Bagi orang asing yang ingin belajar bahasa Jepang, pasti akan kebingungan dengan adanya tiga aksara berbeda yang digunakan oleh bangsa Jepang, yakni Kanji, Hiragana, dan Katakana.
Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang pemula untuk memahami apa perbedaan dari ketiga karakter tersebut.
Dahulu kala Jepang belum memiliki aksaranya sendiri hingga sekitar abad ke-4 masehi. Hal ini membuat mereka mengadaptasi han zi dari Cina untuk mereka gunakan.
Adaptasi dari han zi itulah yang menghasilkan huruf kanji yang kita kenal sekarang. Proses adaptasi tersebut juga ikut menyebabkan banyaknya kosakata Jepang yang terdiri dari kata-kata Cina.
Karena diadaptasi dari han zi yang mempunyai luar biasa banyak aksara, kanji pun memiliki jumlah yang tak sedikit, sekitar 5.000 sampai 10.000 karakter.
Hal ini membuat masyarakat Jepang asli pun kesulitan memahami seluruh aksara kanji. Maka, berlatar belakang dari persoalan tersebut, lahirlah huruf hiragana dan katakana.
Kedua huruf ini bentuknya lebih sederhana, dan yang terpenting jumlah keduanya bila digabungkan jauh lebih sedikit dari jumlah huruf kanji.
Secara bentuk, hiragana dan katakana memiliki perbedaan yang cukup jelas. Bila hiragana cenderung melengkung lembut, maka katakana lebih tegas, kaku dan tajam.
Meski berbeda, namun huruf hiragana dan katakana memiliki bunyi yang sama. Dan bila digabungkan, kedua aksara ini disebut kanamoji.
Ditilik dari kegunaannya, baik kanji, hiragana, atau pun katanaka memiliki tugasnya serta porsinya masing-masing.
Walaupun rumit, untuk menguasai bahasa Jepang haruslah mengerti ketiga jenis karakter tersebut. Sebab ketiganya digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Umumnya, para pemula akan diajarkan hiragana, lanjut katakana, lalu kemudian kanji. Dan hal itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun jangan menyerah, pada akhirnya usaha tidak akan mengkhianati hasil.