Daftar isi
Purposive sampling merupakan sebuah teknik non random sampling yang mana para peneliti melakukan penentuan pengambilan sampel berdasarkan ciri khusus yang cocok dan sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut, agar permasalahan dari penelitian tersebut dapat terjawab.
Terdapat dua kunci utama yang sangat penting antara lain non random sampling dan ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Teknik non random sampling itu sendiri merupakan teknik sampling tanpa adanya kesempatan yang sama untuk tiap – tiap anggota populasi yang menjadi sampel dalam sebuah penelitian. Para peneliti membuat ciri – ciri khusus supaya sampel yang diambil sesuai dengan kriteria yang mendukung penelitian tersebut. Kriteria yang dimaksud dapat berupa kriteria inklusi maupun eksklusi.
Supaya kita dapat mengerti lebih lanjut mengenai purposive sampling, mari kita perhatikan pengertian purposive sampling menurut para ahlinya. Berikut purposive sampling menurut para ahli :
Menurut Arikunto (2006), purposive sampling merupakan sebuah teknik untuk melakukan pengambilan sampel dengan tidak random, namun berdasar dengan sebuah pertimbangan yang menitik fokuskan tujuan tertentu.
Menurut Notoatmodjo (2010), purposive sampling merupakan cara pengambilan sampel atas dasar pertimbangan tertentu misalnya sifat populasi atau ciri yang sebelumnya telah diketahui dan ditentukan.
Menurut Sugiyono (2010), purposive sampling merupakan teknik yang membantu dalam penentuan sampel sebuah penelitian berdasarkan dengan sebuah pertimbangan tertentu yang memiliki tujuan supaya perolehan data menjadi lebih representatif.
Terdapat dua jenis pengambilan sampel antara lain random sampling dan non-random sampling. Berikut penjelasannya!
Teknik ini adalah salah satu teknik pengambilan data yang mana didasarkan pada sebuah pemilihan dengan menggunakan kriteria maupun ciri khusus yang telah ditentukan dalam upaya mendapatkan hasil yang relevan terkait penelitian yang dikerjakan. Beberapa teknik random sampling antara lain :
Teknik non-random sampling digunakan dalam mengambil data berdasarkan pemilihan karakteristik maupun ciri khusus dalam mencari sampel yang relevan agar tujuan dari sebuah penelitian dapat tercapai. Beberapa jenis teknik pengambilan sampel non-random sampling :
Berdasarkan pengertian para ahli atau pakar di atas, kita dapat mengambil poin – poin penting perihal pengertian teknik sampling tersebut serta indikasi terhadap penggunannya.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh statistikian, teknik ini cocok bagi para penelitian yang membutuhkan suatu kriteria – kriteria khusus dalam penelitiannya. Hal tersebut ditujukan agar sampel yang didapatkan nanti dapat mencapai tujuan penelitian, permasalahan penilitian dapat terpecahkan, dan menghasilkan nilai yang representatif.
Purposive sampling memiliki tujuan utama yakni untuk dapat memberikan hasil sampel yang bersifat logis dan keberadaannya dapat mewakili populasi.
Sama halnya dengan teknik pengambilan sampel lainnya, teknik purposive sampling mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut kita simak beberapa kelebihan dan kekurangan dari teknik purposive sampling.
Beberapa kelebihan purposive sampling yang perlu kita ketahui antara lain :
Meskipun purposive sampling memiliki berbagai macam kelebihan atau keunggulan yang menjadi alasan kita menggunakannya, puposive samplingtak luput dari kekurangannya. Berikut kekurangan purposive sampling yang dapat kita pertimbangkan antara lain :
Seorang peneliti harus menjalankan dan melakukan langkah – langkah saat hendak melakukan sebuah penelitian dalam rangka meneruskan tahap atau langkah pengambilan sampel jika ingin menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Berikut langkah – langkah purposive sampling!
Dalam melakukan penelitian dan menentukan sampel dalam teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, ada beberapa syarat yang harus kita perhatikan dengan baik agar penelitian dapat berjalan dengan baik ke depannya. Syarat – syarat dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling antara lain sebagai berikut :
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus purposive sampling di dalam sebuah penelitian eksploratori maupun penelitian kualitatif harus memperhatikan dan mengacu pada rumus perhitungan. Berikut ini merupakan rumus purposive sampling yang perlu kita pahami dan mengerti dalam melakukan pengambilan sampel.
Purposive sampling dapat dilakukan untuk melakukan penelitian pada kehidupan sehari – hari misalnya dalam meneliti kualitas pelayanan atau kinerja karyawan. Berikut contoh – contoh dari purposive sampling antara lain :
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling ini, yang diteliti adalah respon dan kepuasan nasabah dari pelayanan yang diberikan oleh sebuah koperasi. Pada tahun 2020, sebuah koperasi memiliki total 500 nasabah dengan masing – masing terdiri dari, 275 nasabah tabungan, 175 nasabah kredit, dan 50 nasabah deposito.
Adapun beberapa kriteria yang harus dipenuhi dan diperhatikan dalam melakukan penelitian tersebut antara lain nasabah telah menjadi anggota selama 1 tahun, dengan jumlah pengisi 100 orang. Yang mana pengisi kuisioner masing – masing yakni 50 nasabah tabungan, 35 nasabah kredit, dan 15 nasabah deposito.
Jika dilihat dari populasi di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang nasabah.
Penelitian terhadap kinerja karyawan memiliki kriteria pengambilan sampel antara lain sampel merupakan seluruh karyawan tetap, mengisi keperluan kuisioner penelitian, dan sudah bekerja selama 3 tahun di perusahaan tersebut.
Dari kriteria tersebut kemudian didapatkan sampel karyawan yang sesuai dengan kriteria tersebut, karyawan tetap berjumlah 100 orang, karyawan yang mengisi kuisioner penelitian 81 orang, dan karyawan yang sudah bekerja selama 3 tahun di perusahaan tersebut selama 3 tahun berjumlah 33 orang.
Berdasarkan kriteria – kriteria yang sudah disebutkan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sampel yang berhasil dipeorleh dan layak digunakan dalam penelitian tersebut berjumlah 33 orang karyawan.