IPS

Preventif dan Represif: Pengertian, Tujuan dan Contoh

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Preventif dan Represif

Pengendalian sosial sangat diperlukan dalam lingkungan hidup masyarakat dalam berbagai hal yang merugikan. Dua cara pengendalian sosial yang paling sering ditemukan adalah preventif dan represif. Dua hal ini memiliki metode dan caranya masing-masing dalam pengendalian sosial.

Preventif adalah sebuah pengendalian pada lingkungan sebelum adanya kejadian yang tidak diinginkan. Walaupun kejadian buruk tersebut belum terjadi, preventif akan mencegah kejadian tersebut melalui sosialisasi, penyuluhan, dan pemberitahuan konsekuensi.

Sadar ataupun tidak sadar, manusia sering menerapkan tindakan preventif pada kehidupannya guna mencegah kejadian-kejadian buruk. Tindakan preventif dilakukan karena adanya kesadaran diri dan adanya informasi mengenai efek yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.

Dengan adanya tindakan preventif, antisipasi terhadap kejadian buruk dapat diterapkan. Tindakan preventif tidak terikat pada faktor apapun, dapat dilakukan secara individu atau kelompok, serta keterkaitan kepentingan. Hal ini disebabkan karena tindakan preventif sendiri merupakan hal yang positif.

Tindakan preventif cenderung lebih tidak memerlukan biaya karena dilakukan sebelum terjadinya kejadian. Beberapa bilang ilmu yang sering menggunakan kata preventif adalah bidang sosial dan kesehatan.

Berbeda dengan preventif, represif dilakukan setelah terjadinya kejadian buruk dan tidak ingin terulang kembali. Tindakan represif umumnya berbentuk dalam sebuah upaya melalui konsekuensi bagi para pelaku. Akibatnya, masyarakat pun sadar akan kejadian buruk tersebut dan tidak ingin untuk terjadi lagi.

Tindakan represif dapat dilakukan secara formal maupun informal. Tindakan represif dapat dilakukan dalam 2 cara berbeda, yaitu :

Persuasif adalah salah satu jenis represif yang dilakukan dengan cara yang halus. Persuasif dapat termasuk himbauan, bujukan, atau arahan yang menyebabkan individu atau masyarakat dapat mematuhi aturan yang diinginkan. Kondisi persuasif dapat dilakukan saat ada sosialisasi dan pengarahan dengan topik tertentu.

  • Koersif

Koersif adalah sebuah bentuk pengendalian sosial represif dengan sifat yang keras dan tegas. Tindakan koersif melibatkan hukuman, sanksi, dan cara kekerasan lainnya. Kondisi koersif umumnya dilakukan setelah tindakan persuasif tidak berhasil dan kejadian buruk masih terjadi.

Tujuan Preventif dan Represif

Walaupun memiliki arti dan cara penyampaian yang berbeda, preventif dan represif memiliki dasar tujuan yang sama. Keduanya sama-sama tergolong dalam tindakan pengendalian sosial dalam berbagai aspek. Beberapa tujuan preventif dan represif adalah :

  • Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
  • Menciptakan dan menegakkan hukum di masyarakat
  • Menanamkan rasa malu akibat melanggar norma atau hukum pada masyarakat
  • Mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal buruk dalam lingkungan masyarakat.
  • Menciptakan keserasian dan kenyamanan untuk tinggal dalam masyarakat.

Contoh Preventif dan Represif

Contoh tindakan preventif yang dapat ditemukan dalam lingkungan sehari-hari adalah :

  • Membersihkan gigi secara teratur guna mengurangi sisa-sisa makanan pada gigi yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.
  • Membatasi penggunaan gadget pada anak kecil agar tidak kecanduan dan menyebabkan gangguan pada mata
  • Tindakan pencegahan penggunaan NAPZA melalui kegiatan penyuluhan, aktivitas bermanfaat, dan lainnya.
  • Melakukan kerja bakti membersihkan selokan dan pembuangan sampah agar tidak terjadi banjir.
  • Melakukan vaksinasi agar terhindari dari penyakit-penyakit berbahaya yang tidak diinginkan.
  • Berkendara dengan hati-hati dan mematuhi rambu lalu lintas agar terhindari dari kecelakaan.

Contoh tindakan represif dalam bentuk persuasif dan koersif adalah sebagai berikut, yaitu :

  • Persuasif, contohnya :
    • Arahan dan himbauan agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan melalui internet, spanduk, atau iklan televisi.
    • Nasihat guru kepada muridnya untuk belajar dengan giat dan mengerjakan tugas agar dapat mengerjakan ujian dengan baik.
    • Himbauan dan nasihat dari dokter gigi kepada pasiennya untuk rajin membersihkan gigi.
  • Koersif, contohnya :
    • Surat tilang dikeluarkan oleh polisi lalu lintas kepada pengendara yang melanggar aturan.
    • Pedagang kaki lima tertangkap oleh satpol PP akibat berjualan di lokasi yang dilarang.
    • Murid menerima hukuman dari guru akibat tidak mengerjakan tugas dengan sesuai.
    • Karyawan yang mendapatkan surat peringatan ataupun pemecatan akibat melakukan pelanggaran di tempat kerja.

Perbedaan Pengendalian Preventif dan Represif

Beberapa perbedaan mencolok yang dapat ditemukan dari tindakan preventif dan represif adalah :

  • Tujuan

Walaupun keduanya sama-sama tergolong dalam pengendalian sosial, preventif dan represif memiliki langkah pengendalian yang berbeda. Pengendalian preventif dilakukan sebagai pencegahan kejadian sedangkan represif dilakukan sebagai penindakan kejadian.

  • Penerapan

Tindakan preventif dilakukan sebelum terjadinya kegiatan, sedangkan tindakan represif dilakukan setelah terjadinya kegiatan. Kedua tindakan ini dapat diterapkan pada kejadian yang sama dengan urutan tindakan sesuai waktu adalah preventif, kejadian, dan represif.

  • Efek yang Ditimbulkan

Pengendalian preventif memiliki efek pencegahan di masyarakat. Kedepannya, masyarakat akan lebih berhati-hati dan memiliki batasan yang jelas dalam berperilaku atau bertindak.

Konsep ini jelas berbeda dengan pengendalian represif yang bekerja dengan menimbulkan efek jera pada pelaku agar tidak melakukan atau menyebabkan kejadian yang sama kembali.

  • Sisi Negatif

Tindakan preventif dan represif memiliki kekurangannya masing-masing yang tidak dapat dicegah. Tindakan preventif dapat menyebabkan keterbatasan masyarakat dalam berperilaku dan berekspresi, sedangkan tindakan represif dapat menimbulkan rasa ketakutan dan dendam pada masyarakat akibat adanya sanksi.

Tindakan preventif dan represif perlu dilakukan dengan cara yang sesuai dengan adat setempat agar mengurangi kemungkinan kemunculan efek negatif atas. Penyampaian yang sesuai juga dapat mengurangi adanya kejadian atau masalah baru yang lebih buruk di kemudian hari.