Wilayah Sulawesi Selatan yang terletak di selatan Pulau Sulawesi ini memiliki luas wilayah 45.764,53 km2(BPS 2008). Provinsi Sulawesi Selatan sendiri mempunyai sumber daya lahan dan iklim yang sangat bervariasi.
Keragaman karakteristik ini memicu berbagai macam komoditi pertanian unggulan di masing-masing wilayah sesuai dengan kondisi agro-ekosistemnya. Selain pertanian, komoditi yang ada di wilayah tersebut adalah peternakan dan perikanan. Seperti apa bentuk spesifik dari banyak komoditi Sumber Daya Alam tersebut? Berikut ulasan dari kami.
1. Sektor Perhutanan dan Pertanian
Yang meliputi sektor komoditi di bidang pertanian adalah sebagai berikut :
- Padi
Komoditas padi yang merupakan tanaman utama karena sekaligus dijadikan bahan pokok makanan, banyak tersebar di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan. Diantaranya adalah : Kabupaten Sidrap, Bone, Pinrang, Soppeng dan Gowa. - Jagung
Komoditas jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah beras dan merupakan bahan baku pakan ternak. Penanaman jagung untuk pantai Barat,Sulawesi Selatan biasanya dimulai pada bulan Oktoberdanpanen akhir bulan Januari kemudian diikuti oleh jagung tanpa olah tanah pada awal bulan Februaridan panen akhir Juni. Luas areal tanam, luas tanam dan produksi tanaman jagung pada10 kabupaten di Sulawesi Selatan, dengan produktivitas tertinggi di wilayah Gowa, Pinrang, dan Soppeng masing-masing mencapai 5,85; 5,85; dan 5,60 t/ha. - Kacang Tanah
Komoditas selanjutnya dalah kacang tanah. Komoditas ini mempunyai peluang untuk berkembang dan disukai oleh petani karena proses penanaman dan perawatan yang terbilang mudah dan bisa dilakukan di lahan basah dan kering. Kabupaten Bone, Bulukumba, dan Maros tergolong sentra penghasil kacang tanah di Sulawesi Selatan dengan tingkat produktivitas rata-rata mencapai 1,83t/ha. Sedangkan daerah dengan produktivitas tertinggi adalah Sidrap, Pangkep dan Bulukumba masing-masing 2,98; 2,36; 2,22 t/ha. - Kakao
Luas areal yang dipergunakan untuk menanam komoditas ini mencapai 89.864 ha dengan produksi 43.518t. Luas areal dan produksi terbesar tercatat di kabupaten Bone (30.625 ha dan 15.644 t), Pinrang (22.962 ha dan 10.599 t), menyusul kabupaten Soppeng (15.768 ha dan 7.036 ha). Ketiga daerah tersebut merupakan daerah pusat penghasil kakao di Sulawesi Selatan, menyumbang sekitar 76 % dari total produksi 10 kabupaten yang disurvei. Namun tingkat produktivitas rata-rata yang dicapai masih terbilang rendah, yaitu baru sekitar 0,70 t/ha. - Kemiri
Untuk sumber daya alam yang satu ini tersebar di wilayah Kabupaten Maros dan Bone yang menjadi sentra penghasil kemiri. Walaupun tingkat produksinya masih rendah, namun secara keseluruhan hasil yang berasal dari 2 wilayah tersebut mencapai 11.482t atau sekitar 72% dari total produksi. - Jambu Mete
Kabupaten Bulukumba, Pangkep, dan Sidrap merupakan sentra penghasil utama jambu mete dengan produktivitas rata-rata mencapai 0,82 t/ha dan produksi sekitar 25.275 t atau 76 % dari total yang dihasilkan pada 10 kabupaten yang disurvei. - Kopra
Kabupaten Bulukumba, Bone, dan Pinrang merupakan pusat penghasil kelapa dengan produktivitas rata-rata sekitar 1,04 t/ha dan produksi masing-masing 13.700; 9.479; dan 5.752 t pertahun, atau sejumlah 28.931 t (71 %). - Kayu Olahan
Kayu olahan diperoleh dari beberapa areal hutan yang ada di daerah, khususnya dari hutan produksi. Potensi tertinggi untuk sumber daya alam ini berada di kabupaten Bone. Yang kemudian disusul oleh kabupaten Sidrap, Pinrang, Marros, dan Banru. Produksi kayu olahan sudah dikirim ke luar Sulawesi hingga diekspor ke luar negeri. - Kopi
Kopi merupakan komoditas yang paling terkenal sampai ke luar negeri. Kopi Toraja menjadi unggulan yang berasal dari dataran tinggi di Sulawesi Selatan. Bahkan kopi ini termasuk ke dalam peringkat 10 besar di dunia. Manisnya pedesaan Tana Toraja dan catatan buah diredam menciptakan rasa mendalam dengan kualitas yang pedas menyengat mirip dengan kopi Sumatera. Toraja kopi diproses dengan menggunakan basah giling basah metode, yang menghasilkan sekam bebas biji kopi hijau.
2. Sektor Perikanan
Pada sektor ini disebutkan sebagai penyumbang terbesar ekspor di Makassar. Jumlah ekspor yang semakin naik secara signifikan ini menandakan bahwa perikanan di area Makassar semakin meningkat.
Termasuk di dalamnya adalah rumput laut yang merupakan potensi unggulan Sulawesi Selatan. Dari produksi nasional, sekitar 33,33% produksi rumput laut dihasilkan dari daerah ini.
Peningkatan ini yang berperan besar dalam perekonomian daerah karena tingginya nilai ekspor komoditas perikanan yang mencapai angka 256 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau meningkat 66,88 persen dari nilai ekspor tahun sebelumnya yang hanya 153 juta dolar AS.
3. Sektor Peternakan
Potensi sumber daya alam yang melimpah selanjutnya adalah peternakan. Sulawesi Selatan pernah terkenal dengan julukan gudang sapi potong dan bibit, terutama sapi Bali, ke seluruh Indonesia dalam rangka pengadaan ternak nasional dengan jumlah populasi 1.221.603 ekor, menempati urutan kedua setelah Jawa Timur dengan populasi 2.878.163 ekor (Ditjennak 1988).
Namun dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami penurunan secara drastis dari angka 783.609 ekor (tahun 1997) menjadi 722.433 ekor (tahun 2001) dengan rata-rata penurunan 1,61% setiap tahunnya (BPS Sulawesi Selatan, 2002).