Telah diketahui bersama bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang wajib melekat pada-Nya baik secara dzatiyyah maupun fi’liyyah. Maka bersamaan dengan itu tentu ada sifat-sifat yang mustahil ada atau dimiliki oleh Allah Ta’ala sebagai Rabb dan satu-satuya Illah yang wajib disembah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mustahil di definisikan sebagai sesuatu yang tidak boleh atau tidak mungkin terjadi. Maka, sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada sesuatu.
Sifat mustahil Allah artinya adalah sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada Allah, baik pada Dzat-Nya maupun pada perbuatan-Nya. Hal ini dikarenakan sifat-sifat tersebut bertentangan, secara akal dan syariat, dengan keagungan Allah sebagai satu-satunya Rabb yang menciptakan dan mengatur alam semesta dan juga sebagai Illah atau sesembahan yang wajib disembah oleh seluruh makhluk.
Lantas, apa sajakah yang termasuk sifat-sifat mustahil bagi Allah itu?. Beberapa sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut:
1. ‘Adam (ﻋﺪﻡ) artinya Tiada
‘adam adalah lawan dari sifat wajib Allah wujud atau maujud. ‘Adam atau tiada adalah sifat yang mustahil dimiliki oleh Allah. Keberadaan alam semesta dan segala keteraturan isinya adalah salah satu bukti nyata keberadaan Allah sebagai pencipta dan pengaturnya
2. Huduts (ﺣﺪﻭﺙ) artinya Baru
Huduts atau baru adalah lawan dari sifat qidam. Ketika kita menyebutkan sesuatu itu baru, maka menjadi keniscayaan bahwa hal baru tersebut memiliki pendahulunya (lama). Maka, tentunya sifat huduts mustahil dimiliki oleh Allah karena Allah adalah Dzat yang tidak ada sesuatu yang mendahului-Nya
3. Fana (ﻓﻨﺎﺀ) artinya Berubah-ubah (binasa)
Fana bisa diartikan berubah-ubah, tidak kekal, atau binasa. Sifat fana’ juga bertentangan dengan sifat Baqa’ yang dimiliki oleh Allah.
Allah adalah Al-Khaliq yang kekal sifatnya, sementara makhluk-Nya adalah fana.
4. Mumathalatuhu lilhawadits (ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ) artinya Menyerupai sesuatu
Mumathalatuhu lilhawadits artinya menyerupai dengan sesuatu. Ini juga merupakan sifat yang mustahil pada Dzat Allah yang Maha Agung. Keagungan Allah sebagai Rabb semesta alam, mewajibkan Allah tidak diserupai dengan sesuatu apapun baik dalam Dzat-Nya maupun dalam perbuatan-Nya.
5. Qiyamuhu bighairih (ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ) artinya Berdiri-Nya dengan yang lain
Qiyamuhu bighairih adalah sifat yang mustahil bagi Allah sebagai pencipta dan penguasa seluruh makhluk. Allah yang menciptakan, memberi rizqi, mengatur, dan menguasai segala sesuatu tentu tidak akan bergantung dengan apapun.
6. Ta’addud (ﺗﻌﺪﺩ) artinya Lebih dari satu (berbilang)
Sifat ta’addud merupakan lawan dari sifat wahdaniyah Allah. Sifat ta’addud adalah sifat yang mustahil dimiliki oleh Allah karena Allah adalah Rabb dan illah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya dalam perkara apapun.
7. ‘Ajzun (ﻋﺟﺰ) artinya Lemah
Sebagai pencipta dan penguasa alam semesta dan segala adapa yang ada di dalamnya, maka mustahil jika Allah memiliki sifat lemah (‘ajzun). Sebab, sebagai penguasa dan raja dari seluruh alam maka sudah pasti Allah memiliki kekuasaan dan kekuatan yang tak terbatas.
8. Karahah (ﺇﻛﺮﺍﻫﻪ) artinya Tidak berkemauan (terpaksa)
Diantara sifat mustahil Allah lainnya adalah sifat karahah atau terpaksa (tidak ada kemauan). Allah sebagai Rabb yang berhak diibadahi maka tidak ada satupun yang memaksa-Nya akan sesuatu. Segala kejadian dan fenomena yang ada terjadi dibawah kehendak-Nya.
9. Jahlun (ﺟﻬﻞ) artinya Bodoh
Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui (Al-‘Alim). Dia Maha Mengetahui apapun, tiada yang samar atau tersembunyi bagi Allah. Sifat Jahlun atau bodoh tentu adalah sesuatu yang mustahil melekat pada Dzat Allah yang Maha Mengetahui.
10. Al-Maut (ﺍﻟﻤﻮﺕ) artinya Mati
Sifat Al-Maut atau mati adalah sifat yang mustahil bagi Allah sebab Allah adalah Al-Hayyu, Dzat yang kekal dan Maha Hidup.
11. Shamim (ﺍﻟﺻمم) artinya Tuli
Shamim atau tuli adalah lawan dari sifat wajib Allah Sama’ dan ini menafi’kan salah satu asma’ul Husna Allah As-Sami’ yang artinya Allah Maha Mendengar. Allah adalah Dzat yang Maha Mendengar dengan segala keagungan-Nya. Pendengaran Allah tidak terbatas karenanya mustahil Allah bersifat shamim
12. Al-Umyu (ﺍﻟﻌﻤﻲ) artinya Buta
Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna. Allah Maha Melihat dan penglihatan Allah tidak terbatas oleh apapun dan keadaa bagaimanapun. Oleh sebab itu, sangat tidak mungkin sifat Al-Umyu atau buta melekat pada Rabb Yang Maha Melihat.
13. Al-Bukmu (ﺍﻟﺑﻜﻢ) artinya Bisu
Diantara sifat yang mustahil bagi Allah adalah Al-Bukmu atau bisu. Sifat ini menafi’kan sifat wajib Allah, Kalam. Allah adalah Dzat yang Mana Berbicara. Allah berfirman melalui wahyu yang disampaikan melalui malaikat jibril. Demikian pula Allah berbicara kepada malaikat. Karenanya mustahil jika Allah itu bukmu atau bisu.
Itulah beberapa sifat yang mustahil ada atau melekat pada Allah baik pada Dzat Allah, maupun pada perbuatan Allah.