Daftar isi
Kalian pernah nggak sih berpikir bagaimana hujan bisa terjadi? Bagaimana bisa ada air yang turun membasahi bumi mulai dari hujan gerimis hingga hujan lebat? Bukan hanya bertanya – tanya, kita perlu memahami betul bagaimana hujan itu dapat terjadi, karena air yang turun tidak terjadi begitu saja.
Arti hujan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, merupakan hasil dari presipitasi dan endapan cairan maupun zat padat yang terkandung di dalamnya. Ketika terjadi kondensasi, air akan terjatuh dari awan pada permukaan bumi.
Siklus terjadinya hujan berkaitan erat dengan siklus hidrologi atau siklus air yang merupakan rangkaian yang dilalui air melalui atmosfer menuju ke permukaan bumi, kemudian nantinya akan kembali lagi ke atmosfer dan berlanjut terus menerus seperti itu. Berikut kami bahas penjelasan proses terjadinya hujan.
Air hujan dapat terserap masuk ke pori – pori tanah, berbagai celah, hingga bebatuan dan dapat menjadi cadangan sumber energi air atau minum di bumi. Dengan adanya pohon, struktur tanah akan menjadi kuat, sehingga turunnya hujan tidak akan mengalir begitu saja, melainkan terserap dan tersimpan.
Adapun beberapa proses terjadinya hujan antara lain evaporasi, kondensasi, adveksi, dan juga presipitasi. Berikut penjelasannya.
Tahap evaporasi ini merupakan tahap di mana air mengalami penguapan. Suhu tinggi yang ada di matahari yang sampai ke bumi dapat menyebabkan seluruh air yang ada di bumi mulai dari air sungai, danau, hingga laut mengalami penguapan dan berubah menjadi butiran atau uap air.
Butiran uap air tersebut akan naik ke atas menuju atmosfer dan menggumpal menjadi awan hingga mencapai titik jenuhnya. Jika suhu udara yang ada di sekitar semakin panas, tingkat air yang menguap ke udara juga akan semakin banyak dan akan menghasilkan hujan yang semakin lebat.
Pernahkah kalian tidak sengaja menumpahkan sedikit air, namun selang beberapa waktu tersebut air yang tumpah menjadi hilang dan kering kembali? Hal tersebut dikarenakan air mengalami penguapan.
Semakin panas suhu dan semakin teriknya matahari, maka proses penguapan akan semakin cepat. Penguapan atau evaporasi inilah yang menjadi awal dari siklus hujan. Panas mataharilah yang berperan dalam penguapan seluruh air yang ada di permukaan bumi.
Tahap kedua adalah kondensasi, yakni uap air yang dihasilkan dari proses penguapan tersebut naik ke atmosfer dan mengalami pengembunan atau kondensasi. Pada tahap ini, uap air berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan sangat kecil.
Partikel tersebut akan saling berdekatan satu sama lain dan membentuk sebuah gumpalan berwarna putih yang kita kenal dengan awan. Partikel – partikel kecil yang saling berdekatan dan membentuk awan dinamakan dengan koalesensi.
Sebenarnya pada tahap kondensasi partikel es dengan jari – jari 5-20 mm jatuh dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/s. Namun, kecepatan aliran udara lebih tinggi dibanding kecepatan jatuhnya. Oleh karena itu, partikel tertahan dan tidak langsung jatuh ke bumi.
Perubahan bentuk dari uap air menjadi partikel es merupakan pengaruh dari perbedaan suhu pada ketinggian. Jika keberadaan awan yang terbentuk semakin tinggi, maka suhu yang dihasilkan semakin dingin.
Di sini kita perlu mengetahui bahwa tidak semua air yang ada di permukaan bumi akan berubah menjadi awan. Melainkan, dapat juga mengembun di sekitar tanah atau bahkan menjadi kabut.
Tahap adveksi terjadi ketika proses pergerakan air berjalan secara horizontal yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara.
Proses inilah yang nantinya mendorong pergerakan air baik yang berbentuk padat, cair, maupun uap dari tempat satu ke tempat lain. Proses inilah yang menyebabkan penguapan air laut dapat menjadi hujan pada wilayah daratan atau di atas tanah.
Tahap presipitasi merupakan tahap di mana butiran atau partikel es yang membentuk awan akan turun menjadi rintik hujan pada permukaan bumi. Awan yang terbendung di suatu wilayah akan terbawa ke wilayah lain dan menyebabkan hujan. Secara singkat, tempat jatuhnya air hujan akan berbeda dengan tempat pembentukannya.
Ukuran hujan bervariasi disebabkan oleh lokasi di mana hujan turun. Biasanya gerimis akan turun dari awan yang letaknya dangkal. Begitu sebaliknya, hujan teras berasal dari awan yang letaknya menengah atau tinggi.
Terdapat beberapa jenis hujan yang mungkin pernah kita alami di wilayah kita. Beberapa jenis hujan antara lain sebagai berikut.
Hujan ini terjadi karena adanya perbedaan panas yang terjadi antara lapisan udara dan juga permukaan tanah. Udara akan menjadi dingin jika uap air naik ke atmosfer semakin tinggi. uap air yang semakin tinggi naik ke atmosfer akan membentuk awan cumolonimbus dan menjadi hujan.
Faktanya, hujan ini tidak terjadi pada semua wilayah. Tetapi, hanya pada wilayah kecil saja. Oleh karenanya, kita dapat melihat pada daerah tertentu yang mengalami hujan deras, namun di sekitarnya tidak terjadi hujan.
Hujan relief merupakan hujan yang sering terjadi pada wilayah perbukitan atau pegunungan yang disebabkan karena adanya angin yang mendorong awan menuju ke arah pegunungan atau perbukitan.
Udara yang ada di bukit akan menjadi lebih dingin dan mencapai kelembapan atau titik jenuh sehingga terjadi pengembunan dan turunnya awan menjadi tetesan yang membasahi permukaan bumi.
Hujan ini terjadi ketika udara dingin dan hangat bertemu dan menjadi satu. Hujan yang terkena udara panas akan terus naik hingga menuju atmosfer dengan udara dingin di sekitarnya. Kemudian udara dingin tersebut berubah menjadi awan stratus dan akan menjadi hujan yang biasanya disertai dengan kilat dan petir.
Hujan muson disebabkan oleh angin muson yang terjadi di antara musim kemarau dan musim hujan. Hembusan angin muson berasal dari benua Asia menuju Australia disertai dengan perubahan musim. Angin yang melewati semudera luas ini akan mengandung lebih banyak uap air dan biasanya turun pada wilayah India, Asia Tenggara, maupun wilayah di sekitarnya.