Echinoidea merupakan termasuk ke dalam filum echinodermata yang memiliki banyak duri di sekitar tubuhnya. Echinoidea ini adalah termasuk ke dalam hewan laut. Ada yang menyebut hewan ini dengan nama landak laut atau bulu babi. Biasanya hewan ini ditemukan di sekitar wilayah pasang surut sampai kedalaman mencapai 500 meter.
Echinoidea berbentuk bulat dan di sekitar tubuhnya di kelilingi oleh duri yang berfungsi untuk melindungi diri dari bahaya. Duri yang terdapat di sekitar tubuh Echinoidea dapat bergerak ketika dirinya berjalan. Diperkirakan terdapat sekitar 900 spesies Echiodea yang terbagi menjadi dua kelas yakni kelas Perichoechinoidea dan kelas Echinoidea.
Kelas Echinoidea tergolong banyak yakni terdiri dari 14 bangsa dan 44 suku sementara itu kelas Perichoechinoidea hanya satu bangsa dan dua suku. Dinamakan landak laut karena hewan ini menyerupai landak yang memiliki banyak duri. Hanya saja habitat hewan ini ada di laut, tidak seperti landak yang ada di darat.
Echinoidea memiliki sekitar 10 insang yang digunakan untuk bernapas. Insang ini terletak menjorok ke dalam membran peritonium. Sebagaimana hewan lainnya, bulu babi atau landak laut melakukan proses reproduksi. Proses reproduksi yang dilakukan hampir sama dengan hewan dalam filum Echinodermata lainnya.
Echinoidea memiliki alat reproduksi yang terpisah pada induk jantan dan induk betina. Pada induk jantan alat reproduksi yang digunakan adalah testis yang akan menghasilkan sperma nantinya. Sementara itu, alat reproduksi pada induk betina adalah ovum yang menghasilkan sel telur.
Adanya pemisahan alat kelamin tidak membuat perbedaan pada bentuk fisik bulu babi. Terdapat tanda kelamin sekunder pada bulu babi yang berbentuk papila genitalia. Secara umum, induk jantan akan menghasilkan sel sperma yang dikeluarkan dari testis kemudian diikuti dengan pengeluaran sel telur oleh ovum.
Proses Reproduksi Echinoidea Jantan
Pembuahan yang terjadi pada saat reproduksi Echinoidea dibantu oleh sel telur dan sel sperma. Jelly Coat memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan sperma. Secara umum, bulu babi memiliki lima gonad yang berada di daerah inter amburakral. Proses pembentukan gonad pada bulu babi melewati empat tahap yakni inter gametogenesis, pre gametogenesis, gametogenesism, akhir gametogenesis dan pemijahan.
Biasanya tahapan ini memerlukan waktu selama 10 hingga 15 bulan lamanya. Tanpa menggunakan mikroskop sulit membedakan antara gonad jantan dan gonad betina. Salah satu cara membedakan antara gonad jantan dan gonad betina adalah dilihat dari warnanya. Gonad jantan berwarna kuning sedangkan gonad betina berwarna oranye.
Perkembangan gonad bulu babi memiliki 6 tahap yaitu sebagai berikut:
- Developing (berkembang)
- Recovering (pulih)
- Growing (bertumbuh)
- Pre mature (pramatang)
- Mature (matang)
- Spawning (salin)
Fase matang awal pada gonad jantan biasanya akan memiliki warna coklat kekuningan dan coklat kemerahan, sedangkan pada gonad betina berwarna kuning muda atau putih krem.
1. Perkembangan Gonad Jantan
Gonad pada Echinoidea merupakan sumber nutrisi bagi perkembangan embrio. Tidak hanya itu, ternyata gonad bulu babi juga kerap dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan. Gonad bulu babi mengandung protein yang tinggi serta rendah kolesterol sehingga dapat membantu peningkatan vitalitas, penurunan kolesterol dan mengatur metabolisme dalam tubuh.
Ketika induk bulu babi akan mengalami pemijahan, maka induk bulu babi jantan akan mencari tempat yan lebih tinggi untuk mengeluarkan spermanya. Kemudian, induk betina akan mengeluarkan sel telurnya. Meskipun begitu, kebanyakan induk-induk tersebut hanya berdiam di dasar laut.
2. Pemijahan Sel Sperma
Seperti biota laut lainnya, bulu babi dapat melakukan pemijahan yang diawali dengan pelepasan sel telur dan sel sperma. Induk jantan mengeluarkan sel sperma yang berwarna putih susu baru setelah lima menit induk betina mengeluarkan sel telur yang berwarna kuning.
Maka dari itu, selanjutnya akan terjadi proses pembuahan di antara keduanya. Pembuahan pada Echinoidea dilakukan di luar tubuh. Proses reproduksi pada Echinoidea biasanya dilakukan dengan cara pembelahan pada sel menjadi kelipatan dua. Ketika fase embrio dibentuk, embrio memiliki bentuk yang sama dengan segi tiga sama kaki.
