Sphygmomanometer: Fungsi dan Cara Penggunaan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sphygmomanometer, alat medis yang umumnya digunakan untuk mengukur tekanan darah, telah menjadi salah satu instrumen penting dalam dunia kesehatan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah, jenis, serta pentingnya penggunaan sphygmomanometer dalam diagnosis dan pemantauan tekanan darah.

Tekanan darah adalah parameter vital yang memberikan petunjuk berharga tentang kesehatan kardiovaskular seseorang, dan sphygmomanometer memainkan peran utama dalam memastikan tekanan darah tetap terkendali.

Mari kita pelajari lebih lanjut tentang alat yang sering kita lihat di ruang dokter ini dan bagaimana penggunaannya membantu dalam perawatan kesehatan kita sehari-hari.

Apa Itu Sphygmomanometer

Sphygmomanometer adalah alat medis yang digunakan untuk mengukur tekanan darah seseorang. Alat ini memiliki peran penting dalam diagnosis dan pemantauan kondisi kardiovaskular.

Sphygmomanometer bekerja dengan cara mengukur dua jenis tekanan darah, yaitu tekanan sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi dan memompa darah ke arteri) dan tekanan diastolik (tekanan saat jantung beristirahat antara kontraksi).

Pengukuran tekanan darah ini dinyatakan dalam milimeter raksa (mmHg). Sphygmomanometer terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk manset (yang diletakkan di lengan pasien), sebuah manometer (yang menunjukkan pembacaan tekanan darah), dan sebuah pompa udara untuk mengisi manset dengan udara.

Proses pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer melibatkan pengisian manset dengan udara untuk menekan arteri di lengan, kemudian mengukur tekanan udara tersebut secara bertahap dilepaskan hingga mendengar denyutan nadi dengan stetoskop (proses auskultasi) atau melihat fluktuasi dalam aliran darah melalui teknologi digital.

Sphygmomanometer sangat penting dalam pemantauan kesehatan, diagnosis penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi), dan pengelolaan penyakit jantung.

Oleh karena itu, pemahaman tentang cara menggunakan sphygmomanometer dengan benar dan interpretasi hasil pengukuran adalah keterampilan penting bagi para profesional medis dan perawatan kesehatan.

Serta dapat digunakan dalam pemantauan tekanan darah diri sendiri oleh individu yang memerlukannya untuk tujuan perawatan kesehatan pribadi.

Perbedaan Sphygmomanometer dan Tensimeter

Sphygmomanometer dan tensimeter adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk mengacu pada alat medis yang digunakan untuk mengukur tekanan darah.

Namun, secara teknis, perbedaan antara keduanya terletak pada jenis alat dan cara pengukuran yang digunakan. Mari kita bahas perbedaan mereka secara lebih rinci.

Definisi

  • Sphygmomanometer: Istilah ini lebih luas dan mencakup berbagai jenis alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Sphygmomanometer biasanya terdiri dari manset, manometer (untuk pembacaan tekanan), dan pompa udara. Cara pengukuran tekanan darah biasanya melibatkan stetoskop untuk mendengarkan suara denyutan nadi saat tekanan udara di manset dilepaskan secara bertahap.
  • Tensimeter: Ini adalah jenis khusus dari sphygmomanometer yang biasanya merujuk pada alat digital atau otomatis yang tidak memerlukan stetoskop. Tensimeter modern cenderung lebih mudah digunakan, karena mereka mengukur tekanan darah secara otomatis dan menampilkan hasil secara digital.

Cara Pengukuran

  • Sphygmomanometer: Untuk pengukuran dengan sphygmomanometer, perawat atau dokter akan meletakkan manset di lengan pasien dan mengisinya dengan udara menggunakan pompa udara. Kemudian, mereka akan mengukur tekanan udara dalam manset dengan manometer dan mendengarkan suara denyutan nadi menggunakan stetoskop. Mereka akan memonitor tekanan udara dan mendengarkan denyutan nadi hingga mendapatkan pembacaan yang akurat.
  • Tensimeter: Tensimeter modern menghilangkan kebutuhan akan stetoskop. Pasien hanya perlu memasang manset di lengan mereka, dan alat akan mengukur tekanan darah secara otomatis dengan mengisi manset dengan udara dan mengukurnya secara elektronik. Hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk digital pada layar alat.

Tipe Alat

  • Sphygmomanometer: Ini bisa berupa alat manual atau aneroid (yang menggunakan jarum dan skala analog) atau merujuk pada alat otomatis (yang menggunakan teknologi elektronik untuk mengukur dan menampilkan tekanan darah).
  • Tensimeter: Ini merujuk khusus pada alat otomatis atau digital yang tidak memerlukan stetoskop. Tensimeter digital memiliki berbagai fitur, seperti kemampuan untuk menyimpan dan melacak riwayat pengukuran, serta memungkinkan penggunaan yang lebih mandiri.

Penting untuk diingat bahwa dalam praktik klinis, istilah “sphygmomanometer” dan “tensimeter” sering digunakan secara bergantian karena keduanya mengukur tekanan darah. Namun, perbedaan utamanya adalah dalam jenis alat dan cara pengukuran yang digunakan.

Fungsi Sphygmomanometer

Sphygmomanometer memiliki fungsi utama untuk mengukur tekanan darah seseorang. Pengukuran tekanan darah ini sangat penting dalam dunia medis dan memiliki beberapa fungsi kunci:

1. Diagnosis Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Salah satu fungsi utama sphygmomanometer adalah untuk mendiagnosis hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Hipertensi adalah kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya. Dengan mengukur tekanan darah secara teratur, sphygmomanometer membantu dokter dan perawat mendeteksi hipertensi pada pasien mereka.

