Daftar isi
Setiap makhluk hidup tentunya memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda. Seperti daur hidup Aurelia aurita yang berkembangbiak dengan cara bereproduksi melalui fase aseksual dan seksual.
Aurelia aurita itu sendiri merupakan nama ilmiah dari ubur-ubur dan tergolong dalam kelompok filum Coelenterata dengan kelas Scyphozoa. Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk dan sering disebut dengan Jelly Fish.
Alat Reproduksi Aurelia Aurita
Ubur-ubur juga mempunyai alat kelamin yang terpisah pada setiap individu jantan dan betina. Adapun macam-macam alat reproduksi ubur-ubur sebagai berikut:
Zigot
Zigot terbentuk akibat adanya peleburan sel telur dan sperma. Zigot ini akan dikeluarkan melalui mulut ubur-ubur betina yang nantinya berkembang menjadi larva berambut getar.
Planula
Setelah zigot terbentuk, maka akan membentuk larva berambut getar atau biasa disebut planula. Bentuknya oval kecil yang pada bagian luarnya dilapisi oleh rambut-rambut kecil (silia).
Silia ini berperan untuk membantu planula agar dapat bergerak melewati air. Selain itu, planula berenang untuk mencari substrat di dasar laut untu mengikatkan dirinya.
Skifistoma
Skifistoma adalah perkembangan berikutnya dari planula. Perkembangan ini terjadi pada saat planula memasuki fase polip. Ketika planula sudah menempel pada substratnya, maka rambut getarnya itu terlepas dan planula pun bertumbuh menjadi skifitoma. Alat ini juga biasa disebut larva planula yang menempel pada subsratnya.
Strobilla
Strobilla atau disebut pula strobilus merupakan hasil pembelahan dari skifistoma yang secara melintang sampai membentuk ruas dengan bentuk cakram. Hal ini terjadi ketika skifistoma telah mencapai ukuran maksimal yakni kurang lebih 12 mm.
Medusa
Medusa merupakan ubur-ubur yang hidupnya melayang. Semasa hidupnya, hewan ini memiliki bentuk tubuh medusa yang dominan daripada bentuk polip. Pasalnya, bentuk polip hanya dapat dijumpai ketika waktu larva.
Ruas-ruas strobilla yang telah tua dan berada di ujung strobilus akan melepaskan diri kmudian berenang bebas untuk hidup mandiri berkembang menjadi ubur-ubur. Kemudian efira itu tumbuh dan berubah menjadi ubur-ubur dewasa atau biasa disebut medusa dewasa.
Cara Perkembangbiakan Aurelia Aurita
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, hewan ini dapat berkembangbiak melalui dua fase yakni fase aseksual dan fase seksual. Adapun perbedaan cara perkembangbiakannya sebagai berikut:
Fase Aseksual Ubur-ubur
Fase ini disebut juga dengan fase vegetative di mana ubur-ubur akan berkembang dengan bentuk polip. Bentuknya dapat berupa skifistoma dan strobila. Sistem reproduksi Aurelia aurita asesksual ini dilakukan dengan jalan membentuk kuncup yang tumbuh di dekat kaki.
Setelah itu, perkembangbiakannya semakin lama semakin besar dan kemudian membentuk tentakel. Meskipun demikian, tubuh anak dari hewan ini akan tetap melekat pada induknya sampai induk itu membentuk kuncup lain. Sehingga akan terbentuk koloni atau strobilla.
Beberapa waktu setelahnya, tubuh anak akan memisah dari induknya dan membentuk efira. Efira merupakan ubur-ubur muda atau medusa muda.
Fase Seksual Ubur-ubur
Jika berkembangbiak dengan bentuk medusa, maka akan mengalami fase seksual atau fase generatif. Fase ini akan melibatkan induk ubur-ubur jantan dan dan induk ubur-ubur betina ketika menjadi medusa.
Kedua induk ubur-ubur dewasa tersebut akan membentuk sel gamet yakni ovum dan sperma. Sperma itu dihasilkan oleh testis dari induk jantan yang letaknya berada di dekat tentakel. Sementara ovum dihasilkan oleh ovarium dari induk betina yang terletak di dekat kaki.
Setelah itu, sperma yang sudah matang akan dikeluarkan di dalam air dan berenang sampai mencapai ovum. Kemudian akan menghasilkan zigot yang nantinya berkembang menjadi planula. Planula tersebut akan melekat di dasar lautan agar dapat tumbuh menjadi individu yang baru (skifistoma).
Dari kedua fase di atas, maka kita dapat ringkas dari sistem reproduksi ubur-ubur (Aurelia aurita) sebagai berikut:
Medusa dewasa – zigot – planula – skifistoma – storbila – efira
Dengan penjelasan sebagai berikut:
- Medusa dewasa atau induk jantan akan menghasilkan sperma, sedangkan medusa dewasa atau induk betina akan menghasilkan ovum (sel telur).
- Kemudian terjadi proses fertilisasi eksternal di dalam air.
- Sel telur akan dibuahi oleh sel sperma dan membentuk zigot.
- Zigot yang terbentuk kemudian membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi blastula, gastrula dan akhirnya menjadi planula atau larva bersilia.
- Planula berenang dengan bebas selama beberapa saat dan menempel pada suatu substrata tau tempat yang sesuai. Setelah menempel, maka silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi skifistoma (polip muda).
- Polip skifistoma ini akan membentuk tunas-tunas da melakukan strobilasi. Strobilasi merupakan proses pembelahan secara melintang pada ujung oral untuk menghasilkan setumpuk bakal medusa atau efira yang memiliki bentuk strobila.
- Kemudian efira akan terlepas satu persatu dari strobila dan membentuk skifistoma yang mampu bertahan hidup sampai beberapa tahun dan akan hidup lagi sebagai polip
- Efira ini juga akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa.