Daftar isi
Bagi kita masyarakat Indonesia tentu sudah sering mendengar tentang negara kita yang mendapat julukan sebagai negara agraris. Namun apakah kamu sudah memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan negara agraris itu? Jika belum, perhatikan penjelasannya berikut ini.
Apa yang dimaksud Negara Agraris?
Agraris diambil dari kata agraria yakni sektor pertanian. Sehingga dapat dikatakan negara agraris adalah negara yang masyarakatnya mengandalkan bidang pertanian mereka. Dengan kata lain sebagian penduduk di negara agraris memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Bidang pertanian dalam negara agraris bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan pangan per individu saja melainkan turut menyumbang ekonomi negara. Biasanya negara agraris akan menggantikan salah satu hasil pertaniannya sebagai penunjang ekonomi negara.
Sumber Pertanian Negara
Berdasarkan para ahli beberapa sumber daya alam juga bisa menjadi sumber agraria atau pertanian dari sebuah negara. Sumber agraria diantaranya adalah sebagai berikut:
- Tanah
Sektor pertanian tentu sangat mengandalkan keberadaan tanah sebab hal tersebut adalah media utama untuk menanam tanaman mereka. Disamping dibutuhkan dalam pertanian, tanah juga dibutuhkan dalam peternakan untuk menanam rumput sebagai pakan binatang ternak mereka.
- Perairan
Tentu saja air sangat dibutuhkan dalam segala bidang kehidupan termasuk peternakan dan pertanian. Oleh sebab itu negara yang memiliki cukup air ditambah dengan faktor pendukung lainnya maka bisa menjadi negara agraris.
- Hutan
Adanya hutan menandakan bahwa negara tersebut memiliki tanah dan sumber daya alam yang subur. Hutan yang dimaksud adalah segala kesatuan flora dan fauna yang tidak termasuk dalam sektor pertanian.
Negara agraris juga dapat mengandalkan dari sektor pertambangannya seperti minyak, gas, emas, bijih besi, timah, intan, batu-batu mulia, fosfat, pasir, batu, dan lain sebagainya.
- Udara
Udara termasuk kedalam sumber agraria dimana kualitas udara yang baik maka akan menghasilkan suasana yang nyaman dan menjaga kesehatan warga di sekitarnya.
Karakteristik Negara Agraris
Negara agraris memiliki ciri-ciri atau karakteristik sendiri yang berbeda dengan yang bukan negara agraris. Karakteristik negara agraris dapat terlihat dari hal-hal berikut ini:
- Produsen Berbagai Jenis Pertanian
Ciri pertama dan yang utama dari sebuah negara agraris adalah bangsa tersebut mampu menghasilkan lebih dari satu jenis hasil pertanian. Hasil pertanian yang didapatkan pun dalam jumlah yang relatif besar sehingga mampu untuk mengekspor hasil tersebut ke berbagai negara lainnya.
- Sebagian Besar Penduduknya Petani
Ciri utama lain dari sebuah negara agraris adalah warga negaranya mayoritas bekerja sebagai petani. Hal ini berkaitan dengan poin pertama yakni negara agraris menghasilkan banyak hasil pertanian yang artinya semakin besar hasilnya makan akan semakin banyak membutuhkan sumber daya manusia untuk membantu mengelola agrarianya.
- Lahan yang Luas dan Subur
Sektor agraria tentu sangat bergantung pada tanah atau lahan yang luas dan juga subur. Semakin luas tanah yang dimiliki maka semakin banyak tanaman pertanian yang dihasilkan. Selain itu semakin subur tanah maka akan memudahkan petani dalam mengelola ladang dan hasilnya pun akan semakin berkualitas.
Oleh sebab itu negara agraris pada umumnya adalah negara-negara yang besar dan luas.
- Air yang Berlimpah dan Berkualitas
Meski sebagian besar dari permukaan bumi adalah wilaya perairan namun tidak semua negara memiliki air yang cukup bahkan ada yang terus mengalami kekeringan. Negara yang mendapatkan air pun belum tentu memiliki air yang berkualitas. Sedangkan untuk menjadi negara agraris harus memiliki air yang berlimpah serta berkualitas.
Hal tersebut karena tentunya tanaman memerlukan air yang baik agar hasilnya pun berlimpah. Sebab air yang berkualitas buruk atau tercemar dapat membuat tanaman tersebut mati dan merusak tanah.
- Memiliki Ketahanan Pangan
Sektor pertanian berkaitan erat dengan bahan-bahan pangan yang dibutuhkan oleh manusia. Sebagaimana negara agraris mampu menghasilkan bahan-bahan pangan tersebut artinya tidak memerlukan impor dari negara lain karena sudah menghasilkannya sendiri. Negara agraris sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan warga negaranya sendiri dan bahkan memasok kebutuhan pangan negara lain.
Keuntungan Menjadi Negara Agraris
Menjadi negara agraris tidak bisa dimiliki oleh semua negara di dunia karena sangat bergantung pada kondisi alamnya. Menjadi negara agraris juga memiliki keuntungan atau keunggulan seeti di bawah ini.
- Negara agraris sangat diuntungkan dengan hasil pertaniannya untuk menunjang ekonomi. Negara-negara lain yang tidak mampu menghasilkan bahan pangannya sendiri tentu akan bergantung pada negara agraris. Hal tersebut tentu akan menambah pendapatan negara serta menjalin hubungan baik dengan bangsa lain.
