Daftar isi
Sejarah Dunia mencatat ada dua peperangan paling besar yang pernah terjadi di muka Bumi yakni Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Perang Dunia I berlangsung selama 4 tahun yakni dimulai sejak 28 Juli 1914 sampai dengan 11 November 1918. Sementara itu Perang Dunia II berlangsung lebih lama yakni selama 6 tahun lebih satu hari dimulai pada tanggal 1 September 1939 dan berakhir pada 2 September 1945.
Peperangan ini melibatkan berbagai negara dari berbagai belahan Bumi. Selama itu pula serangkaian peristiwa-peristiwa penting dan bersejarah terjadi. Kali ini kita akan membahas mengenai apa saja peristiwa-peristiwa yang paling bersejarah sepanjang Perang Dunia I meletus.
1. Perang Tannenberg
Pada kurun waktu 26–30 Agustus 1914 terjadi perselisihan yang melibatkan Kekaisaran Jerman dengan Kekaisaran Rusia di wilayah dekat Allenstein, Prussia Timur atau saat ini bernama Olsztyn, Polandia. Salah satu Perang Dunia I paling awal ini dimulai dari ambisi Rusia untuk menyerbu Jerman.
Pihak Rusia membawa dua pasukan dengan total personel 230.000 dimana masing-masing pasukan dipimpin oleh Jenderal Alexander Samsonov dan Jenderal Rennenkampf. Sedangkan pihak Jerman melibatkan 150.000 tentara di bawah komando Paul von Hindenburg, Kaisar Erich Ludendorff dan Kaisar Max Hoffmann.
Akhir dari pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Jerman dengan menyandera 95 ribu tentara musuh serta merampas harta benda dan senjata mereka.
2. Pertempuran Marne Pertama
Pertempuran Marne Pertama merupakan bentrok yang terjadi di lembah sungai Marne, Paris Timur, Perancis. Sekumpulan peperangan kecil yang berlangsung pada 5–12 September 1914 ini melibatkan tiga negara yakni Jerman dan Inggris Raya-Perancis. Perang ini diingat dalam sejarah sebagai peristiwa yang penting karena disinilah pertama kali serangan dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor serta penyadapan radio yang berhasil di dokumentasikan.
Peperangan ini diawali oleh Jerman yang melangkah mendekati Paris pada 5 September. Keesokan harinya Perancis mengirim serangan kepada sayap kanan Angkatan Darat-1 Jerman atas perintah dari Jendral Joseph Joffre.
Sekutu Inggris-Perancis menurunkan setidaknya 1,082,000 kekuatan personel sedangkan pihak Jerman memiliki 900,000. Pertempuran ini berakhir dimenangkan oleh Perancis-Inggris Raya dengan kerugian Jerman kehilangan sekitar 256,000 tentaranya. Perang ini juga lah yang menjadi awal dari Perang Parit.
3. Kampanye Gallipoli
Kampanye Gallipoli dikenal juga sebagai Kampanye Dardanelles merupakan sebuah operasi sekutu Inggris Raya-Perancis yang untuk menaklukan Konstantinopel. Usaha perebutan wilayah ini berlangsung di Semenanjung Gallipoli, Kesultanan Utsmaniyah pada 19 Februari 1915 dan berakhir pada 9 Januari 1916.
Inggris Raya–Perancis dalam usaha ini mendapat dukungan pasukan dari berbagai negara yakni India, Australia, Selandia Baru dan Kanada dengan totol 489,000 tentara. Sementaraitu pihak Utsmaniyah atau Turki Ottoman mendapat bantuan dari Jerman dengan jumlah pasukan sekitar 315,500 personnel. Meski kalah jumlah dan hanya mendapat bantuan dari satu negara saja namun kemenangan justru berpihak pada Ottoman.
Peristiwa ini bahkan disebut sebagai rencana paling gagal total dalam sejarah Perang Dunia I. Kekalah tersebut disebabkan karena teknologi yang digunakan oleh Turki Ottoman jauh lebih maju dibandingkan sekutu Inggris Raya Perancis.
4. Pertempuran Verdun
Pada rentang waktu 21 Februari sampai dengan 18 Desember 1916 meletus lah sebuah pertempuran di kota Verdun Prancis atau tepatnya di sebuah perbukitan di Utara kota. Pihak yang terlibat dalam perselisihan terpanjang selama Perang Dunia I ini adalah Jerman dan Perancis.
