Daftar isi
Pengendalian sosial sangat diperlukan dalam lingkungan hidup masyarakat dalam berbagai hal yang merugikan. Dua cara pengendalian sosial yang paling sering ditemukan adalah preventif dan represif. Dua hal ini memiliki metode dan caranya masing-masing dalam pengendalian sosial.
Preventif adalah sebuah pengendalian pada lingkungan sebelum adanya kejadian yang tidak diinginkan. Walaupun kejadian buruk tersebut belum terjadi, preventif akan mencegah kejadian tersebut melalui sosialisasi, penyuluhan, dan pemberitahuan konsekuensi.
Sadar ataupun tidak sadar, manusia sering menerapkan tindakan preventif pada kehidupannya guna mencegah kejadian-kejadian buruk. Tindakan preventif dilakukan karena adanya kesadaran diri dan adanya informasi mengenai efek yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.
Dengan adanya tindakan preventif, antisipasi terhadap kejadian buruk dapat diterapkan. Tindakan preventif tidak terikat pada faktor apapun, dapat dilakukan secara individu atau kelompok, serta keterkaitan kepentingan. Hal ini disebabkan karena tindakan preventif sendiri merupakan hal yang positif.
Tindakan preventif cenderung lebih tidak memerlukan biaya karena dilakukan sebelum terjadinya kejadian. Beberapa bilang ilmu yang sering menggunakan kata preventif adalah bidang sosial dan kesehatan.
Berbeda dengan preventif, represif dilakukan setelah terjadinya kejadian buruk dan tidak ingin terulang kembali. Tindakan represif umumnya berbentuk dalam sebuah upaya melalui konsekuensi bagi para pelaku. Akibatnya, masyarakat pun sadar akan kejadian buruk tersebut dan tidak ingin untuk terjadi lagi.
Tindakan represif dapat dilakukan secara formal maupun informal. Tindakan represif dapat dilakukan dalam 2 cara berbeda, yaitu :
Persuasif adalah salah satu jenis represif yang dilakukan dengan cara yang halus. Persuasif dapat termasuk himbauan, bujukan, atau arahan yang menyebabkan individu atau masyarakat dapat mematuhi aturan yang diinginkan. Kondisi persuasif dapat dilakukan saat ada sosialisasi dan pengarahan dengan topik tertentu.
Koersif adalah sebuah bentuk pengendalian sosial represif dengan sifat yang keras dan tegas. Tindakan koersif melibatkan hukuman, sanksi, dan cara kekerasan lainnya. Kondisi koersif umumnya dilakukan setelah tindakan persuasif tidak berhasil dan kejadian buruk masih terjadi.
Walaupun memiliki arti dan cara penyampaian yang berbeda, preventif dan represif memiliki dasar tujuan yang sama. Keduanya sama-sama tergolong dalam tindakan pengendalian sosial dalam berbagai aspek. Beberapa tujuan preventif dan represif adalah :
Contoh tindakan preventif yang dapat ditemukan dalam lingkungan sehari-hari adalah :
Contoh tindakan represif dalam bentuk persuasif dan koersif adalah sebagai berikut, yaitu :
Beberapa perbedaan mencolok yang dapat ditemukan dari tindakan preventif dan represif adalah :
Walaupun keduanya sama-sama tergolong dalam pengendalian sosial, preventif dan represif memiliki langkah pengendalian yang berbeda. Pengendalian preventif dilakukan sebagai pencegahan kejadian sedangkan represif dilakukan sebagai penindakan kejadian.
Tindakan preventif dilakukan sebelum terjadinya kegiatan, sedangkan tindakan represif dilakukan setelah terjadinya kegiatan. Kedua tindakan ini dapat diterapkan pada kejadian yang sama dengan urutan tindakan sesuai waktu adalah preventif, kejadian, dan represif.
Pengendalian preventif memiliki efek pencegahan di masyarakat. Kedepannya, masyarakat akan lebih berhati-hati dan memiliki batasan yang jelas dalam berperilaku atau bertindak.
Konsep ini jelas berbeda dengan pengendalian represif yang bekerja dengan menimbulkan efek jera pada pelaku agar tidak melakukan atau menyebabkan kejadian yang sama kembali.
Tindakan preventif dan represif memiliki kekurangannya masing-masing yang tidak dapat dicegah. Tindakan preventif dapat menyebabkan keterbatasan masyarakat dalam berperilaku dan berekspresi, sedangkan tindakan represif dapat menimbulkan rasa ketakutan dan dendam pada masyarakat akibat adanya sanksi.
Tindakan preventif dan represif perlu dilakukan dengan cara yang sesuai dengan adat setempat agar mengurangi kemungkinan kemunculan efek negatif atas. Penyampaian yang sesuai juga dapat mengurangi adanya kejadian atau masalah baru yang lebih buruk di kemudian hari.