6 Perbedaan Work Engagement dan Employee Engagement yang Perlu diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Diantara faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sebuah perusahaan atau organisasi adalah adanya work engagement dan employee engagement yang dimiliki karyawan atas perusahaan atau organisasi dimana dia berada.

Kedua istilah tersebut pada dasarnya adalah sama-sama terkait dengan keterikatan karyawan  akan pekerjaannya, namun ada juga sejumlah perbedaan diantara keduanya.

Lantas, apakah perbedaan-perbedaan antara work engagement dan employee engagement tersebut?

1. Berdasarkan Pengertian

Bila diterjemahkan secara bahasa, work engagement diartikan dengan keterikatan kerja, sementara  employee engagement adalah keterikatan karyawan. Adapun pengertian secara istilah dari keduanya adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh sejumlah ahli, sebagai berikut:

Keterikatan Kerja (work engagement)

  • Menurut Khan (1990), keterikatan kerja merupakan pemanfaatan anggota organisasi maupun peran pekerjaannya.
  • Bakker, Schaufeli, Leiter dan Taris (2006), mendefinisikan work engagement sebagai suatu keadaan efektif-motivasional yang positif tentang kesejahteraan terkait pekerjaan yang dimiliki ditandai dengan semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan penghayatan (absorption).
  • Bekker (Putri,2014), menyatakan bahwa work engagement merupakan kesetiaan dan identifikasi seseorang dengan organisasi tempat karyawan bekerja.

Keterikatan Karyawan (employee engagement)

  • Saks (2006) mendefinisikan employee engagement sebagai  gambaran dari seberapa besar karyawan secara sungguh-sungguh meghayati peran kerjanya.
  • Robinson, dkk (Rachmawati, 2013) menyebutkan bahwa employee engagement merupakan sikap positif yang dimiliki karyawan terhadap organisasi tempat ia bekerja serta nilai-nilai yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
  • Gibbons (dalam Hughes dan Rog, 2008) menyebutkan bahwa employee engagement adalah hubungan emosional dan intelektual yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan terhadap pekerjaannya, organisasi, manajer, atau rekan kerja yang memberikan pengaruh untuk menambah discretionary effort dalam pekerjaannya.

2. Berdasarkan Jenis Keterikatannya

Sebagaimana telah disinggung di awal, bahwa penggunaan istilah work engagement dan employee engagement sama-sama menggambarkan engagement atau keterikatan karyawan dengan perusahaan atau pekerjaannya. Namun, ruang lingkup dari work engagement  dianggap lebih spesifik dibandingkan dengan employee engagement.

Jika work engagement atau keterikatan kerja mengacu pada hubungan antara karyawan dengan pekerjaannya, maka  employee engagement atau keterikatan karyawan lebih mengacu pada hubungan antar karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi.

Dengan kata lain, work engagement adalah keterikatan atau sikap setia seorang karyawan akan pekerjaan yang dilakukannya. Sedangkan employee engagement adalah keterikatan atau kesetiaan seorang karyawan terhadap organisasi atau perusahaan dimana dia bekerja.

3. Sumber Motivasi

Peningkatan motivasi employee engagement dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan melalui pembetukan lingkungan kerja yang kondusif dan membangung komunikasi positif antar karyawannya.

Sementara itu, peningkatan motivasi work engagement berasal dari diri karyawan itu sendiri. Komitmen karyawan yang tinggi akan visi, misi, dan tujuan perusahaan akan mendorong setiap karyawan untuk memberikan kinerja terbaiknya demi tercapainya tujuan perusahaan.

4. Indikator

Pada dasarnya, baik employee engagement maupun work engagement memiliki aspek pembentuk dan karakteristik yang sama. Namun, ada sejumlah indikator yang menunjukkan perbedaan dari kedua jenis engagement ini.

Indikator work engagement adalah:

  • Adanya kekuatan atau energi (vigor)
  • Dedikasi atau pengabdian dan  perasaan bangga terhadap pekerjaan (dedication)
  • Komitmen dan juga perasaan sulit melepaskan diri dari pekerjaan (absorption)

Sementara indikator dari employee engagement, menurut Anita J (dalam Handoyo dan Setiawan 2017:168),  adalah sebagai berikut:

5. Aspek yang Mempengaruhi

Perbedaan selanjutnya adalah pada aspek yang mempengaruhi work engagement dan employee engagement.

Menurut Schaufali, Bakker dan Salanova (2006) aspek-aspek yang terdapat dalam work engagement, yaitu:

  • Vigor (Semangat)
    ciri dari adanya vigor atau semangat ini adalah nampak dari tingkat energi yang tinggi dan ketahanan mental selama kerja, ketekunan, hingga kemampuan dalam menghadapi kesulitan atas pekerjaan yang dilakukan.
  • Dedication (Dedikasi)
     Dedikasi ditunjukkan dengan adanya perasaan antusias, kebanggaan, inspirasi, dan tantangan.
  • Absorption (Penghayatan)
    Cirinya adalah dengan fokus selalu penuh konsentrasi dan serius saat melaksanakan sebuah pekerjaan.

Sementara itu, Macey dan Schneider (2008) menyebutkan bahwa employee engagement memiliki tiga aspek, yaitu:

  • Trait engagement
    Yakni pandangan positif mengenai kehidupan dan pekerjaan. Hal ini diwujudkan melalui kepribadian yang proaktif, dinamis, memiliki sifat dan afeksi yang positif, dan berhati-hati.
  • State engagement
    Yakni perasaan memiliki energi yang ditunjukkan dengan adanya kepuasan (afektif), keterlibatan, komitmen, dan pemberdayaan.
  • Behavioral engagement
    Yakni peran ekstra atau tindakan melebihi tugas yang dibebankan atau disebut perilaku peran ekstra.

Adapun t Schaufeli & Bakker (2010) menjelaskan bahwa 3 aspek dari employee engagement adalah sama dengan work engagement, yakni vigor, dedication, dan absorbtion.

6. Faktor Pendorong

Selanjutnya, yang membedakan antara work engagement dan employee engagement adalah yang menjadi faktor pendorongnya.

Menurut Demerouti (Puspita, 2012) faktor yang dapat mempengaruhi  work engagement atau keterikatan kerja antara lain:

  • Job Demands (Tuntutan Kerja)
  • Job Resources (Sumber Daya Pekerjaan)
  • Personal Resources (Sumber Daya Pribadi)

Sementara itu, faktor yang mendorong munculnya employee engagement  menurut Marciano (2010), yaitu:

  • Recognition (pengakuan)
  • Empowerment (pemberdayaan
  • Supportive feedback (umpan balik yang mendukung)
  • Partnering (kemitraan
  •  Expectations (harapan)
  •  Considerations (perhatian)
  • Trust (rasa percaya)

Sedangkan menurut  Saks (2006), faktor yang mempengaruhi employee engagement, yaitu:

  • Job Characteristics (karakteristik pekerjaan)
  • Reward and Recognition  (penghargaan dan pengakuan)
  • Perceived Organizational & Supervisor Support (dukungan organisasi dan pengawas yang dapat dirasakan)
  • Distributive & Procedural Justice (keadilan distributif dan prosedural)
fbWhatsappTwitterLinkedIn