Sejarah

Sejarah Peradaban Maya Terlengkap

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Suku Maya adalah bangsa yang mendirikan peradaban Maya di Mesoamerika pada 2000 SM. Berpusat di hutan hujan tropis Guatemala, peradaban ini pernah menjadi yang paling berjaya pada masanya.  Berdiri hingga abad ke 16 M, sejarah peradaban Maya dibagi ke dalam beberapa periode seperti berikut ini. 

Periode Pra Klasik 

Periode paling awal dari peradaban bangsa Maya adalah zaman pra klasik yakni dimulai pada 2000 SM sampai dengan 250 SM. Ada beberapa pendapat dari ilmuwan yang meyakini bahwa peradaban Maya sudah dimulai pada 2600 Sebelum Masehi. Teori ini mengacu pada penanggalan radiokarbon terhadap kota kuno Cuello yang saat ini adalah BelIze modern.  

Pada zaman ini ditandai dengan dimulainya pembangunan pemukiman berupa desa atau kota secara permanen. Di periode ini zaman dibagi lagi menjadi zaman Pra Klasik Awal, Zaman Pra Klasik Pertengahan dan Pra Klasik Akhir. 

Pra Klasik Awall

Masa ini dianggap sebagai akar dari peradaban Maya namun masih dipertanyakan kapan pastinya peradaban ini dimulai. Sebab data dari Data paleo-lingkungan menunjukkan adanya aktivitas pertanian di masa ini sejak 3000 SM tahun silam. 

Meski belum diketahui secara pasti namun kehidupan pertanian Pra Klasik Awal Maya mengalami perkembangan secara bertahap. Pertanian ini berada di dataran rendah dengan tanaman utama mereka adalah jagung. Namun orang-orang Maya pada masa ini juga masih ada yang melakukan perburuan dan menangkap ikan. Periode ini ditetapkan oleh para ahli dimulai sejak 2000 SM sampai dengan 1000 SM. 

Berakhirnya masa ini adalah ditandai dengan bangunan-bangunan yang sudah lebih maju. 

Pra Klasik Pertengahan 

Masa Pra Klasik Pertengahan Maya dimulai setelah berakhirnya era Pra Klasik Awal yakni pada tahun 1000 Sebelum Masehi. Masa ini ditandai dengan adanya bangunan Aguada Fenix di Tabasco, Mexico. Dari investigasi bangunan ini disimpulkan bangsa sudah mengenal keramik pada untuk struktur bangunan. 

Bangunan Agoda Fenix sangat besar yakni panjang sekitar 1.400 m dan lebar 400 m serta volumenya melebihi piramida Giza yang ada di Mesir. Dari bangunan ini disimpulkan bangsa ini sudah memulai negara-kota yang lebih maju dan berpengaruh pada tahun-tahun selanjutnya. 

Sektor perdagangan pada masa ini sudah terjadi secara luas dengan produk-produknya seperti batu giok dan cermin. Sektor pertanian juga berkembang ditandai dengan adanya irigasi yang kompleks dan berskala besar. Sektor lain yang juga berkembang pada masa ini adalah persenjataan mereka namun pada akhirnya memicu terjadinya peperangan antar kelompok. 

Pada 900 SM mulai terjadi penaklukan-penaklukan di berbagai daerah.  Kelompok yang berkembang pesat pada masa ini adalah kelompok Olmek yang berpusat di  Levanta Tabasco dan dianggap sebagai bangsa besar pertama yang ada di Mesoamerika. 

Prak Klasik Akhir

Akhir dari Periode Pra Klasik dimulai sejak munculnya dua negara kuat yang mengancam peradaban Maya Pra Klasik. Pada masa ini terlihat adanya monumen Kaminaljuyu di dataran tinggi sementara itu di dataran rendah berdiri El Mirador di lembah El Mirador Guatemala. 

Pada masa ini juga ditemukan ritual pelantikan raja dan berkembangnya kisah-kisah mitologi. Pra Klasik Akhir berlangsung pada 100 Masehi–250 Masehi. Berakhirnya masa ini ditandai dengan bangunan-bangunan dan kehidupan yang lebih modern serta menuju ke masa selanjutnya. 

Periode Klasik

Setelah periode Pra klasik berakhir peradaban Maya memasuki masa klasik yang berlangsung pada pada tahun 200 M–900 M. Pada masa ini adalah masa-masa paling berjaya dari kekaisaran Maya. Pada masa ini lah bangunan-bangunan bersejarah didirikan yang sebagian reruntuhannya masih bertahan hingga saat ini seperti Tikal, Uaxactun, Copán, Bonampak, Dos Pilas, Calakmul, Palenque dan Río Bec. Bangunan-bangunan yang ada pada masa ini difungsikan untuk kepentingan politik dan ritual. 

Peradaban Maya pada era klasik berkembang hingga memiliki 40 kota dengan populasi penduduk masing-masing kota berkisar antara 5.000 sampai dengan 50.000. Diperkirakan jumlah total penduduk peradaban Maya pada era Klasik ini mencapai 2 juta jiwa. 