3. Metamorfosis Bulu Babi
Ketika sudah mencapai fase anakan, tentakel akan mulai terlihat yang diikuti dengan pertumbuhan duri di sekitarnya. Setelah pembentukan duri, organ-organ tubuh lainnya akan ikut terbentuk hingga semua organ tubuh lengkap dan dapat difungsikan.
Dari segi fisik terdapat 6 jenis bulu babi yang di mana terdiri dari 3 Famili yaitu Echinometridae yang memiliki bentuk 3 jenis, Diadematidae sebanyak 2 jenis dan Stomopneustidae sebanyak 1 jenis. Echinometra mathaei memiliki berat sekitar 20,29-67,54 gram dengan diameter 38-51 mm dan panjang duri primer 8-13 mm sedangkan panjang duri sekunder 2-5 mm.
Duri yang terdapat pada Echinometra mathaei umumnya berdiri tegak dengan permukaan yang halus dan pada bagian ujungnya meruncing. Bagian ujung durinya berwarna cokelat muda. Rata-rata, bulu babi jenis ini memiliki bentuk oval serta berwarna coklat kegelapan. Selain itu, pada pangkal durinya terdapat cincin berwarna putih yang menjadi ciri khas bulu babi jenis ini.
Berbeda dengan bulu babi jenis Echinometra oblonga yang memiliki bobot sekitar 3,66 hingga 47,71 gram dan diameter sekitar 50 sampai 61 gram. Panjang duri primer pada bulu babi jenis ini adalah 8-27 mm dan berwarna hitam kecoklatan. Pada bagian cangkangnya didominasi oleh warna hitam dan berbentuk oval seperti Echinometra mathei.
Duri yang terdapat pada Echinometra oblonga tidak terlalu panjang dan tidka runcing atau tumpul. Namun berjenis duri yang terdapat pada bulu babi jenis ini cenderung tebal. Tidak hanya itu, durinya juga memili bentuk Tuberkel perforate.
Proses Reproduksi Echinoidea Betina
Tingkat seks rasio yang terjadi pada jenis gonochorik atau sel telur memiliki perbedaan dengan tingkat seks rasio pada sel jantan. Hal inilah yang jarang ditemukan pada hemafrodit. PadaTripneustes gratilla memiliki seks rasio perbadingan yakni sekitar 1 dari 550 individu,.
Proses pembelahan yang dilakukan pada bulu babi biasanya terjadi di luar atau secara eksternal. Selanjutnya kemudian akan dilepaskan ke dalam air laut untuk dilakukan proses pembuahan. Di dalam ekologi, Bulu babi memiliki fungsi sebagai pemakan detritus, pemakan partikel-partikel kecil dan penyeimbang di ekosistem pada terumbu karang.
Bulu babi dianggap sebagai hewan herbivor atau pemakan tumbuh-tumbuhan. Namun pada lingkungan yang berbeda. bulu babi dapat beradaptasi terhadap lingkungannya dengan memakan krustacea, karang dan berbagai jenis makroalga.
1. Perkembangan Gonad Betina
Pada beberapa jenis bulu babi atau Echinoidea, sebelum terjadinya pemijahan terdapat gonad yang telah mencapai kematangan. Hal ini biasa terjadi pada jenis bulu babi yang memiliki ciri khas seperti tanda signal. Tanda signal inilah yang akan membantu telur untuk melepaskan diri. Oleh karena itu, proses pemijahan yang terjadi pada bulu babi disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.
- Kadar suhu
- Salinitas atau kadar garam
- Cahaya
- Arus air
- Perubahan fisik lingkungan
2. Pemijahan Sel Telur
Telur yang berwarna kuning merupakan telur yang matang sedangkan telur putih adalah telur yang tidak matang. Jika dilihat dengan menggunakan mikroskop, akan nampak pada sel telur yang berwarna putih ini speerti pelindung albumin yang cukup tebal. Albumin inilah yang membuat sperma sulit menembus sel telur tersebut.
Telur pada bulu babi atau Echinoidea ini dibungkus dengan jelly coat. Setelah adanya proses fertilisasi yang dilakukan di luar, maka proses pertumbuhan pertama pada bulu babi adalah fase larva. Pada fase ini, bulu babi akan berbentuk plankton atau yang kerap dinamakan dengan echinopluteus.
3. Pembentukan Larva Bulu Babi
Biasanya larva-larva ini akan bergerak secara pasif mengikut gerak arus air yang akan membawanya ke tempat yang dirasa cocok. Setelah menemukan tempat yang cocok, larva tersebut akan menentap dan berkembang sebagai bentos.
Larva pada bulu babi akan berkembang atau melakukan proses metamorfosis menjadi bentuk yang dewasa. Metamorfosis yang terjadi adalah perubahan dari bentuk larva menjadi juventil. Proses metamorfosis yang terjadi pada bulu babi membutuhkan waktu hanya beberapa menit.
Hanya saja, otot-otot pada juventil baru akan berfungsi setelah beberapa hari dari proses metamorfosis. Setelah adanya proses metamorfosis, bulu babi akan terus berkembang. Biasanya proses perkembangan pada bulu babi ini meliputi perubahan pada berat badan, diamater, hingga perubahan pada bentuk cangkang bulu babi.