Daftar isi
UNEP (United Nations Environment Programme) sebagai badan pengelolaan lingkungan hidup secara global dibawah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menetapkan tanggal 22 Mei sebagai hari keanekaragaman hayati sedunia.
Pada tanggal 11-12 Mei 1992 dilaksanakannya konvensi keanekaragaman hayati, dimana teks kesepakatan keanekaragaman disahkan.
Sebenarnya hari keanekaragaman hayati sedunia pertama kali diperingati pada tanggal 29 Desember 1993 berdasarkan ketetapan komite ke-2 majelis umum PBB, namun pada saat itu banyak negara-negara yang mengalami kesulitan untuk bisa melaksanakan atau merayakan hari keanekaragaman hayati sedunia dikarenakan banyaknya hari libur yang berdekatan dengan tanggal tersebut (libur akhir tahun), maka pada Desember 2000 PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menentukan tanggal 22 Mei sebagai hari keanekaragaman hayati.
Pada peringatan hari keanekaragaman hayati sedunia tahun 2021 tema besar yang diangkat yaitu “We are part of the solution”, tema besar tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai solusi supaya bisa menangani permasalahan-permasalahan keanekaragaman hayati yang berada di sekitar kita dan di dunia.
Negara Indonesia menjadi salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang tertinggi di dunia. Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan alam yang bisa memberikan manfaat strategis dan juga vital untuk masa kini dan masa depan. Secara keseluruhan jenis-jenis tumbuhan yang ada di Indonesia berjumlah 25.000 jenis atau sekitar 10 persen dari flora yang ada di dunia, dan ada sekitar 3.000 jenis suku anggrek yang menjadi tanaman dengan nilai jual yang tinggi.
Sedangkan jenis-jenis hewan atau fauna yang ada di Indonesia berjumlah 220.000 jenis. Fauna di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan paparan sahul dan paparan sunda. Jenis mamalia dan reptil terbanyak terdapat di paparan sunda.
Keanekaragaman hayati di Indonesia kini mengalami erosi. Eksploitasi flora maupun fauna yang dilakukan oleh manusia sehingga menyebabkan kelangkaan bahkan kepunahan. Diperkirakan ada sekitar 6.000 spesies flora dan fauna yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya yaitu digunakan untuk acara adat di berbagai daerah, misalnya di Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan dimana masyarakat menggunakan berbagai macam spesies tumbuhan untuk melakukan upacara kematian, hal tersebut dianggap memiliki nilai magis ketika memandikan mayat.
Selain itu banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pegunungan perairan dan lain sebagainya dimana masyarakat telah terbiasa menyatu dengan alam dan memanfaatkan keanekaragaman hayati. Maka supaya keanekaragaman hayati tidak dimanfaatkan secara berlebihan atau dieksploitasi oleh masyarakat perlu adanya aturan untuk tetap menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Keberadaan keanekaragaman hayati merupakan hal yang penting bagi kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati memberikan banyak manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia. Beberapa manfaat keanekaragaman hayati bagi bumi yang perlu diketahui diantaranya yaitu:
Oleh karena itu keanekaragaman hayati sangat penting dan perlu untuk dilestarikan. Namun pada kenyataannya keanekaragaman hayati sering dieksploitasi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa memikirkan dampak negatif yang akan terjadi setelahnya, selain itu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pun terkadang berbenturan dengan kepentingan-kepentingan yang berkaitan dengan pemanfaatan ataupun pelestarian keanekaragaman hayati.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk bisa melestarikan keanekaragaman hayati khusunya di Indonesia perlu melibatkan berbagai pihak baik pemerintah, pihak swasta, serta masyarakat. Semua pihak bisa memanfaatkan keanekaragaman hayati yang ada atau tersedia namun harus sesuai dengan peraturan, dan tentunya tetap melestarikan keanekaragaman hayati supaya tidak habis atau punah.
Cara Melestarikan Keanekaragaman Hayati
Melestarikan keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya yaitu