Sosiologi

7 Sumber Informasi dalam Interaksi Sosial

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam buku Cultural Sociology, Gillin dan Gillin mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, maupun antara individu dengan kelompok manusia.

Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication).

  • Kontak Sosial

Secara sosiologis, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik karena individu atau kelompok dapat melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa saling menyentuh, misalnya berbicara melalui telepon atau saling bertukar kabar melalui jejaring sosial.

  • Komunikasi

Komunikasi merupakan pengiriman sekaligus penerimaan pesan, informasi, maupun berita antara dua individu atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.  Komunikasi dibagi menjadi dua bentuk, yaitu komunikasi verbal (secara lisan atau tulisan) dan komunikasi nonverbal (menggunakan simbol dan gestur tubuh).

Dalam proses interaksi sosial, individu membutuhkan berbagai informasi untuk dapat mendefinisikan atau mengartikan situasi. Hal tersebut bertujuan untuk membangun topik pembicaraan agar lebih mengenal satu sama lain.

Menurut Karp dan Yoels, terdapat tujuh sumber informasi dalam interaksi sosial yaitu warna kulit, usia, jenis kelamin, penampilan fisik, bentuk tubuh, pakaian, dan wacana.

1. Warna Kulit

Warna kulit sangat erat kaitannya dengan ras, yaitu ciri-ciri yang dimiliki manusia, seperti warna rambut, bentuk wajah, hidung, dan tinggi badan.

Dalam interaksi sosial, warna kulit menjadi faktor penentu seseorang memiliki sikap diskriminatif secara rasial atau tidak. Pada zaman modern seperti saat ini, terdapat banyak kelompok yang menggaungkan tentang kesetaraan ras dan anti-rasisme, tetapi kasus-kasus yang berlatar belakang ras masih sering terjadi.

Sebagai contoh di Amerika, tindakan rasisme masih berlangsung hingga kini meskipun sudah ada kecaman dari masyarakat dunia. Tindakan rasisme tersebut tidak hanya membidik kelompok masyarakat kulit hitam saja, tetapi juga dilakukan pada masyarakat Asia dan keturunannya.

Berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh orang kulit putih terhadap orang kulit hitam atau Asia yaitu pengeroyokan, penembakan, penyerangan, dan pembunuhan.

Tidakan melanggar HAM ini apabila tidak ditangai dengan tegas, maka akan semakin meningkat dan menimbulkan banyak korban.

2. Usia

Seseorang cenderung lebih senang berinteraksi atau berhubungan dengan orang yang berusia sama (sebaya). Hal ini dapat terjadi karena saat berinteraksi dengan orang sebaya dapat membicarakan berbagai topik yang sama, seperti hobi, rutinitas harian, pekerjaan, pendidikan, dan lainnya.

Cara berbicara dengan orang yang berusia lebih tua tentu berbeda dengan orang yang memiliki usia sama maupun yang berusia lebih muda.

Misalnya, ketika berbicara dengan orang yang lebih tua harus menggunakan kalimat yang mudah dimengerti, bersikap sopan, menurunkan nada suara, dan memperhatikan dengan bahasa tubuh yang baik.

3. Jenis Kelamin

Sama halnya dengan usia, seseorang juga relatif lebih suka berinteraksi dengan orang yang memiliki jenis kelamin yang sama. Misalnya, laki-laki lebih suka mengobrol dengan sesama laki-laki, dan perempuan lebih nyaman berbincang dengan sesama perempuan.

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang perempuan ingin menjauhkan diri dari obrolan para laki-laki tentang politik, otomotif, dan olahraga khususnya bola.

Sementara itu, laki-laki memilih mengasingkan diri dari sekelompok perempuan yang senang membicarakan topik mengenai perawatan wajah, tas, baju, sepatu, dan drama Korea.

4. Penampilan Fisik

Penampilan fisik seseorang merupakan salah satu sumber informasi yang memengaruhi interaksi sosial. Penampilan fisik juga dianggap dapat menilai sifat dan kepribadian yang dimiliki seseorang.

