Daftar isi
- Sejarah Kerajaan Kediri
- Peninggalan Kerajaan Kediri
- 1. Candi Penataran
- 2. Candi Tondowongso
- 3. Candi Mirigambar
- 4. Candi Gurah
- 5. Candi Tuban
- 6. Arca Buddha Vajrasattva
- 7. Prasasti Jaring
- 8. Prasasti Kamulan
- 9. Prasasti Pandelegan
- 10. Prasasti Ngantang
- 11. Prasasti Sirah Keting
- 12. Prasasti Panumbangan
- 13. Prasasti Galunggung
- 14. Prasasti Kertosono
- 15. Prasasti Talan
- 16. Prasasti Ceker
- 17. Kitab Mahabrata
- 18. Kitab Kakawin Baratayudha
- 19. Kitab Arjunawiwaha
- 20. Kitab Gatutkacasraya
- 21. Kitab Hariwangsa
- 22. Kitab Kresnayana
- 23. Kitab Samaradhana
- 24. Kitab Lubdaka dan Warasancaya
- 25. Kitab Chu Fang Chi
- 26. Kitab Ling Way Taita
Sejarah Kerajaan Kediri
Salah satu kerajaan Hindu Buddha yang pernah ada di Jawa Timur adalah Kerajaan Kediri. Disebut juga dengan Kerajaan Kadiri atau Panjalu, kerajaan ini adalah salah satu dinasti pecahan dari Kerajaan Kahuripan pimpinan Airlangga yang berlatar belakang wangsa Isyana.
Pemecahan daerah kekuasaan itu terjadi karena dua putra Airlangga yang saling berebut tahta. Sri Samarawijaya sebagai putra pertama mendapat Panjalu di sebelah barat. Sedangkan sang adik yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan bagian timur, yaitu Janggala yang beribukota di Kahuripan.
Ibukota Kerajaan Kediri adalah Daha yang dulunya sebelum dibagi bernama Dahanapura. Nama Kediri merupakan bahasa Sansekerta yang memiliki arti mengkudu.
Sebagai kerajaan yang sudah berdiri selama hampir 2 abad, sudah barang tentu meninggalkan banyak jejak peninggalan. Peninggalan Kerajaan Kediri yang telah ditemukan dan masih bisa dilihat hingga sekarang antara lain sebagai berikut.
Peninggalan Kerajaan Kediri
1. Candi Penataran
Candi yang terletak di sebelah utara Kota Blitar ini merupakan salah satu candi paling megah di Jawa Timur. Terletak di bagian barat daya lereng Gunung Kelud, Candi Penataran merupakan candi yang dikunjungi Hayam Wuruk ketika berkeliling Jawa Timur.
Prasasti yang ditemukan saat penggalian candi menceritakan tentang pembangunan candi sekitar abad 12 hingga 14 M. Tepatnya dilakukan pada masa pemerintahan Raja Srengga hingga masa Raja Wikramawardhana.
2. Candi Tondowongso
Candi ini merupakan candi peninggalan pertama dari Kerajaan Kediri sebagai salah satu kerajaan di Indonesia. Candi yang dibangun di abad 9 M ini terletak di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri.
3. Candi Mirigambar
Peninggalan Kerajaan Kediri lain yang juga terletak di Tulungagung adalah Candi Mirigambar. Tepatnya di Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol.
Candi yang kemungkinan dibangun antara tahun 1214 dan 1310 Saka ini terbuat dari batu bata merah seperti candi Jawa Timur pada umumnya.
4. Candi Gurah
Candi yang terletak di Kecamatan Gurah, Kediri ini ditemukan tahun 1957. Candi peradaban hindu budha di nusantara yang berbentuk persegi dengan ukuran 9 x 9 meter ini terletak hanya 2 km jauhnya dari Candi Tondowongso.
5. Candi Tuban
Memiliki nasib yang berbeda dengan candi lain yang telah ditemukan, Candi Tuban tidak lagi memiliki struktur bagian atas yang dapat dilihat.
Candi ini hanya menyisakan bagian pondasinya saja yang sudah ditimbun kembali oleh tanah karena hampir pasti tidak dapat dibangun lagi. Candi Tuban memiliki jarak sejauh 500 meter dari Candi Mirigambar.
6. Arca Buddha Vajrasattva
Arca yang dapat ditemukan di Museum fur Indische Kunst, Berlin, Jerman merupakan arca Kerajaan Kediri di era abad ke 10 atau 11.
7. Prasasti Jaring
Menceritakan tentang harapan masyarakat yang tidak dapat terpenuhi oleh Raja sebelumnya, Prasasti Jaring ini dibuat pada 19 November 1181.
Selain itu prasasti ini juga memberi informasi mengenai para pejabat Kediri yang memiliki gelar dengan nama hewan, seperti misalnya Menjangan Puguh dan Macan Kuning.
8. Prasasti Kamulan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang dibuat pada tahun 1194 ini ditemukan di Desa Kamulan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti bersejarah ini berisi mengenai informasi pembangunan Kabupaten Trenggalek yang terjadi pada 31 Agustus 1194.
9. Prasasti Pandelegan
Prasasti yang memuat tanggal 11 Januari 1117 ini berisikan tentang orang Padegel yang mengabdi pada Raja Kameshwara. Prasasti Pandelegan memiliki bentuk melengkung di ujung dan berukuran tinggi 145 cm, lebar 70 dan 80 cm, serta tebal 18 cm.
10. Prasasti Ngantang
Prasasti yang dibuat pada tahun 1057 ini ditemukan di Desa Ngantang, Kabupaten Malang. Prasasti ini berisikan tentang dibebaskannya pajak oleh Raja Jayabaya pada masyarakat Hantang yang telah berjasa untuk Kerajaan Kediri.
