Sistem Reproduksi Burung dan Cara Bereproduksi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sistem reproduksi merupakan serangkaian organ yang berperan dalam proses berkembangbiak untuk melahirkan keturunan. Hal ini bertujuan untuk mempertahan proses keberlangsungan spesies tersebut di dunia. Makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia tentunya memiliki sistem reproduksi yang berbeda.

Salah satu hewan yang memiliki sistem reproduksi unik adalah burung. Burung (aves) adalah hewan vertebrata yang berkemampuan untuk terbang. Terdapat sekitar 9.000 spesies yang tersebar di seluruh dunia. Meskipun demikian, umumnya burung memiliki sistem reproduksi yang sama. Adapun penjelasan tentang sistem reproduksi burung

sistem reproduksi burung

Sistem reproduksi burung betina dan burung jantan disusun oleh beberapa organ. Adapun susunan organ reproduksi burung sebagai berikut:

Sistem Reproduksi Burung jantan

Testis

Burung jantan mempunyai organ reproduksi utama yakni berupa sepasang testis. Testis burung ini memiliki bentuk oval yang berada di sebelah ventral lobus penis. Selain itu, permukaan testis licin dan pada saat musim kawin ukuran testis akan membesar. Ketika itulah testis berperan untuk membuat dan menyimpan spermatozoa.

Tubulus mesonefrus

Pada saluran reproduksi, terdapat tubulus mesonefrus yang membentuk ductus aferen dan epidermis. Ductus wolf ini bergelung dan kemudian membentuk ductus deferens. Selain itu, pada burung-burung kecil ductus eferens bagian distal yang sangat panjang tersebut akan membentuk aferen.

Di mana berdilatasi dan membentuk ductus ampula yang terletak di sekitar kloaka sebagai ductus ejakulatori. Selain itu, ductus deferens juga berhubungan dengan epididymis yang kecil dengan ureter saat masuk kloka.

Vas deferens

Vas deferens atau biasa dikenal dengan ductus deferens yakni sebuah tabung yang dimiliki oleh hewan vertebrata jantan. Organ ini berfungsu untuk menyalurkan sperma dari epididymis ketika mengalami ejakulasi.

Selain itu, vas deferens juga berfungsi untuk menyimpan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Vas deferens ini membendang dari epididymis hingga ke uretra.yang menghubungkan antara testis dengan kantong sperma.

Sistem Reproduksi Burung betina

Ovarium

Jika jantan berupa testis, burung betina memiliki organ reproduksi utama berupa ovarium. Ovarium ini terletak di bagian kiri tepatnya pada bagian dorsal rongga abdomen. Ovarium bagian kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut dengan rudimenter.

Ureter

Ureter merupakan saluran muskuler yang memiliki bentuk silider dan menghantarkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Umumnya, ureter memiliki panjang sekitar 20-30 cm dan diameter menjapai 1,7 cm di dekat kandung kemih.

Kloaka

Baik jantan maupun betina, kedua burung tersebut memiliki kloaka. Kloaka merupakan suatu lubang posterior yang berperan untuk saluran pencernaan, kemih dan reproduksi. Selain itu, berfungsi untuk membuang sisa-sisa makanan.

Cara Sistem Bereproduksi Burung

Burung berkembangbiak atau bereproduksi dengan cara bertelur. Umumnya, telur tersebut akan dierami sampai menetas. Emberio di dalam telur juga membutuhkan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangan. Dengan kata lain, suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas bisa saja menyebabkan embrio di dalam telur menjadi mati.

Proses fertilisasi pada burung terjadi di daerah ujung oviduk yang ditandai dengan masuknya sel sperma ke dalam oviduk. Kemudian ovum yang telah dibuahi oleh sperma bergerak menuju kloaka. selama perjalanan menuju kloaka ovum akan dikelilingi oleh cangkang berupa zat kapur.

Pada tahap ini, betina dapat menyimpan sperma yang ditrasfer di kloaka tersebut selama beberapa hari, minggu atau bulan sampai kondisi yang tepat bagi sang betina untuk bertelur. Setelah masa perkawinan selesai, burung jantan dan betina dapat sepenuhnya berpisah. Bahkan organ seskual burung akan menyusut.

Burung akan mengurangi berat organ-organ itu dalam persiapan untuk rmigrasi. Burung ini tentunya tidak akan melakukan perkawinan di luar musim yang paling produktif. Bahkan di luar musim kawin, perilaku kompetitif mereka juga berkurang.

Setelah terbentuk telur, maka telur tersebut akan menetas bila dierami oleh induknya. Selain itu, pertumbuhan embrio menjadi anak burung sangat dipengaruhi oleh suhu tubuh sang induk ketika masa pengeraman. Jika waktu mengeram tiba, maka anak burung akan memecahkan kulit telur dengan paruhnya.

Anak burung yang baru menetas tersebut tidak bisa langsung mencari makanannya sendiri. Hal ini dikarenakan anak burung memiliki mata yang masih tertutup. Sehingga anak harus dibesarkan terlebih dahulu di dalam sangkar oleh kedua induknya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn