Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan : Jenis, Faktor dan Proses

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap makhluk hidup tentunya mengalami pertumbuhan dan perkembangan semasa hidupnya, salah satunya yaitu tumbuhan. Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran yang sifatnya kuantitatif dan perkembangan yaitu proses pertumbuhan yang bersifat kualitatif.

Dengan kata lain, pertumbuhan ini dapat diukur dan dinyatakan dalam bentuk angka seperti berat, tinggi, lebar dan sebagainya. Sementara perkembangan tidak dapat dinyatakan dalam angka melainkan penjabaran atau penggambaran. Misalnya, pada tumbuhan akan mengalami perubahan warna daun, berbuah, dan sebagainya.

Jenis-jenis Pertumbuhan

Pertumbuhan pada tumbuhan sendiri ini dapat digolongkan ke dalam jenis yakni pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Adapun perbedaannya sebagai berikut:

1. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas pada jaringan meristem primer. Titik tumbuh mulai terbentuk saat tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini berada di ujung batang dan ujung akar.

Pertumbuhan ini akan membuat akar dan juga batang menjadi lebih panjang. Bahkan dapat memungkinkan akar menembus tanah dan ujung batang hingga mencapai sinar matahari. Sehingga bakal akhir dan bakal batang tersebut akan membentuk suatu sistem akar dan sistem tajuk.

Wilayah pertumbuhan pada bagian akar dan batang berdasarkan aktivitasnya terbagi kedalam tiga daerah yakni:

  • Wilayah/daerah pembelahan yakni sel-sel di daerah ini aktif membelah
  • Daerah pemanjangan yakni sel-sel yang berada di di belakang daerah pembelhan dan mengalami pemanjangan
  • Daerah diferensiasi yakni bagian paling belakang dari wilayah pertumbuhan. Sel-sel akan mengalami diferensiasi yang membentuk akar yang sesungguhnya. Bersamaan juga dengan daun muda dan tunas lateral yang berkembang menjadi cabang.

2. Pertumbuhan Sekunder

Berbeda dengan pertumbuhan primer, pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan sebagai hasil dari aktivitas jaringan meristem sekunder. Jaringan ini merupakan jaringan cambium yang ada pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Sel-sel pada jaringan cambium biasanya akan membelah. Pembelahan yang ke arah dalam akan membentuk xilem (kayu), sementara pembelahan ke arah luar akan membentuk floem (kulit kayu). Kegiatan jaringan meristem pada kambium tersebut berfungsi membuat diameter batang dan akan bertambah besar.

Sementara tumbuhan monokotil yang tidak berkambium, maka tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Meskipun demikian, pertumbuhan sekunder yang terjadi pada batang dan akar tumbuhan dikotil juga tidak berlangsung scara merata sepanjang tahun. Hal ini dipengaruhi oleh musim. Ketika musim kemarau biasanya lapisan akan terbentuk lebih tipis daripada musim hujan.

Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal dan eksternal. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contohnya seperti:

  • Gen

Gen sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Gen merupakan bagian dari materi genetic (DNA) yang berisi informasi tentang tumbuhan bagaimana kedepannya. Dengan gen ini, maka tumbuhan memiliki pengaruh penting bagi fenotipnya. Sehingga gen tumbuhan dapat mengatur kondisi fisik dan non fisik. Misalnya, warna bunga atau rasa buahnya.

  • Hormon

Faktor internal lainnya yaitu hormon yang merupakan zat pembawa pesan kimiawi. Sama seperti hewan dan manusia yang mempunyai hormone untuk meregulasi tubuh, makhluk hidup ini juga punya yang disebut dengan fitohormon.

Fitohormon ini dibagi ke dalam dua jenis berdasarkan cara kerjanya yakni sebagai pemicu pertumbuhan dan penghambat tumbuhan. Fitohormon sebagai pemicu pertumbuhan akan saling bekerja sama untuk membantu tumbuhan bertumbuh.

Misalnya, ada yang menyebabkan sel-sel tumbuhan bertambah panjang, bahkan ada pula yang membantu pertambahan dan pembelahan sel-selnya menjadi jauh lebih cepat. Adapun contoh hormonnya yaitu Auksin, Sitokinin dan Giberelin.

Selain sebagai pemicu, fitohormon juga dapat menjadi penghambat bagi pertumbuhan tumbuhan. Penghambat di sini bukan berarti menyebabkan tumbuhan ati, melainkan hormon-hormon tersebut membantu tumbuhan untuk merespon lingkungan sekitar.

Misalnya, apabila terjadi musim kemaraung di mana tanah menjadi kering sampai kesulitan untuk mengakses air, maka tumbuhan tidak mungkin untuk tetap bisa hidup normal layaknya biasa. Oleh sebab itu, tumbuhan akan melepas hormon-hormon tersebut agar tumbuhan dapat merespon lingkungan yang buruk.

2. Faktor Eksternal

Selain faktor internal, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari lingkungan atau bukan dari dalam tumbuhan. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan:

  • Nutrisi

Tanah adalah tempat yang sangat penting untuk tumbuhan agar dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini karena tanah mengandung banyak nutrisi atau nutrient yang sangat diperlukan oleh tumbuhan. Di dalam tanah, setidaknya ada 17 unsur kimia dan termasuk pada rare item bagi tumbuhan. Dengan begitu, mereka sangat membutuhkan tanah untuk mendapatkan unsur-unsur tersebut.

Banyaknya nutrisi itu dibagi ke dalam dua jenis nutrisi yakni makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien merupakan unsur atau nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah besar bagi tumbuhan, sementara mikro dibutuhkan sedikit saja.

  • Derajat Keasaman (pH Tanah)

Kondisi tanah sangat penting diperhatikan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Salah satunya adalah derajat keasaman atau pH tanah. Hal ini akan berpengaruh pada nutrient yang terkandung di dalam tanah.

Jika tanah memiliki pH ideal maka unsur-unsurnya pun akan tercukupi. Akan tetapi jika pH tanah terlalu basa atau asam, maka unsur-unsur nutrisinya pun tidak tersedia atau bahkan overdosis.

  • Kelembapan

Tanah yang kelembapan rendah akan menjadi kering dan tidak berair. Sehingga menyebabkan tumbuhan menjadi haus yang akhirnya layu dan mati. Selan itu, tanah yang kadar kelembapannya tinggi juga tidak terlalu baik bagi tumbuhan.

Misalnya, tumbuhan yang kebanjiran di mana akan berdampak pada ketersediaan oksigen di dalam tanah. Jika banjir akan menyebabkan oksigen di dalam tanah berkurang.

  • Cahaya

Karena tumbuhan membuat makanan melalui proses fotosintesis, maka adanya cahaya sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Jika tumbuhan kekurangan cahaya, maka dia akan mengalami etiolasi atau pertumbuhan yang akan menghasilkan tumbuhan yang lemah, tidak kokoh, dan tidak bagus.

Tidak hanya itu, gerak fototropisme yakni gerak tumbuhan yang mengikuti arah datangnya cahaya. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada fitohormon auksin.

  • Gravitasi

Layaknya cahaya, gravitasi juga memiliki istilah geraknya sendiri yakni gravitropisme positif yang dilakukan oleh akar. Terdapat pula gerak gravitropisme negative di mana dilakukan oleh batang suatu tumbuhan.

  • Suhu

Suhu sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan seperti fotosintesis, translokasi, respirasi dan transpirasi.

Pada tumbuhan, terdapat suhu minimum dan maksimum yang dapat diterima olehnya. Sebagian besar mereka membutuhkan suhu berkisar 10 hingga 38 derajat celcius untuk pertumbuhannya.

  • Air

Air juga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air berperan untuk membantu biji berkecambah dan juga sumber zat untuk fotosintesis. Tidak sampai di situ, air berfungsi untuk respirasi, sementara pengaturan perkecambahan akan diatur oleh kelembapan.

  • Oksigen

Tidak hanya tumbuhan, setiap makhluk hidup tentu membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Oksigen turut membantu untuk proses fotosintesis. Bahkan dari proses respirasi, tumbuhan akan memperoleh energi. Itulah sebabnya biji-biji tidak akan berkecambah tanpa adanya oksigen.

Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Dalam laman Kemendikbud, pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ini dimulai dengan perkecambahan. Kecambah tersebut berkembang menjadi tumbuhan kecil.

Jika sudah mencapai ukuran dan usia tertentu, maka tumbuhan akan berkembang membentuk bagian lain seperti bunga dan buah atau biji yang berperan sebagai alat perkembangbiakan.

Secara garis besar, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri dari empat tahap yakni perkembangan embrio, perkecambahan, pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Sebelumnya telah membahas jenis pertumbuhan tumbuhan yang termasuk tahapan atau prosesnya.

Sebelum masuk ke pertumbuhan primer dan sekunder, tumbuhan akan terlebih dahulu memasuki tahap embrio dan kecambah.

Pada tahap perkembangan embrio di awali adanya proses pembuahan oleh serbuk sari di kepala putik melalui pembuahan ganda. Kemudian, bakal biji yang mengandung inti kandung lembaga sekunder dan zigot.

Zigot yang terbentuk akan berkembang menjadi embrio yang dimulai saat zigot membelah menjadi dua sel dan kemudian bakal biji akan berkembang menjadi biji. Setelah melewati tahap embrio, maka biji tersebut akan memulai perkecambahan apabila kondisi lingkungan mendukung dan biji tidak terdomansi.

Perkecambahan ini diawali dengan proses imbibisi atau masuknya air ke dalam biji. Pada tumbuhan, tahap perkecambahan ini dibagi ke dalam dua jenis yakni:

  • Perkecambahan epigeal yaitu saat hopokotil memanjang dan mengakibatkan plumula dan kotiledon timbul ke permukaan tanah. Sehingga dapat memungkinkan adanya fotosintesis sebagai pengganti daun yang belum terbentuk. Adapun contoh tumbuhannya seperti kacang hijau.
  • Perkecambahan hypogeal yaitu perkecambahan yang ditandai oleh kotiledon yang tetap ada di bawah tanah. Contohnya seperti jagung.

Setelah melewati tahap perkecambahan, maka tumbuhan akan masuk ke tahap primer dan sekunder. Hal ini telah dijelaskan pada bagian jenis pertumbuhan tumbuhan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn