Statistika

Purposive Sampling: Pengertian, Tujuan dan Contoh

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Purposive Sampling

Purposive sampling merupakan sebuah teknik non random sampling yang mana para peneliti melakukan penentuan pengambilan sampel berdasarkan ciri khusus yang cocok dan sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut, agar permasalahan dari penelitian tersebut dapat terjawab.

Terdapat dua kunci utama yang sangat penting antara lain non random sampling dan ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Teknik non random sampling itu sendiri merupakan teknik sampling tanpa adanya kesempatan yang sama untuk tiap – tiap anggota populasi yang menjadi sampel dalam sebuah penelitian. Para peneliti membuat ciri – ciri khusus supaya sampel yang diambil sesuai dengan kriteria yang mendukung penelitian tersebut. Kriteria yang dimaksud dapat berupa kriteria inklusi maupun eksklusi.

Pengertian Purposive Sampling Menurut Para Ahli

Supaya kita dapat mengerti lebih lanjut mengenai purposive sampling, mari kita perhatikan pengertian purposive sampling menurut para ahlinya. Berikut purposive sampling menurut para ahli :

  • Pengertian Purposive Sampling Menurut Arikunto (2006)

Menurut Arikunto (2006), purposive sampling merupakan sebuah teknik untuk melakukan pengambilan sampel dengan tidak random, namun berdasar dengan sebuah pertimbangan yang menitik fokuskan tujuan tertentu.

  • Pengertian Purposive Sampling Menurut Notoatmodjo (2010)

Menurut Notoatmodjo (2010), purposive sampling merupakan cara pengambilan sampel atas dasar pertimbangan tertentu misalnya sifat populasi atau ciri yang sebelumnya telah diketahui dan ditentukan.

  • Pengertian Purposive Sampling Menurut Sugiyono (2010)

Menurut Sugiyono (2010), purposive sampling merupakan teknik yang membantu dalam penentuan sampel sebuah penelitian berdasarkan dengan sebuah pertimbangan tertentu yang memiliki tujuan supaya perolehan data menjadi lebih representatif.

Teknik Pengambilan Sampel

Terdapat dua jenis pengambilan sampel antara lain random sampling dan non-random sampling. Berikut penjelasannya!

  • Teknik Random Sampling

Teknik ini adalah salah satu teknik pengambilan data yang mana didasarkan pada sebuah pemilihan dengan menggunakan kriteria maupun ciri khusus yang telah ditentukan dalam upaya mendapatkan hasil yang relevan terkait penelitian yang dikerjakan. Beberapa teknik random sampling antara lain :

  1. Random Sampling. Teknik ini memiliki kesempatan dan kemungkinan pada setiap populasi untuk dipilih sebagai sampel.
  2. Stratified Random Sampling. Teknik ini membagi populasi dalam berbagai kelompok, yang mana sampel tersebut didapatkan dari masing – masing kelompok yang telah dibagi sebagai perwakilan dari kelompok.
  3. Systematic Sampling. Teknik ini memilih sampel dari urutan nilai interval berdasarkan jarak tertentu.
  4. Clustered Sampling. Teknik ini terbagi dalam kelompok – kelompok tertentu, yang mana dalam pemilihan sampel, dipilih bukan berdasarkan individu melainkan perkelompok.
  • Teknik Non-Random Sampling

Teknik non-random sampling digunakan dalam mengambil data berdasarkan pemilihan karakteristik maupun ciri khusus dalam mencari sampel yang relevan agar tujuan dari sebuah penelitian dapat tercapai. Beberapa jenis teknik pengambilan sampel non-random sampling :

  1. Quota Sampling.  Merupakan teknik yang mengambil sampel berdasarkan jumlahnya.
  2. Purposive Sampling. Teknik ini menekankan pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan karakteristik maupun ciri khusus.
  3. Accidental Sampling. Teknik ini mengambil sampel dari siapapun yang dijumpai atau siapapun yang sedang berada di dekat peneliti.