Penampilan fisik berkaitan erat dengan gambaran luar yang ada pada seseorang, misalnya bentuk wajah, tubuh, tinggi badan, warna kulit, dan gaya berbusana.

Setiap orang memiliki kriteria dan selera yang berbeda mengenai penampilan. Ada orang yang memilih untuk bergaya casual, yaitu cara berdandan dan berpakaian secara sederhana tanpa perlu banyak motif serta pola. Hal yang paling penting bagi penganut gaya ini adalah kenyamanan.

Orang dengan penampilan casual, dinilai memiliki sifat percaya diri dan terbuka terhadap hal baru.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, penampilan fisik tidak hanya dilihat dari berbagai hal di atas, melainkan juga dapat dinilai dari sikap dan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Bentuk Tubuh

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wells dan Siegal, terdapat relasi antara bentuk tubuh dan kepribadian seseorang. Berikut adalah penjelasan mengenai tiga tipe bentuk tubuh beserta sifatnya.

  • Mesomorph

Mesomorph merupakan salah satu tipe bentuk tubuh yang berukuran sedang, artinya tidak tidak terlalu kurus atau kelebihan berat badan. Seseorang yang berbentuk tubuh ini dapat dengan mudah menaikkan atau menurunkan berat badan. Selain itu, tipe ini juga dapat membentuk otot dengan cepat melalui jenis olahraga tertentu.

Pada umumnya, seseorang yang memiliki bentuk tubuh mesomorph memiliki sifat percaya diri, aktif, kompetitif, dan berjiwa kepemimpinan.

  • Endomorph

Tipe badan endomorph memiliki ciri-ciri bertubuh pendek dan berisi. Oleh karena itu, seseorang yang berbentuk tubuh ini sangat mudah menaikkan berat badan dan merasa kesulitan untuk menurunkan berat badan.

Sifat atau kepribadian yang dimiliki oleh orang yang bertipe endomorph yakni pemaaf dan tenang.

  • Ectomorph

Seseorang yang berbentuk tubuh ectomorph mempunyai bentuk kaki dan lengan yang panjang, serta bahu yang tidak begitu lebar. Meskipun mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak, bentuk tubuh ectomorph tidak mudah berubah. Selain itu, bentuk tubuh ini juga cenderung mengalami kesulitan untuk menambah massa lemak dan otot.

Seseorang yang mempunyai bentuk badan ectomorph dinilai berkepribadian pemalu dan kaku.

6. Pakaian

Jenis pakaian yang dikenakan seseorang dapat menunjukkan kelas sosialnya. Individu atau kelompok yang menduduki kelas sosial paling atas lebih condong memilih pakaian berkualitas baik, atau dengan kata lain pakaian yang berasal dari brand mewah.

Hal tersebut ditandai dengan bahan pakaian yang digunakan berkualitas premium, diproduksi dalam jumlah terbatas, dan terlahir dari tangan kreatif desainer ternama.

Contoh individu atau kelompok yang menempati kelas sosial atas yang berpakaian branded yaitu pengusaha, pejabat, CEO, manajer, dan selebriti.

Oleh karena itu, ketika melihat seseorang mengenakan pakaian branden, maka cenderung akan bersikap segan dan merasa malu untuk membuka suatu obrolan.

7. Wacana

Wacana dapat diartikan sebagai  kesatuan bahasa yang paling utuh berisi kumpulan kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam interaksi sosial, wacana dapat diwujudkan dalam bentuk lisan atau tulisan. Berbagai informasi mengenai seseorang dapat dengan mudah diperoleh melalui suatu pembicaraan.

Misalnya ketika menunggu kereta di stasiun, Andi berkenalan dan mengobrol dengan salah satu penumpang yang kemudian diketahuinya sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi. Melalui pembicaraan tersebut, Andi dapat mengetahuai status dan peran yang dimiliki oleh lawan bicaranya.