad 14-15 Masehi.
Saat ini, Prasasti Galuh ditetapkan sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Galuh yang disimpan di Museum Nasional Indonesia.
2. Makam Adipati Panaekan
Napak tilas keberadaan Kerajaan Galuh juga ditandai dengan adanya Makam Adipati Panekan, yang merupakan peninggalan arkeologis dengan bentuk seperti lingkaran yang susun tiga.
Adipati Panaekan sendiri merupakan putra kedua dari seorang Prabu atau raja di Kerajaan Galuh, yaitu Cipta Permana.
Adipati Panaekan mati terbunuh oleh saudara iparnya sendiri yang bernama Dipati Kertabumi atau dikenal dengan Singaperbangsa I saat ada konflik.
Jasad Adipati Panaekan dihanyutkan ke Sungai Cimutur kemudian pada akhirnya dikuburkan di sebuah lokasi yang saat ini bernama Situs Karangmulyan.
3. Cikahuripan
Peninggalan Kerajaan Galuh yang bernama Cikahuripan merupakan sebuah sumur yang ada di dekat pertemuan dua sungai, yaitu sungai Citanduy dan Sungai Cimuntur.
Sumur bersejarah ini kemudian diberi nama Sumur Cikahuripan karena dipercaya sebagai simbol kehidupan oleh masyarakat setempat.
Sumur ini berisi air kehidupan yang tidak pernah surut airnya sepanjang tahun, sehingga sangat pantas juka disebut sebagai sumur kehidupan.
4. Prasasti Rumatak
Peninggalan kerajaan Galuh lainnya adalah Prasasti Rumatak, yaitu sebuah prasasti yang ditemukan di Gunung Gegerhanjuang, Desa Rawagirang, Singaparna.
Prasasti ini diperkirakan ditemukan pada tahun 1977 Masehi, dan menjadi salah satu prasasti yang disimpan di Museum Nasional Indonesia hingga sekarang.
Prasastu Rumatak ini ditulis pada sebuah batu pipih yang berukuran 85 x 62 Centimeter, yang berisi tiga baris tulisan aksaran dan bahasa sunda kuno.
5. Prasasti Cikajang
Prasasti Cikajang adalah salah satu peninggalan Kerajaan galuh yang ditemukan di daerah perkebunan teh di wilayah Cikajang, Gunung Cikuray.
Prasasti ini ditulis dalam bahasa dan aksara sunda kuno, terdiri dari tiga baris tulisan yang aksaranya memiliki kemiripan dengan aksara pada Prasasti Kawali.
Setelah diteliti, didapati bahwa transkripsi dari prasasti ini berisi tulisan Bhagi bhagya, ka , nu nglaiwat.
6. Panyandaran
Peningggalan Kerajaan Galuh selanjutnya adalah panyandaran yang ditemukan di wilayah ruang lingkup situs Karangmulyan.
Panyandaran ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu menhir dan juga dolmen, yang dikelilingi oleh batu bersusun yang seperti susunan tembok.
Bagian menhir memiliki ukuran yang cukup tinggi, yaitu sekitar 120 cm dengan lebar 70 cm. Sedangkan dolmen memiliki ukuran 120 x 32 cm.
7. Lambang Peribadatan
Peninggalan Kerajaan Galuh yang berupa Lambang Peribadatan ini masih satu kesatuan dengan lingkup Situs Karangmulya.
Beberapa peneliti meyatakan bahwa Lambang Peribadatan ini sebagai fragmen candi, sehingga warga sekitar menyebutnya sebagai stupa.
Peninggalan ini merupakan lambang peribadatan yang bercorak Hindu. masyarakat meyakini bahwa lambang peribadatan merupakan sebuah stupa.
8. Prasasti Mandiwunga
Peninggalan Kerajaan Galuh selanjutnya adalah Prasasti Mandiwunga yang terletak di Desa Cipadung, kecamatan Cisaga, Ciamis.
Prasasti ini pertama kali ditemukan pada tahun 1985 Masehi dan dituliskan dalam sebuah batu yang kondisinya patah.
Prasasti mandiwunga ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa Kuno, yang berisikan lima baris aksara.
9. Situs Geger Sunten
Situs Geger Sunten merupakan peninggalan Kerajaan Galuh yang terletak di sebuah perbukitan yang dinamakan sebagai Dusun Sodong, di daerah Tambaksari Kabupaten Ciamis.
Situs Geger Sunten terdiri dari berbagai macam bebatuan yang tersusun dengan rapi dan teratur, situs ini dikelilingi pohon mahoni yang rindang.
Diyakini, pada masa lalu situs ini adalah tempat persembunyian Aki Balangantrang saat menyembunyikan Ciung Wanara Saat Kerajaan Galuh dikudeta oleh Barmawijaya.
10. Sahyang Bedil
Sahyang Bedil adalah sebuah ruangan yang sekelilingnya berupa tembok yang mempunyai ukuran 6,20 x 6 meter dengan tinggi sekitar 80 cm.
Pada bagian depan pintu Sahyang Bedil didapati struktur batu yang sepertinya difungsikan sebagai sebuah sekat.
Pada ruangan ini, terdapat dua buah menhir yang diletakkan di atas tanah yang memiliki ukuran 60 x 40 dan 20 x 8 cm.
11. Situs Pangcalikan
Situs Pangcalikan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Galuh yang masih dalam ruang lingkup Situs Karangmulyan.
Situs ini merupakan bagian utama yang akan dilewati setelah melewati gerbang utama Situs Karangmulyan.
Pangcalikan atau juga dikenal dengan nama Pelinggih ini berbentuk sebuah batu yang bertingkat-tingkat berwarna putih yang menyerupai bangun segiempat.
12. Situs Ciung Wanara Karangmulyan
Peninggalan Kerajaan Galuh yang terakhir adalah Situs Ciung Wanara Karangmulyan, yang merupakan sebuah situs arkeologi di wilayah Desa Karangmulyan, Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat, Indonesia.
Situs Ciung Wanara ini mengisahkan cerita tentang Ciung Wanara dan hubungannya dengan Kerajaan Galuh.
Situs bercorak Hindu-Budha ini juga menceritakan mengenai keberadaan Kerajaan Galuh yang ada sebelum zaman berdirinya Kerajaan Pajajaran dan Majapahit.
Itulah 12 peninggalan Kerajaan Galuh yang menjadi saksi sejarah keberadaan Kerajaan Galuh pada masa lampau, dan juga menjadi warisan budaya sampai saat ini.