Perkembangan peradaban manusia di muka bumi telah menjadikan bahasa sebagai alat utama untuk berkomunikasi antara manusia satu dengan manusia lainnya, ini membuktikan bahwa bahasa merupakan hal yang menjadi sedemikan pentingnya dalam sejarah kehidupan manusia.
Asal mula bahasa pada manusia ini telah menjadi topik yang sering menjadi perdebatan para ahli selama beberapa abad.
Diperkirakan ada lebih dari 7000 bahasa yang digunakan di dunia, mulai dari bahasa mandarin sebagai bahasa yang paling banyak digunakan, kemudian bahasa Spanyol lalu bahasa Inggris. Berikut ini sejarah bahasa manusia.
Asal Mula Bahasa Manusia
Asal Bahasa Manusia Menurut Noam Chomsky
Menurut Noam Chomsky, bahasa muncul sekitar 60.000 hingga 100.000 tahun yang lalu di Afrika. sebelum bahasa ditemukan, diperkirakan manusia berkomunikasi menggunakan suara-suara yang dihasilkan oleh mulut melalui gerakan tubuh saja.
Setelah otak manusia mulai berkembang dan mulai memahami hal-hal yang lebih sulit manusia mulai menamai benda, makanan, hingga situasi dengan pengucapan yang lebih mudah ditiru. Setelah itu manusia mulai belajar untuk menggabungkan dua kata yang berbeda sehingga berkembanglah menjadi bahasa.
Perkembangan Bahasa Manusia
Adanya proses migrasi pada nenek moyang kita terdahulu keberbagai negara di dunia menjadikan bermunculan bahasa-bahasa baru disetiap negara hal ini disesuaikan dengan kondisi alam, makanan serta makhluk hidup lain di sekitarnya.
Hal ini jugalah yang mempengaruhi bahasa daerah disetiap kepulauan di Indonesia berbeda-beda, lalu saat dua kelompok yang berbeda berbaur menjadi satu menyebabkan terciptanya bahasa baru, dan bahasa ini disebut super language atau bahasa super.
Oleh karena faktor inilah jarak menjadi hal yang mempengaruhi pembentukan bahasa, misalnya saja negara yang berdekatan cenderung mempunyai nama yang sama untuk sebuah benda seperti antara negara Indonesia dan negara Malaysia.
Teori-teori Bahasa
- Teori evolusi Darwin
Teori evolusi Charles Darwin (1809-1882) pertama kali muncul lewat seleksi alamnya, menyatakan bahwa bahasa hakikatnya lisan dan terjadi secara evolusi, yakni berawal dari pantomime-mulut di mana alat-alat suara seperti lidah, pita suara, larynk, hidung, vocal cord dan sebagainya secara reflek berusaha meniru gerakan-gerakan tangan dan menimbulkan suara.
- Teori “Bow-wow”
Teori ini mengatakan bahwa bahasa muncul sebagai tiruan bunyi-bunyi yang terdengar di alam, seperti nyanyian burung, suara binatang, suara guruh, hujan, angin, ombak, dan sebagainya sehingga teori ini disebut echoic theory. Jadi tidak berevolusi sebagaimana aliran dari teori Darwin di atas.
Teori “Bow-wow” ini menjelaskan adanya relasi yang jelas antara suara dan makna, sehingga tidak bersifat arbitrer. Misalnya dalam bahasa Indonesia ada kata-kata seperti: menggelegar, bergetar, mendesis, merintih, meraung, berkokok, dan lain sebagainya.Teori “ding-dong”
Teori ini diperkenalkan oleh Muller disebut juga dengan nativistic theory, ia mengatakan bahwa bahasa lahir secara alamiah. Menurut teori ini manusia memiliki kemampuan insting yang sangat istimewa yang mana tidak dimiliki oleh makhluk lain, yakni insting mengeluarkan ekspresi ketika melihat sesuatu melalui indranya.
- Teori para filsuf Yunani kuno
Teori para filsuf Yunani kuno seperti Phythagoras, Plato, dan kaum Stoika berpendapat bahwa bahasa muncul karena keharusan bathin, atau karena hukum alam. Disebut sebagai keharusan bathin, karena pada hakikatnya bahasa adalah perwujudan dari ekspresi dunia bathin penggunanya.
- Teori para Dewa
Namun ada beberapa teori mengenai asal usul bahasa, yang diantaranya bersifat tradisional dan mistis. Misalnya ada yang beranggapan bahwa bahasa adalah hadiah dari para dewa yang diwariskan secara turun temurun kepada manusia, sebuah pernyataan yang sulit diterima kebenarannya.
Namun menurut Pei (1971:12) pada Kongres Linguistik di Turki pada Tahun 1934 mengatakan bahwa Turki adalah akar dari semua bahasa dunia, karena semua kata dalam bahasa berasal dari giines kata Turki yang berarti “matahari”, sebuah planet yang pertama kali menarik perhatian manusia dan menuntut nama.
Kendati demikian, kebenarannya masih dipertanyakan oleh banyak kalangan, namun pendapat tersebut juga dianggap tidak berlebihan. Sebab, dari sisi penggunaannya bahasa Turki tidak saja dipakai oleh orang Turki, tetapi juga negara-negara bekas Uni Soviet seperti Tajikistan, Ubekistan, Armenia, Ukraina dan sebagainya.
Walaupun telah ada perdebatan panjang mengenai bahasa manusia ini, tidak ada kesepakatan umum mengenai kapan dan berapa umur bahasa manusia ini dimulai. Salah satu penyebab sulitnya untuk mengkaji topik ini adalah kurangnya bukti-bukti langsung.
Sebagai akibat dari kurangnya bukti ini menjadikan para ahli yang ingin meneliti asal mula bahasa harus menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti lain, seperti catatan-catatan fosil atau bukti-bukti arkeologis, keberagaman bahasa kontemporer, kajian akuisisi bahasa, serta perbandingan antara bahasa manusia dengan sistem komunikasi hewan, terutama sistem komunikasi primata lain.
Secara umum ada kesepakatan bahwa asal-usul bahasa manusia berkaitan erat dengan perilaku manusia modern, akan tetapi terdapat perbedaan pendapat mengenai implikasi serta keterarahan hubungan keduanya.
Dengan langkanya bukti empiris ini, membuat banyak para ahli beranggapan bahwa mengkaji topik mengenai asal-usul bahasa manusia ini tidak dapat dijadikan kajian penting.
Pada tahun 1866, Societe de Linguistique de Paris bahkan telah melarang perdebatan mengenainya, larangan ini berpengaruh di banyak negara barat hingga akhir abad ke-20.
Saat sekarangpun masih banyak hipotesis mengenai bagaimana, kenapa, serta kapan dan dimana bahasa mungkin pertama kali muncul.
Suara-suara ini kemudian dirangkai menjadi sebuah ujaran (speech) yang mempunyai makna. Masih menurut Darwin, kualitas antara bahasa manusia dengan bahasa hewan hanya berbeda dalam hal tingkatannya saja hal ini menimbulkan berbagai macam spekulasi mengenai topik ini.
Sejak awal tahun 1990-an, beberapa ahli bahasa, arkeologis, psikologis, antropolog dan sejumlah ilmuwan professional lainnya, telah melakukan percobaan untuk menelaah menggunakan metode baru serta mulai mempertimbangkan kalau pengkajian mengenai asal-usul sejarah bahasa manusia ini merupakan permasalahan tersulit sepanjang sejarah ilmu sains.