Tujuan Purposive Sampling

Berdasarkan pengertian para ahli atau pakar di atas, kita dapat mengambil poin – poin penting perihal pengertian teknik sampling tersebut serta indikasi terhadap penggunannya.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh statistikian, teknik ini cocok bagi para penelitian yang membutuhkan suatu kriteria – kriteria khusus dalam penelitiannya. Hal tersebut ditujukan agar sampel yang didapatkan nanti dapat mencapai tujuan penelitian, permasalahan penilitian dapat terpecahkan, dan menghasilkan nilai yang representatif.

Purposive sampling memiliki tujuan utama yakni untuk dapat memberikan hasil sampel yang bersifat logis dan keberadaannya dapat mewakili populasi.

Kelebihan dan Kekurangan

Sama halnya dengan teknik pengambilan sampel lainnya, teknik purposive sampling mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut kita simak beberapa kelebihan dan kekurangan dari teknik purposive sampling.

  • Kelebihan Purposive Sampling

Beberapa kelebihan purposive sampling yang perlu kita ketahui antara lain :

  1. Dalam menggunakan purposive sampling, tujuan penelitian kita akan dapat tercapai dengan mudah terutama mengingat sampel yang kita dapatkan sesuai dengan kebutuhan sebuah penelitian.
  2. Teknik purposive sampling merupakan proses yang cukup efisien.
  3. Dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dapat mengeksplorasi dan memprediksi situasi yang sifatnya antropologis secara efektif, yang mana bertujuan agar penelitian mendapatkan banyak manfaat melalui pendekatan yang sifatnya intuitif.
  4. Purposive sampling merupakan satu – satunya teknik yang tepat jika digunakan bersama sumber data primer. Oleh karena itu, dapat memberi sebuah kontribusi terkait penelitian dengan data ataupun populasi yang terbatas.
  5. Metode purposive sampling ini sangat mudah dilakukan oleh para peneliti.
  • Kekurangan Purposive Sampling

Meskipun purposive sampling memiliki berbagai macam kelebihan atau keunggulan yang menjadi alasan kita menggunakannya, puposive samplingtak luput dari kekurangannya. Berikut kekurangan purposive sampling yang dapat kita pertimbangkan antara lain :

  1. Tidak ada jaminan mengenai representasi jumlah sampel yang ada dalam purposive sampling yang diambil dari sebuah populasi penelitian.
  2. Pada sebuah simpulan yang memiliki sifat statistik, purposive sampling tidak dapat digneralisasi.
  3. Teknik ini tidak termasuk ke dalam teknik random sampling.
  4. Biasanya teknik ini kurang dikenali oleh orang di dalam studi – studi tertentu, misalnya saja pada studi yang berkaitan dengan bisnis.
  5. Jika menggunakan teknik purposive sampling, hasil penelitian kurang mampu untuk digeneralisasi.
  6. Penelitian dengan menggunakan purposive sampling, yang mana berasal dari penelitian peneliti memiliki potensi rentan terjadi kesalahan.

Langkah – Langkah Purposive Sampling

Seorang peneliti harus menjalankan dan melakukan langkah – langkah saat hendak melakukan sebuah penelitian dalam rangka meneruskan tahap atau langkah pengambilan sampel jika ingin menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Berikut langkah – langkah purposive sampling!

  1. Langkah pertama yang harus dilakukan seorang peneliti adalah menentukan dan juga menetapkan tujuan dari sebuah penelitian yang hendak dilakukannya.
  2. Kemudian, setelah mengerti dan menentukan tujuan dari penelitian yang hendak dilakukan, para peneliti hendaknya menentukan kriteria – kriteria apa saja yang kiranya mendukung tujuan penelitian untuk dapat dicapai. Kriteria – kriteria yang ditetapkan tersebut baiknya dibuat secara spesifik, dengan maksud supaya tidak terjadi kebingungan, keambiguan, maupun hal – hal lain yang sifatnya umum dalam sebuah populasi.
  3. Langkah yang ketiga adalah menentukan populasi yang sesuai berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan dalam melakukan penelitian tersebut.
  4. Langkah yang terakhir adalah menyiapkan dan menyelesaikan pengumpulan sampel penelitian yang layak dan memenuhi kriteria – kriteria yang sudah ditetapkan dan diharapkan dari penelitian tersebut.