Faktor yang memicu Pertempuran Verdun adalah ambisi Jerman untuk mengambil korban dari Prancis lebih banyak lagi. Strategi yang diusulkan oleh von Falkenhayn ini bertujuan untuk mengubah jalannya peperangan. Sayangnya kemenangan justru berpihak pada negara Menara Eiffel.
Meski memperoleh kemenangan namun Jerman berhasil menghilangkan 163,000 nyawa dan 216,000 luka. Jerman memilih mundur untuk melindungi tentara-tentaranya yang masih selamat.
5. Pertempuran Jutlandia
Pertempuran Jutlandia atau dikenal juga dengan nama Pertempuran Jutland dan Pertempuran Skagerrak merupakan battle antara Britania Raya dengan Kekaisaran Jerman. Pertempuran terbesar dalam PD I ini berlangsung sejak 31 Mei sampai 1 Juni 1916 di Laut Utara yang berada tak jauh dari Denmark. Selain menjadi perang terbesar dalam PD I dan dunia, Battle of Jutland juga menjadi perang terakhir yang menggunakan kapal perang.
Perang Jutland meletus sebagai buntut dari perang-perang kecil sebelumnya seperti Pertempuran Laut Kuning dan Pertempuran Tsushima. Pasukan Kerajaan Britania Raya berada di bawah komando Sir John Jellicoe dan Sir David Beatty dengan membawa 151 kapal perang. Sementara itu pasukan Kekaisaran Jerman diperkuat oleh 99 kapal perang yang dipimpin oleh Reinhard Scheer dan Franz Hipper.
Kedua pasukan terkuat pada masanya ini sama-sama mengakui kemenangan atas peperangan ini. Britania Raya mengklaim lebih unggul dalam strategis sedangkan Jerman mengakui menang dalam taktis.
6. Pertempuran Somme
Pada 1 Juli hingga 13 November 1916 terjadi sebuah peperangan terbesar dan paling berdarah yang pernah meletus dalam sejarah Inggris-Perancis dan Jerman. Perang yang berlangsung di wilayah Somme, Picardi, Perancis ini menghilangkan sebanyak 1,7 juta nyawa. Perang ini diawali oleh sekutu Inggris-Perancis sebagai serangan balasan atas Perang Verdun.
Pasukan Jerman berada di bawah berada di bawah komando Max von Gallwitz dan Fritz von Below. Sementara itu Inggris dipimpin oleh Douglas Haig dan Perancis oleh Ferdinand Foch. Inggris-Perancis terus meluncurkan pelurunya kepada Jerman namun dapat dihalau dengan pertahanan yang kokoh. Jerman berhasil membaca taktik musuh sehingga perang ini pun berjalan dengan sangat sengit.
Masing-masing pasukan kehilangan banyak anggotanya dan mengalami kerugian besar. Namun akhir dari peperangan ini adalah kemenangan bagi Kekaisaran Jerman.
7. Serangan Brusilov
Rusia juga juga terlibat dalam Perang Dunia I dan memiliki serangan yang paling berdarah dalam catatan sejarah dunia. Serangan tersebut adalah Serangan Brusilov yang diluncurkan pada 4 Juni – 10 Agustus 1916 di Kerajaan Galicia dan Lodomeria atau dikenal juga sebagai Polandia Austria atau Austro-Hungaria. Jendral Rusia Jenderal Aleksey Brusilov merupakan komandan yang cakap hingga mampu membuat pihak Polandia-Austria kelimpungan.
Berkat serangan ini, Aliansi Entente mengalami kemenangan besar. Meski begitu Rusia harus kehilangan 500 ribu pasukannya. Begitu juga dengan kubu lawan yakni kubu sentral yang juga kehilangan lebih dari dua kali lipatnya. Akibat dari serangan besar ini pasukan Jerman mulai melemah dan kondisi Polandia-Austria yang kacau. Adapun pihak lainnya yang juga terlibat dalam serangan ini antara lain Kesultanan Ottoman dan Kekaisaran Jerman yang berada di sisi Austro-Hungaria.
8. Pertempuran Passchendaele
Pertempuran Passchendaele atau orang lain juga mengenalnya sebagai Pertempuran Ketiga Ypres yakni sebuah serangan yang diluncurkan Inggris untuk Jerman. Tujuannya adalah untuk menekan dan memukul mundur Jerman dari Pelabuhan Channel. Upaya ini terjadi di sebuah desa yang berlokasi di dekat kota Ypres yakni Passchendaele pada 31 Juli – 6 November 1917.
Serangan ini menjadi salah satu serangan terbesar dalam sejarah Perang Dunia I dan paling diingat. Bukan hanya karena banyaknya korban jiwa tetapi juga karena peristiwa hujan deras yang mengubah tanah menjadi lumpur sehingga banyak tentara yang tenggelam serta tank dan senapan tidak berfungsi.
Meski jumlah korban yang jatuh lebih banyak dari Jerman namun Inggris berhasil memenangkan pertempuran ini.
9. Pertempuran Caporetto
Pertempuran Caporetto merupakan serangan gabungan antara Kekaisaran Jerman dan Austro-Hungaria melawan Italia. Upaya serangan ini diluncurkan pada 24 Oktober hingga 19 November 1917 di Kobarid, Austria-Hungaria atau sekarang bernama Slovenia.
Blok Sentral menyerang Italia dengan menggunakan gas beracun serta diperkuat dengan menggunakan taktik infiltrasi. Dari strategi ini lah kubu blok sentral mendapat kemenangan. Jerman dan Austria-Hungary menurunkan 7 divisi pasukannya dan berhasil melaju hingga 25 km dan meski sempat dipukul mundur namun kekuatan mereka masih lebih kuat. Pasukan Italia yang berada di bawah komando Luigi Cadorna banyak yang gugur yakni sebanyak 335 ribu anggota.
10. Serangan Musim Semi
Pasukan Jerman pada musim semi yakni tanggal 21 Maret sampai dengan 18 Juli 1918 melancarkan berbagai serangannya kepada pihak lawan yakni blok barat untuk menyeimbangkan pertempuran. Serangan yang juga dikenal sebagai Serangan Ludendorff terdiri atas empat rangkaian serangan yang pertama adalah “Operasi Michel” pada 21 Maret 1918 dan mengalami kemenangan besar.
Ketiga operasi lainnya adalah Gneisenau, dan Blucher-Yorck. Dari serangkaian serangan ini Jerman hanya menang secara teknik namun gagal secara strategis. Sehingga pada awal musim panas keadaan mulai berbalik dan Jerman harus menghentikan serangannya. Jumlah baik dari dua kubu sama sama besar yaitu 688 ribu jiwa tentara Jerman dan 851 jiwa tentara blok barat.
11. Pertempuran Ketiga Picardi
Mungkin sebagian orang mengenai Pertempuran Ketiga Picardi sebagai Pertempuran Amiens. Keduanya sama-sama merujuk kepada suatu peristiwa yakni pertempuran yang meletus pada 8 sampai 12 Agustus 1918 dan menjadi awal dari serang 100 hari oleh kubu sekutu. Pertempuran ini juga menjadi serangan balasan terhadap Serangan Musim Semi Jerman.
Dalam serangan ini, blok sekutu lebih siap dan lebih matang terutama dari segi operasionalnya. he British Expeditionary Force (BEF) yang berada di garis depan mengandalkan strategi gabungan metode artileri ilmiah dan daya tembak infanteri melalui tank dan pesawat. Dalam pertempuran ini pasukan Sekutu tidak selalu maju melainkan mereka akan mundur jika dirasa efek dari serangannya sudah berkurang dan akan berpindah tempat. Dengan strategi ini Triple Entente atau sekutu berhasil meraih kemenangan.
12. Pertempuran Meggido
Perang Ini lah yang menjadi tanda awal dari kemenangan blok sekutu dalam Perang Dunia yakni terjadi pada 19–25 September 1918 di Palestina bagian utara. Pertempuran ini adalah serangan terakhir yang dipimpin oleh Kerajaan Inggris dalam PD I. Perang ini juga lah yang menyebabkan runtuhnya Kesultanan Ottoman Turki setelah 7 abad berkuasa.
Serangan awal dilakukan oleh the Egyptian Expeditionary Force (EEF) yang berada dibawah komando Letnan Jenderal Inggris Sir Edmund Allenby di Lembah Yordan dan Palestina Utara. Dalam waktu yang singkat, pasukan sekutu mampu menduduki kota-kota penting.