- Mampu menghasilkan bahan pangan sendiri dan tidak perlu bergantung dengan negara lain.
- Menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor pertanian dan peternakan. Kedua sektor ini membutuhkan banyak sumber daya manusia.
- Masyarakatnya berkontribusi secara langsung dalam mensejahterakan penduduk lainnya.
- Mencintai produk dalam negeri karena bahan pangan yang dibutuhkan setiap hari berasal dari negara sendiri. Sehingga secara tidak langsung membuktikan bahwa produk dalam negeri sama bagusnya dengan produk luar negeri.
- Sangat kecil kemungkinan negara agraris mengalami krisis pangan mengingat sumber daya alam yang dimilikinya sudah cukup untuk menghasilkan bahan pangan.
Contoh Negara Agraris
Saat ini ada 195 negara yang diakui secara internasional. Dari negara-negara tersebut tidak semuanya merupakan negara agraris melainkan hanya beberapa saja. Berikut ini adalah contoh negara-negara agraris dari seluruh dunia.
Indonesia
Negara yang sudah tersohor ke berbagai penjuru dunia sebagai negara agraris adalah negara kita sendiri yakni Republik Indonesia. Bangsa kita sudah sejak lama dikenal mampu menghasilkan berbagai hasil pertanian yang berlimpah. Hal tersebut tak lepas dari citra negara kita yang memiliki tanah subur dan kaya akan sumber daya alamnya.
Berdasarkan data dari Asian Development Bank, Indonesia memiliki 55 juta hektar lahan pertanian. Sementara itu Badan Pusat Statistik mencatat sebanyak 33,4 juta penduduk Indonesia merupakan petani. Adapun hasil unggulan dari sektor agraria bangsa kita adalah kopi, udang, kakao, karet, tembakau, tebu, dan kelapa sawit. Hasil pertanian ini juga diekspor ke luar negeri seperti ke China hingga ke Amerika Serikat.
Australia
Negara sekaligus benua ini juga memiliki sumber daya alam yang mendukung untuk sektor pertanian dan peternakan sehingga dapat dikatakan sebagai negara agraris. Sebesar 61 persen dari total daratan di Australia adalah lahan agricultural. Sepanjang tahun 2018-2019 setidaknya ada 89.400 bisnis yang bergerak di bidang pertanian.
Sektor pertanian Australia justru meningkat semasa pandemi covid-19. Hasil utama dari pertanian Australia antara lain barley, oat, sorgum, jagung, beras, minyak sayur, tebu, kapas, buah-buahan, anggur, dan tembakau. Sementara itu dari sektor peternakan Australia ada susu dan daging.
China
Negara di Asia Timur ini merupakan salah satu negara agraris dengan memiliki lahan pertanian seluas 1.385.905 km persegi. Sebagian besar penduduk China yakni 60 persen atau sekitar 700 juta penduduk pada dekade lalu.
Produk utama dari peranian di China adalah beras, gandum, serat, minyak, kentang, tomat, sorgum, kapas dan biji-bijian. China juga menjadi memenuhi kebutuhan bawang putih dunia.
Brazil
Negara paling timur dari Amerika Serikat ini mempunyai 46 juta hektar lahan pertanian. Negara ini pun berhasil mengelola lahan tersebut dengan menghasilkan beberapa produk pertanian seperti kopi, gula, kedelai, ubi kayu, beras, jagung, kapas, kacang, beras.Brazil juga menghasilkan 20 miliar liter susu per tahun dan merupakan yang terbesar ke 6 di dunia.
Sebanyak 85 persen usaha di Brazil bahkan bergerak di bidang agrikultur.
Amerika Serikat
Amerika Serikat tak hanya menjadi negara adidaya yang maju dalam bidang teknologi tetapi juga bidang pertaniannya. Amerika Serikat termasuk negara agraris karena memiliki ladang pertanian seluas 897 juta hektar yang dikelola oleh sebanyak 2,2 juta petani.
Produk andalan negeri Paman Sam dari sektor pertanian adalah jagung, kedelai, produk susu, aneka tanaman, ayam pedaging, babi, gandum, dan telur ayam.
Jepang
Bersama dengan China, Jepang menjadi negara agraris yang ada di Asia bagian Timur. Jepang memiliki lahan pertanian seluas 100 ribu hektar dengan produk utamanya yaitu beras, kedelai, gandum, barley, berbagai macam buah dan sayuran, daging sapi dan produknya. Sayangnya saat ini jumlah petani di negeri sakura ini sudah menurun drastis. Sebanyak 65 persen dari petani adalah mereka yang berusia lanjut.
India
Negara yang kaya akan keragaman budaya ini juga merupakan negara agraris karena memiliki lahan pertanian seluas 1.451.810 km persegi. Sementara itu jumrah sebanyak 40 persen penduduk di India menggantungkan kehidupannya pada sektor agricultural.
Hasil utama dari pertanian India adalah susu, kacang-kacangan, beras, gandum, tebu, rempah-rempah, ikan, unggas, ternak dan tanaman perkebunan lainnya.
Rwanda
Rwanda adalah negara di Afrika Timur yang mengandalkan sektor pertaniannya. Sebanyak 70 persen penduduknya bermata pencaharian sebagai petani serta total luas lahan pertanian yakni 52 persen dari total seluruh wilayah negaranya.
Hasil utama dari pertanian di Rwanda adalah kopi, piretrum, teh, bunga, kacang-kacangan, pisang, singkong, kentang, beras, gandum, tebu.