Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu linguistik. Setelah kemarin kita membahas mengenai morfologi, kali ini kita akan membahas mengenai sintaksis. Simak pembahasan berikut ini.
Pengertian Sintaksis
Pengertian Menurut Para Ahli
- Ramlan (1981) mendefinisikan sintaksis sebagai cabang ilmu bahasa yang membahas mengenai hubungan kata-kata dalam membentuk frasa, klausa, dan kalimat.
- Verhaar (2012:161) mendefinisikan sintaksis sebagai tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Hubungan antarkata yang dimaksud adalah hubungan gramatikal antarkata di dalam sebuah kalimat.
Pengertian Menurut KBBI
Sintaksis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki tiga arti:
- pengaturan dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar.
- cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya; ilmu tata kalimat; ilmu nahu.
- subsistem ilmu bahasa yang mencakup hal tersebut.
Pengertian Secara Umum
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas, secara umum kita dapat memahami bahwa sintaksis merupakan ilmu tentang seluk beluk kalimat.
Fungsi Sintaksis
- Fungsi Predikat
Predikat merupakan salah satu unsur yang wajib ada dalam sebuah kalimat. Predikat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival. Contoh : Aku sedang membaca buku. -> predikat pada kalimat tersebut adalah frasa verbal sedang membaca. - Fungsi Subjek
Subjek dalam bahasa Indonesia umumnya berbentuk nomina dan frasa nominal. Contohnya : Aku sedang membaca buku -> subjek dalam kalimat tersebut adalah aku. - Fungsi Objek
Objek merupakan fungsi yang bersifat manasuka. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Contoh fungsi objek dalam sebuah kalimat: aku sedang membaca buku. -> buku pada kalimat tersebut menduduki fungsi objek. - Fungsi Pelengkap
Pelengkap umumnya berwujud nomina. Pelengkap dan objek seringkali menduduki tempat yang sama. Contoh: Aku membacakan adik sebuah dongeng. -> pada kalimat tersebut sebuah dongeng menduduki fungsi pelengkap. - Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan unsur yang paling paling beragam dan letaknya pun dapat berpindah-pindah. Keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial. Contoh: Aku membacakan adik sebuah dongeng di kamarnya. -> frasa depan di kamarnya dalam kalimat tersebut menduduki fungsi keterangan.
Contoh Fungsi Sintaksis
Aku sedang membacakan adik sebuah dongeng di kamarnya.
- Aku -> subjek
- sedang membacakan -> predikat
- adik -> objek
- sebuah dongeng -> pelengkap
- di kamarnya -> keterangan.
Ruang Lingkup Sintaksis
Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari frasa, klausa, dan kalimat. Oleh karena itu, ketika kita membahas sintaksis, maka perlu dibahas terlebih dahulu mengenai frasa, klausa, dan kalimat.
Kalimat terbentuk dari klausa. Sementara klausa memiliki unsur yang berupa frasa. Selain itu, dalam sintaksis juga dipelajari fungsi, kategori, dan peran unsur kalimat.
Frasa
Frasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (misalnya gunung tinggi disebut frasa karena merupakan konstruksi nonpredikatif).
Berdasarkan pusat atau intinya, frasa terbagi menjadi:
- Frasa verbal : frasa yang intinya berbentuk verba. Contohnya : sudah makan, makan dan minum, akan pergi.
- Frasa nominal : frasa yang intinya berbentuk kata benda. Contohnya : baju biru, air panas, mobil mewah.
- Frasa pronominal : frasa yang intinya berbentuk pronomina. Contohnya: kami itu, kami semua, kalian berdua.
- Frasa numeralia : frasa yang intinya berbentuk numeralia. Contohnya: dua ekor, tiga buah, satu orang.
- Frasa adjektival : frasa yang intinya adalah kata sifat. Contohnya : bagus sekali, cantik sekali, baik sekali.
- Frasa depan : frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan. Contohnya: di rumah, ke sekolah.
- Frasa konjungsi atau frasa keterangan: frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau keterangan. Contohnya: tadi pagi, besok sore.
Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frasa terbagi menjadi:
- Frasa Endosentris: frasa yang kedudukannya sejajar. Frasa endosentris memiliki unsur pusat. Frasa endosentris terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Frasa Endosentris kontributif : frasa endosentris yang semua unsurnya merupakan inti atau unsur pusat. Contohnya : ayah ibu, pulang pergi.
- Frasa Endosentris Atributif : frasa endosentris yang terdiri atas unsur pusat dan unsur atribut (bukan unsur pusat). Contohnya: Anak itu, rumah ini, sangat baik.
- Frasa Endosentris Apositif : frasa endosentris yang semua unsurnya merupakan inti dan menunjuk hal yang sama. Contohnya: Joko Widodo, presiden Indonesia.
- Frasa Eksosentris : frasa yang tidak memiliki unsur pusat. Contohnya : di rumah, di sekolah.
Klausa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya tersusun atas subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.
Klausa terbagi menjadi klausa independen dan klausa dependen.
- Klausa independen merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri untuk menjadi kalimat utuh. Contohnya:
- Ayah sedang mencuci mobil
- Aku pergi sekolah
- Klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus terhubung dengan klausa lain untuk menjadi kalimat utuh.
- supaya kami pintar
- agar dia mengerti
- saat adik tidur
Klausa terdiri dari unsur frasa atau dengan kata lain klausa terbentuk dari frasa-frasa. Misalnya : Ibu pergi ke pasar -> pada kalimat tersebut terdapat frasa preposisi atau frasa depan yaitu di depan.
Contoh lain:
Ayah dan Ibu sedang berbincang-bincang -> klausa tersebut tersusun atas -> ayah dan ibu : frasa nominal, sedang berbincang-bincang : frasa verbal
Kalimat
Kalimat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
Kalimat berdasarkan jumlah klausanya terbagi menjadi yaitu kalimat tinggal dan kalimat majemuk.
- Kalimat tunggal : kalimat yang terdiri dari satu klausa. Dengan demikian, unsur predikat dan subjeknya hanya satu dan merupakan satu kesatuan. Contoh kalimat tunggal: ibu sedang memasak di dapur.
- Kalimat majemuk : kalimat yang terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal, yang saling berhubungan. Kalimat majemuk berdasarkan kedudukan kalimat tunggal terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Kalimat majemuk setara: kalimat majemuk yang terdiri dari dua kalimat tunggal yang memiliki kedudukan setara.
- Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal yang berkedudukan berbeda.
- Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang menggabungkan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk setingkat. Terdiri dari lebih dari tiga kalimat tunggal.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kalimat terbentuk dari klausa. Untuk memudahkan memahami maksud kalimat tersebut, simak contoh berikut ini.
Ibu menyuruhku melanjutkan kuliah dan tetap bekerja di perusahaan paman.
- Klausa I : Ibu menyuruhku melanjutkan kuliah
- Klausa II : Ibu menyuruhku tetap bekerja di perusahaan paman
Dalam kajian sintaksis, terdapat fungsi, kategori, dan peran.
Kategori Sintaksis
Kategori dalam sebuah kalimat dapat berupa kata atau frasa. Kata dapat berupa nomina (N), verba (V), adjektiva (adj), preposisi (Prep), dan numeralia (Num).
Frasa dapat berupa frasa nominal (FN), frasa verbal (FV), Frasa Preposisi (FPrep), Frasa Adjektival (Fadj).
Contoh :
Ibu sedang membeli baju baru untuk kami.
- Ibu -> N (nomina)
- sedang membeli -> FV (Frasa Verbal)
- baju baru -> FN (Frasa Nominal)
- untuk kami -> FPrep (Frasa Preposisi)