2. Pemantauan Kesehatan Jantung

Sphygmomanometer juga digunakan untuk memantau kesehatan jantung pasien. Dengan mengukur tekanan darah, profesional medis dapat memantau bagaimana jantung berfungsi dan apakah ada ketidaknormalan yang perlu ditangani.

3. Pengelolaan Pengobatan

Bagi individu yang telah didiagnosis dengan hipertensi atau masalah tekanan darah lainnya, sphygmomanometer membantu dalam pengelolaan pengobatan. Dengan memantau tekanan darah secara teratur, pasien dan dokter dapat memantau sejauh mana pengobatan berfungsi dan apakah perlu penyesuaian dosis atau jenis obat.

4. Pencegahan

Sphygmomanometer juga digunakan dalam pencegahan. Pemeriksaan rutin tekanan darah dapat membantu mengidentifikasi risiko faktor untuk penyakit kardiovaskular, dan dengan demikian, individu dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti perubahan gaya hidup atau pengawasan medis lebih lanjut.

5. Edukasi Pasien

Selain digunakan oleh profesional medis, sphygmomanometer seringkali digunakan sebagai alat pendidikan pasien.

Pasien yang memiliki tekanan darah tinggi atau masalah kardiovaskular dapat memantau tekanan darah mereka sendiri di rumah dengan bantuan sphygmomanometer yang dirancang untuk digunakan sendiri. Ini membantu pasien memahami dampak gaya hidup dan pengobatan pada tekanan darah mereka.

6. Penelitian Kesehatan

Sphygmomanometer digunakan dalam penelitian kesehatan untuk mengumpulkan data tentang tekanan darah dalam populasi besar. Data ini dapat membantu ilmuwan dan peneliti memahami tren kesehatan masyarakat, memperbaiki pedoman pengobatan, dan mengembangkan metode pencegahan.

Cara Menggunakan Sphygmomanometer

Menggunakan sphygmomanometer (alat pengukur tekanan darah) dengan benar memerlukan beberapa langkah penting. Berikut adalah panduan langkah demi langkah tentang cara menggunakan sphygmomanometer:

1. Persiapan

  • Pastikan sphygmomanometer dalam kondisi baik dan kalibrasi. Periksa manset, pompa, manometer, dan stetoskop jika digunakan (pada sphygmomanometer manual).
  • Pastikan pasien duduk atau berbaring dengan nyaman dalam posisi yang santai. Pastikan lengan pasien terangkat sejajar dengan jantung.

2. Penggunaan Sphygmomanometer Manual (Aneroid)

  • Letakkan manset di sekitar lengan atas pasien, biasanya di atas tulang siku. Pastikan manset pas sesuai dengan ukuran lengan pasien. Manset yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat menghasilkan pembacaan yang tidak akurat.
  • Pastikan manset dipasang dengan rapat tetapi tidak terlalu ketat. Ada biasanya tanda di manset yang menunjukkan posisi yang benar.
  • Jika Anda menggunakan sphygmomanometer manual, letakkan ujung stetoskop di atas arteri brakialis (biasanya di bawah manset) di dalam lipatan siku. Pastikan stetoskop terpasang dengan benar dan Anda dapat mendengar suara dengan jelas.
  • Mulailah memompa udara ke dalam manset dengan pompa udara hingga tekanan di manometer mencapai sekitar 30 mmHg lebih tinggi dari perkiraan tekanan sistolik yang diharapkan. Ini adalah tekanan awal untuk memastikan manset cukup mengencang.
  • Secara perlahan lepaskan udara dari manset dengan membuka katup perlahan. Dengarkan suara denyutan nadi melalui stetoskop. Ini adalah tekanan sistolik pertama yang akan terdengar.
  • Ketika Anda mendengar denyutan nadi pertama, catat pembacaan tekanan yang muncul di manometer. Ini adalah tekanan sistolik. Terus lepaskan udara dengan membuka katup dan catat pembacaan tekanan di mana denyutan nadi berhenti sepenuhnya. Ini adalah tekanan diastolik.
  • Setelah selesai pengukuran, buang udara sepenuhnya dari manset dengan membuka katup secara total.

3. Penggunaan Sphygmomanometer Digital (Tensimeter)

  • Langkah pertama adalah memasang manset di sekitar lengan pasien seperti yang dijelaskan sebelumnya.
  • Hidupkan sphygmomanometer digital. Banyak alat akan memerlukan pengaturan awal, seperti memasukkan tanggal dan waktu.
  • Tekan tombol “mulai” atau “ukur” pada alat. Alat akan secara otomatis mengisi manset dengan udara, mengukur tekanan darah, dan menampilkan hasil di layar.
  • Catat tekanan sistolik dan diastolik yang ditampilkan di layar.
  • Matikan alat dan buang udara dari manset jika perlu.
  • Beberapa sphygmomanometer digital dapat menyimpan riwayat pengukuran. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan untuk mengakses dan menyimpan data ini jika diperlukan.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk penggunaan yang disediakan oleh produsen sphygmomanometer yang Anda gunakan. Juga, pastikan untuk membersihkan semua bagian alat yang bersentuhan dengan pasien setelah digunakan untuk mencegah penularan infeksi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn