Raden Suwiryo merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Beliau juga pernah menjadi ketua umum PNI dan walikota pertama Jakarta. Tidak hanya itu, Suwiryo juga pernah menjadi wakil perdana menteri pada kabinet sukiman-suwiryo.
Suwiryo menamatkan AMS di Yogyakarta dan melanjutkan kuliah di Rechtshogeschool, namun sayangnya tidak sampai tamat. Suwiryo pernah bekerja sebentar di Centraal Kantoor voor de Statistik. Lalu, beliau fokus di bidan partikelir dan menjadi guru Perguruan Rakyat.
Beliau juga memimpin majalah Kemudi dan menjadi pegawai pusat Barkas “Beringin” yaitu sebuah kantor asuransi. Tidak hanya itu, Suwiryo juga berperan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berikut ini peran Suwiryo, diantaranya:
Berani Menyampaikan Kekalahan Jepang pada Masyarakat Jakarta
Pada 10 Agustus 1945, Jepang menyerah pada sekutu setelah bom atom yang terjadi di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita tersebut ditutupi oleh Jepang dengan sengaja, namun Suwiryo dengan berani menyampaikan kekalahan Jepang kepada masyarakat Jakarta dan akan menanggung segala akibat yang terjadi kepadanya setelah menyampaikan berita tersebut.
Memastikan Upacara Proklamasi Berjalan dengan Aman
Suwiryo yang merupakan wali kota Jakarta Raya datang untuk menghadiri upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya hadir untuk menjadi saksi proklamasi kemerdekaan Indonesia saja, namun Suwiryo juga bertugas untuk memastikan acara upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia berjalan aman dan lancar dari awal hingga akhir acara.
Itulah peran suwiryo dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sejak muda beliau memang sudah aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan perhimpunan pemuda Jong Java dan PNI. Setelah PNI bubar pada tahun 1931, beliau turut serta dalam mendirikan Partindo.
Kemudian ketika Suwiryo menjabat sebagai walikota pertama Jakarta dan beliau secara diam-diam melakukan nasionalisasi pemerintahan dan kekuasaan kota.
Setelah kemerdekaan, pada 17 September 1945 Suwiryo dari PNI dan para pemuda ikut menggerakkan massa rakyat menghadiri rapat raksasa di lapangan Ikada untuk mewujudkan tekad bangsa indonesia yang siap mati untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa indonesia. Rapat tersebut tidak hanya dihadiri oleh warga Jakarta namun juga warga Bogor, Bekasi dan Karawang.