Setelah membahas mengenai rotasi bumi, kali ini kita akan mempelajari revolusi bumi. Berikut pembahasannya.
Bumi merupakan salah satu planet penyusun tata surya. Sama halnya dengan planet yang lain yang berputar pada porosnya, juga melakukan pergerakan mengelilingi Matahari. Pergerakan ini disebut Revolusi Bumi.
Nicolaus Copernicus mengemukakan bahwa:
Bumi berevolusi dari barat ke timur melalui lintasannya yang disebut dengan falak bumi.
Falak bumi berupa lingkaran ellips. Dalam lingkaran ellips ada dua titik ellipsnya, matahari berada di salah satu titik apinya.
Sekiranya posisi kutub bumi tegak lurus atau 90° pada lintasan falaknya, maka tidak akan banyak pengaruh revolusi bumi terhadap bumi itü sendiri.
Tetapi karena keadaan kutub membuat sudut 66°30′ (Jadi sudut bumi kemiringan 23°30′) maka pengaruh revolusi tersebut sulit dihindari.
Revolusi bumi adalah proses perputaran bumi mengelilingi matahari. Perputaran ini akan menghasilkan beberapa fenomena diantaranya adalah gerak semu tahunan matahari, perubahan rasi bintang dan perbedaan lama siang dan malam.
Revolusi bumi ini terjadi karena gravitasi bumi mempertahankan diri terhadap gaya gravitasi matahari yang sangat besar sehingga terjadi pergeseran yang signifikan.
Pergeseran itu adalah pergeseran semu tahunan matahari karena poros bumi selalu menunjuk ke satu arah (ke bintang kutub) dan arah itu membentuk sudut 66 °dengan bidang tempuhan atau peredaran bumi.
Dapat pula dikatakan bidang khatulistiwa bumi membentuk sudut 23° dengan bidang tempuhan atau peredaran bumi.
Karena kedudukan yang demikian itu sinar matahari tidak selalu menyinari permukaan bumi yang sama, tetapi berubah-ubah sesuai dengan kedudukan bumi pada saat itu.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini :
1. Perbedaan Lama Siang dan Malam
Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.
Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September:
Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret:
Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember:
2. Gerak Semu Tahunan Matahari
Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember – 21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni – 21 Desember) disebut gerak semu harian matahari.
Disebut demikian karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.
3. Perubahan Musim
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat macam musim. Empat musim itu adalah musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Berikut ini adalah tabel musim pada waktu dan daerah tertentu di belahan bumi.
Musim-musim dibelah bumi utara:
Musim-musim dibelah bumi selatan:
4. Perubahan Kenampakan Rasi Bintang
Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu.
Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan.
Karena letak bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah tampak berdekatan.
Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain
Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur matahari.
Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari.
Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah.
5. Kalender Masehi
Berdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan bujur timur, maka batas penaggalan internasional ialah bujur 180o yang akibatnya apabila dibelahan timur bujur 180o tanggal 15 maka di belahan barat bujur 180o masih tanggal 14, seolah-olah melompat satu hari.
Hitungan kalender masehi berdasarkan pada kala revolusi bumi, dimana satu tahun sama dengan 365 ¼ hari.
Kalender masehi yang mula-mula digunakan adalah kalender Julius Caesar atau kalender Julian.
Kalender julian berdasarkan pada selang waktu antara satu musim semi dengan musim semi berikutnya dibelahan bumi utara.
Selang waktu ini tepatnya adalah 365,242 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 sekon.
Julius Caesar menetapkan perhitungan kalender sebagai berikut.