Hal yang paling menonjol pada masa ini adalah ditemukannya sistem penanggalan yang kemudian dicantumkan setiap kali mendirikan bangungan baik parsasti maupun monumen. Kehidupan di perkotaan yang ada di dataran rendah bagian selatan berkembang dengan sangat pesat termasuk pertanian yang sudah mengenal sistem terasering. Bidang politik di peradaban Maya pada masa ini bahkan jauh lebih kompleks dari era Renaisans Italia dan Romawi Klasik. 

Sebagian kota Maya saat itu mendapat pengaruh dari Teotihuacan yakni sebuah kota besar yang ada di Lembah Meksiko yang dikuasai oleh Siyaj Kʼakʼ berhasil mengintervensi kota Tikal pusat kerajaan Peradaban Maya. Kota lain yang menjadi wilayah penting pada masa ini adalah Copán yang berlokasi di bagian tenggara. Didirikan oleh Kʼinich Yax Kʼukʼ Mo, kota ini daibangun sejak tahun 426 Masehi. 

Meski sejumlah bidang telah mengalami perkembangan yang signifikan namun di bagian utara Semenanjung Yucatan masih menggunakan struktur kerajaan yang tidak teratur. Akibatnya banyak terjadi kekacauan politik hingga akhirnya peradaban di bagian utara dan berpindah ke Yucatán selatan dan Petén tengah dan menyebar ke wilayah barat. 

Sejak saat itu beberapa wilayah di bagian utara seperti kota Chichen Itza dan Uxmal justru mengalami perkembangan. 

Namun beberapa tempat justru menambah masalah seperti depopulasi dan berbagai bencana alam terus terjadi. Akhirnya perlahan-perlahan dinasti dan kota perlahan ditinggalkan oleh peduduknya. Dari prasasti yang ditemukan 909 Masehi dan tidak ada tahun yang lebih muda dari pada yang ada di Toniná ini. 

Diperkirakan pada tahun ini Kerajaan di Yucatan Utara, Yucatan Selatan, dan Peten Tengah mengalami kemunduran bahkan digantikan oleh kelompok elit. Sementara itu Peten Barat dan bagian lainnya mengalami depopulasi besar-besaran. 

Periode Pasca Klasik 

Periode ini berlangsung dimulai sejak 950 M –1539 M yang mana kota-kota bangsa Maya masih memiliki penduduknya yang berpusat di dekat sumber air. Mereka membiarkan bekas kota-kota besar begitu saja setidaknya dalam kurun waktu 50 sampai dengan 100 tahun bahkan kota Kota Kaminaljuyu yang pernah berjaya ditinggalkan selama 2000 tahun. 

Pada masa ini lebih banyak kota yang mengalami kemunduran termasuk kota Chichen Itza dan Puuc. Peradaban Maya pada abad ke 11 benar-benar mengalami kemunduran hingga akhirnya  pada abad ke 12 kota Mayapan berhasil bangkit. Pada abad ini juga mulai berkembang kota-kota baru terutama di wilayah Laut Karibia serta di Teluk Meksiko. 

Jika pada era sebelumnya sebagian besar kota di bangun di dataran rendah, pada era pasca klasik kota dibangin di dataran tinggi dengan kota terpentingnya adalah Qʼumarkaj. 

Memasuki abad ke 15 kemunduran akibat peperangan dan perebutan kekuasaan kembali terjadi. Kali ini berlangsung di bagian selatan yang tak hanya karena konflik politik tetapi juga dilanda sebuah penyakit. Pada masa ini tidak ada lagi ibu kota maupun kota yang lebih dominan daripada yang lainnya. 

Penaklukan Oleh Bangsa Spanyol 

Meski telah berkali-kali mengalami kemunduran, ditimpa berbagai masalah bahkan diserang penyakit faktanya peradaban Maya masih berdiri hingga akhirnya kontak dengan bangsa Spanyol pada awal abad ke 16. 

Sekitar tahun 1511, Beberapa awak kapal dari Spanyol berhasil sampai ke Karibia dan berlabuh di Semenanjung Yucatan. Orang-orang dari Spanyol tersebut ditangkap dan beberapa diantaranya dibunuh. Hanya ada dua orang saja yang berhasil meloloskan diri. Kurun waktu 1517-1519 bangsa Spanyol kembali datang ke Yucatan dengan membawa tiga kelompok ekspedisi.

Setelah terlibat dalam beberapa peperangan, Aztec yang merupakan ibukota dari Tenochtitlan di Meksiko jatuh ke tangan Spanyol pada tahun 1521. Kemudian tahun 1523 satu kelompok ekspedisi dikirim lagi ke Guatemala untuk menaklukan kota-kota lainnya di Maya. 

Kaqchikel Maya yang beribukota di Iximche justru mencoba untuk menjalin kerja sama dengan bangsa Spanyol namun ternyata tidak bertahan lama. Spanyol dinilai terlalu banyak meminta upeti sehingga penduduknya perlahan-lahan mengosongkan kotanya. Pada tahun 1546 seluruh kerajaan yang ada di semenanjun Yucatan utara jatuh ke tangan Spanyol dan hanya menyisakan Petén. Kota ini baru berhasil ditaklukan pada tahun 1697 dengan jatuhnya ibu kota Itza, Nojpetén.