Syarat Purposive Sampling

Dalam melakukan penelitian dan menentukan sampel dalam teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, ada beberapa syarat yang harus kita perhatikan dengan baik agar penelitian dapat berjalan dengan baik ke depannya. Syarat – syarat dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling antara lain sebagai berikut :

  • Menentukan karakteristik sebuah populasi dengan cermat, teliti, dan penuh kehati – hatian di dalam suatu penelitian dengan kata lain anggota populasi yang ditentukan telah memenuhi kriteria – kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan para peneliti.
  • Pengambilan sampel dilakukan dengan mengacu pada ciri – ciri, karakteristik, maupun sifat – sifat spesifik yang mana didasarkan pada sebuah pokok di dalam suatu populasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut.
  • Dengan menentukan dan mempertimbangkan suatu hal berdasarkan latar belakang yang diinginkan dan dikehendaki oleh para peneliti, peneliti dapat memilih dan menentukan sampel berdasarkan dengan individu, kelompok, hingga wilayah.
  • Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil dari subjek yang benar – benar termasuk dalam ciri – ciri terbanyak dari suatu populasi atau dengan kata lain paling dominan.

Rumus Purposive Sampling

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus purposive sampling di dalam sebuah penelitian eksploratori maupun penelitian kualitatif harus memperhatikan dan mengacu pada rumus perhitungan. Berikut ini merupakan rumus purposive sampling yang perlu kita pahami dan mengerti dalam melakukan pengambilan sampel.

  1. Rumus pertama purposive sampling yakni dalam melakukan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling ini memilih dan menentukan sampel yang paling banyak akan menjadikan hasil yang didapatkan akan semakin baik.
  2. Yang kedua adalah ukuran dan banyaknya jumlah sampel tergantung pada sebuah alasan yang digunakan dan ditentukan oleh para peneliti dalam melakukan penelitiannya, apakah sudah sesuai atau belum dengan kriteria, ciri – ciri, atau alasan lainnya.
  3. Rumus yang terakhir adalah adanya karakteristik yang tepat dan sesuai dengan latar belakang dari sampel yang ada pada sebuah populasi penelitian tersebut.

Contoh Purposive Sampling

Purposive sampling dapat dilakukan untuk melakukan penelitian pada kehidupan sehari – hari misalnya dalam meneliti kualitas pelayanan atau kinerja karyawan. Berikut contoh – contoh dari purposive sampling antara lain :

  • Penelitian pada Kepuasan Nasabah terhadap Kualitas Pelayanan Sebuah Koperasi

Pada penelitian yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling ini, yang diteliti adalah respon dan kepuasan nasabah dari pelayanan yang diberikan oleh sebuah koperasi. Pada tahun 2020, sebuah koperasi memiliki total 500 nasabah dengan masing – masing terdiri dari, 275 nasabah tabungan, 175 nasabah kredit, dan 50 nasabah deposito.

Adapun beberapa kriteria yang harus dipenuhi dan diperhatikan dalam melakukan penelitian tersebut antara lain nasabah telah menjadi anggota selama 1 tahun, dengan jumlah pengisi 100 orang. Yang mana pengisi kuisioner masing – masing yakni 50 nasabah tabungan, 35 nasabah kredit, dan 15 nasabah deposito.

Jika dilihat dari populasi di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang nasabah.

  • Penelitian Kinerja Karyawan pada Suatu Perusahaan

Penelitian terhadap kinerja karyawan memiliki kriteria pengambilan sampel antara lain sampel merupakan seluruh karyawan tetap, mengisi keperluan kuisioner penelitian, dan sudah bekerja selama 3 tahun di perusahaan tersebut.

Dari kriteria tersebut kemudian didapatkan sampel karyawan yang sesuai dengan kriteria tersebut, karyawan tetap berjumlah 100 orang, karyawan yang mengisi kuisioner penelitian 81 orang, dan karyawan yang sudah bekerja selama 3 tahun di perusahaan tersebut selama 3 tahun berjumlah 33 orang.

Berdasarkan kriteria – kriteria yang sudah disebutkan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sampel yang berhasil dipeorleh dan layak digunakan dalam penelitian tersebut berjumlah 33 orang karyawan.