11. Prasasti Sirah Keting
Prasasti ini memuat cerita tentang tanah yang diberikan oleh Raja Jayawarsa kepada masyarakat Desa Sirah Keting atas bakti pengabdian untuk Kerajaan Kediri.
12. Prasasti Panumbangan
Prasasti ini diresmikan pada 2 Agustus 1120 oleh Maharaja Bameswara. Desa Panumbangan disebut juga Sima Swatantra yang memiliki arti desa bebas pajak.
13. Prasasti Galunggung
Prasasti bernama Galunggung ditemukan di Rejotangan, Tulungagung. Prasasti yang berisi 20 baris tulisan berhuruf Jawa Kuno ini memiliki ukuran 80×75 cm dan tinggi 160 cm.
Sayangnya tulisan yang terpahat di prasasti sudah tidak terlalu jelas dan sulit dibaca, hanya terdapat tahun yang jelas, yakni 1123 Saka. Selain tulisan, terdapat juga tanda berbentuk lingkaran dengan persegi panjang di dalamnya serta beberapa grafis lain.
14. Prasasti Kertosono
Prasasti ini memuat tentang berbagai topik agama pada masa pemerintahan Raja Kameshwara.
15. Prasasti Talan
Dibuat pada tahun 1136 M, Prasasti Talan ini pertama kali ditemukan di Desa Gurit, Blitar. Prasasti ini berisikan tentang desa Talan yang amsuk ke daerah bebas pajak bernama Panumbang. Selain itu di dalam prasasti juga terdapat ukiran Garudhamulakanca menggambarkan tubuh manusia bersayap dan berkepala elang.
16. Prasasti Ceker
Salah satu peninggalan Kerajaan Kediri ini adalah gambaran hadiah dari Raja untuk rakyat yang telah mengabdi bagi kemajuan Kerajaan Kediri.
17. Kitab Mahabrata
Kitab yang ditulis oleh Resi Wiyasa ini berkisah tentang perselisihan anak turun Raja Bharata dari Hastinapura, yaitu Pandawa sebagai pihak protagonis dengan Kurawa sebagai pihak antagonis. Peperangan yang akhirnya dimenangkan oleh pihak Pandawa ini terjadi di lapangan Kurusetra.
18. Kitab Kakawin Baratayudha
Kitap yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh di abad 12 M ini menceritakan tentang perang saudara Pandhawa dan Kurawa. Banyak ahli yang menyimpulkan kisah ini terinspirasi oleh perang perebutan kekuasaan antara Pangjalu dan Daha di Kadiri.
19. Kitab Arjunawiwaha
Ditulis oleh Mpu Kanwa di abad 10 M, kitab ini berisikan tentang kisah Arjuna yang sedang bertapa di Pegunungan Mahameru. Arjuna kemudian diuji oleh para Dewa dengan didatangkan 7 bidadari, namun mereka gagal.
Akhiranya Batara Indra datang menemui Arjuna untuk berdiskusi soal agama. Kemudian datanglah juga Batara Siwa yang member tugas Arjuna untuk membunuh Niwatakawaca, raksasa pengganggu kahyangan.
Arjuna pun berhasil melaksanakan tugas dan dianugerahi 7 bidadari oleh para Dewa.
20. Kitab Gatutkacasraya
Selain menulis Kitab Mahabrata dan Hariwangsa, Mpu Panuluh juga menulis Kitab Gatutkacasraya. Kitab ini berisi tentang pernikahan putra Arjuna yang bernama Abimayu dengan Siti Sundari berkat bantuan dari putra Bima yang bernama Gatotkaca.
21. Kitab Hariwangsa
Kitab yang bercerita mengenai sejarah asal usul Kresna ini ditulis oleh Mpu Panuluh. Kresna adalah sepupu Pandhawa yang menjabat sebagai penasehat perang Bharatayudha.
22. Kitab Kresnayana
Kitab karya sastra peninggalan kerajaan Kediri yang mengisahkan tentang pernikahan antara Kresna dan Dewi Rukmini ini ditulis oleh Mpu Triguna. Kitab Kresnayana ditulis tahun 1104-1115 pada masa kepemimpinan Raja Jayaswara di Kerajaan Kediri.
23. Kitab Samaradhana
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri yang ditulis oleh Mpu Darmaja ini bercerita tentang lenyapnya pasangan suami istri bernama Dewa Kama dan Dewi Ratih disebabkan semburan api dari mata ketiga Dewa Syiwa. Akhirnya Kama dan Ratih melakukan pengembaraan di dunia untuk menggoda manusia.
24. Kitab Lubdaka dan Warasancaya
Kitab yang bercerita tentang seorang pemburu bernama Lubdaka ini ditulis oleh Mpu Tan Akung pada abad 11 M. Cerita ini berupa saduran dari kisah mitologi India yang berkaitan erat dengan upacara keagamaan Shiwaratri.
25. Kitab Chu Fang Chi
Kitab yang ditulis pada tahun 1225 M oleh Chau Ju Kua ini bercerita tentang dua kerajaan besar di Asia Tenggara, yaitu Sriwijaya dan Jawa. Cerita di dalamnya termasuk sifat rakyat kedua kerajaan dan juga keadaan tanah jajahan mereka pada saat itu.
26. Kitab Ling Way Taita
Tidak kalah dengan kitab peninggalan Kerajaan Majapahit, kitab yang ditulis oleh Chou Ku Fei tahun 1178 M ini mengisahkan tentang gambaran tata pemerintahan dan keadaan istana di masa kejayaan Kerajaan Kediri.