Ekonomi

Resesi: Pengertian – Dampak dan Cara Mengatasinya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kali ini kita akan membahas mengenai resesi, berikut pembahasannya.

Pengertian Resesi

Pengertian Resesi Secara Umum

Resesi diartikan sebagai periode penurunan aktivitas ekonomi selama dua kurtal berturut turut (enam bulan berturut-turut).

Pengertian Resesi Menurut Para Ahli

  • Kamus Lexio
    Periode penurunan aktivitas ekonomi yang ditandai dengan berkurangnya aktivitas perdagangan dan industri. Resesi umumnya ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dalam enam bulan berturut – turut  (dua kuartal berturut-turut).
  • Kamus Cambridge
    Masa dimana perekonomian suatu negara tidak berjalan dengan baik yang ditandai dengan produksi industri yang berkurang serta banyaknya fenomena pengangguran.
  • Dana Moneter Internasional (IMF)
    Penurunan hasil Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut -turut (enam bulan berturut – turut) dalam suatu negara disertai dengan angka inflasi yang menurun atau meningkat secara tajam.
  • Kose and Terrones (2015)
    Penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) riil yang disertai dengan penurunan aktivitas ekonomi lainnya secara luas.
  • Abberger dan Wolfgang Nierhaus (2008)
    Penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal (enam bulan) berturut turut.

Penyebab Terjadinya Resesi

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya resesi:

  • Negara mengalami krisis keuangan yang hebat.
  • Pergerseran sistem politik dan peperangan dalam atau antara negara.
  • Kondisi sosial ekonomi, seperti wabah penyakit yang menghantam suatu negara hingga mengakibatkan lemahnya peredaran uang di masyarakat.
  • Menetapkan kebijakan moneter atau fiskal yang sangat kotraktif.
  • Beban hutang yang wajib dibayarkan oleh industri atau rumah tangga sehingga mengakibatkan turunnya investasi dan konsumsi.
  • Penurunan permintaan barang dari luar negeri, terutama di negara-negara dengan sektor ekspor yang kuat.
  • Turunnya produksi barang dari sebagian besar pabrik yang sangat drastis karena rendahnya permintaan barang dari masyarakat.

Dampak Resesi

  • Pendapatan negara (khusunya pajak) akan berkurang dari rasio 1 hingga 15 persen dari target APBN (kondisi resesi sedang)
  • Pertumbuhan ekonomi melambat bahkan sampai di zona minus.
  • Daya beli masyarakat turun.
  • Harga barang turun atau naik secara tajam.
  • Penutupan perusahaan atau lapangan pekerjaan akibat dari ketidakmampuan memproduksi barang.
  • Defisit APBN akan semakin luas dari prediksi sebelumnya.

Kondisi Negara Saat Sedang Resesi

  • Pengangguran yang terus meningkat.
  • Investasi dan harga properti  serta ekuitas yang turun hingga 55 persen.
  • Inflasi menukik tajam.
  • Aktivitas ekspor – impor melambat.
  • Ekspor cenderung turun lebih banyak dalam kondisi resesi parah.
  • Konsumsi masyarakat turun hingga 1 persen dalam kondisi resesi parah.

Cara Mengatasi Resesi

  • Pemerintah Pusat dan Daerah wajib mengeluarkan insentif dan relaksasi untuk sektor usaha yang rentan.
  • Jenis relaksasi yang diberikan dapat berupa stimulus fiskal (contoh: relaksasi pajak) dan non fiskal (contoh: penyederhanaan larangan bagi industri ekspor-impor).
  • Pemerintah menerbitkan ketentuan tentang disinsentif bagi Penanaman Modal Asing (PMA) yang melakukan capital outflow dan insentif bagi (PMA) yang melakukan capital inflow.
  • Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang pro-aktif dalam mengatasi naik turunnya kondisi ekonomi selama resesi terjadi.
  • Mengeluarkan kebijakan moneter lanjutan (menurunkan suku bunga, menjual surat utang).
  • Pemerintah wajib mempercepat bantuan tersebut sebelum dunia usaha mati.
  • Masyarakat dapat memprioritaskan penggunaan produk lokal dan mengurangi pemakaian produk impor.