10 Syarat Terjadinya Imitasi baik Positif dan Negatif

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah sudah tahu dengan imitasi (imitation)? Imitasi adalah barang tiruan yang meniru beberapa aspek, seperti desain maupun bentuk produk. Faktanya, imitasi ini dapat digunakan pada beberapa aspek. Tidak hanya itu, imitasi bisa mengarah pada hal positif maupun negatif.

Imitasi positif adalah proses untuk menirukan segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang, baik itu tindakan maupun penghargaan yang mana proses ini memberikan dampak positif. Sedangkan, imitasi negatif adalah tindakan menirukan yang mana mampu memberikan efek buruk baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Terlihat sekali perbedaan antara imitasi positif dan imitasi negatif. Kali ini, supaya semua orang tidak menyalahgunakan kata imitasi, ada beberapa syarat yang perlu diketahui untuk imitasi. Inilah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam imitasi, diantaranya sebagai berikut:

Sifat Kecenderungan terhadap Penghargaan

Imitasi tidak jauh-jauh dari sifat yang haus akan penghargaan sosial. Biasanya, orang-orang yang melakukan imitasi ini mengidolakan tokoh-tokoh besar, baik itu di Indonesia maupun luar.

Tindakan ini dapat dilihat pada kondisi seseorang yang mengidolakan toko Fiersa Besari. Kadangkala sosok tersebut berkhayal mempunyai nasib yang sama dengan Fiersa Besari dan ia mengharapkan mendapatkan penghargaan sosisal.

Minat dan Perhatian untuk Ditiru

Syarat-syarat terjadinya imitasi adalah adanya rasa minat serta perhatian untuk meniru sesuatu hal. Sederhananya, imitasi yang dilakukan di sini adalah menirukan hal-hal yang ada pada sosok idola.

Walaupun imitasi ini bisa diakui maupun tidak diakui, setiap orang yang bertumbuh tidak pernah terlepas dari tiruan.

Syarat imitasi ini dapat ditemui pada sosok anak-anak yang mengidolakan orang tuanya, seperti ibu. Ibu yang memiliki karakteristik kuat dan mandiri. Anak itu akan meniru karakteristik yang dimiliki ibunya.

Sikap yang Menunjukkan Kekaguman

Rasa kagum tidak akan pernah lepas dalam kehidupan. Sangat wajar apabila makhluk hidup menganggumi seseorang selama ini. Inilah salah satu syarat yang menjadikan seseorang untuk melakukan imitasi.

Sederhananya, bentuk imitasi kali ini adalah seseorang yang menyukai kebudayaan Jepang, tentu di dalam benak hati sosok tersebut ada tuntutan untuk meniru. Ada waktunya, seseorang yang menyukai kebudayaan Jepang meniru style yang ada di Jepang seperti menggunakan pakaian kimono.

Kecenderungan yang Merujuk pada Perilaku

Ketika mengidolakan seseorang atau menyukai sesuatu, sudah dapat dipikirkan ada salah satu perilaku yang ingin ditiru. Tanpa melihat perilaku tersebut baik atau buruk.

Salah satu bentuk imitasi perilaku ini dapat dilihat dari seseorang yang menyukai penyimpangan orientasi seksual atau cenderung mengarah hal-hal bebas, entah itu seks bebas atau LGBTQ. Melihat kondisi ini, penyimpangan perilaku yang terlintas merujuk pada pola budaya western yang mana kondisi imitasi ini tidak sesuai dengan kebudayaan di Indonesia.

Kecenderungan dalam Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat dengan mudah ditirukan dan inilah penyebab dasar peniruan. Tatkala, seseorang berkeinginan untuk meniru interaksi sosial yang mirip dengan salah satu tokoh idola.

Bentuk kecenderungan ini dapat dilihat dari perlakuan sosok yang mengidolakan tokoh masyarakat seperti Merry Riana.

Ketika sosok tersebut berada di dalam ruang lingkup publik, ia berpenampilan dan berinteraksi layaknya Merry Riana. Hal ini sangatlah wajar, namun ada point yang harus digarisbawahi yaitu pandailah dalam memilih interaksi sosial positif.

Kecenderungan terhadap Tingkat Keberhasilan

Membahas tentang kecenderungan terhadap tingkat keberhasilan, imitasi ini biasanya dilakukan oleh pihak-pihak pemerintah.

Contoh sederhananya adalah pemerintah DKI Jakarta mampu mengurangi angka kemacetan. Dengan kondisi seperti ini mampu membuat pemerintahan DKI Jakarta dijadikan sebagai panutan oleh pemerintah daerah lain.

Biasanya, pemerintah daerah lainnya akan mengikuti pola yang sama dalam mengatasi kemacetan.

Merujuk pada Kebiasaan Sehari-hari

Hal yang bisa menyebabkan terjadinya imitasi adalah melihat kebiasaan seseorang sehari-hari. Hal tersebut akan tersimpan di dalam memori secara berulang.

Bisa dilihat dari kebiasaan seseorang yang suka memasak, sudah dapat dipastikan ia menirukan salah satu sosok di rumah yang suka memasak. Hal ini sebenarnya sudah sangat umum dalam dunia imitasi.

Sikap dalam Melakukan Tindakan

Imitasi dalam bentuk tindakan bukanlah hal yang patut dipermasalahkan. Asalkan tindakan yang ditirukan ini masih dalam ranah positif. Namun, saat ini yang banyak ditemukan adalah imitasi tindakan negatif.

Ada banyak tindakan yang bisa ditirukan oleh masyarakat. Sederhananya, salah seorang yang menyukai model terkenal. Tindakan imitasi yang dilakukan oleh seseorang itu adalah mengikuti tindakan model yang diidolakan, misalnya menirukan cara berpakaian.

Cenderung Menambah Wawasan

Imitasi dalam menambah atau menimba wawasan yang sama sudah sangat wajar dan termasuk ke dalam imitasi positif. Maka dari itu, tidak sedikit orang menimba wawasan yang sama seperti idolanya.

Hal ini dapat dilihat dari seseorang yang mengindolakan tokoh bisnis terkenal. Sosok tersebut akan menimba wawasan yang sama atau dibutuhkan untuk kehidupannya dimasa mendatang, hal tersebut termasuk ke dalam transformasi imitasi. Imitasi ini sangat bagus dalam kehidupan karena memberikan dampak positif untuk ke depannya.

Kecenderungan dalam Mengucapkan Kata-kata

Imitasi dalam bentuk pengucapan kata-kata yang sama ini sangat lumrah ditemukan. Namun, imitasi ini bisa termasuk ke dalam dua konteks, konteks yang positif atau negatif.

Biasanya kecenderungan mengucapkan kata-kata banyak ditemukan dalam imitasi konteks negatif. Namun, ada juga imitasi dalam konteks positif seperti anak bayi yang berusaha untuk mengucapkan kata-kata baik seperti orang tuanya. Hal ini kembali lagi pada point pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak.

Itulah beberapa syarat untuk melakukan imitasi, ada baiknya untuk menirukan hal-hal positif dan buang hal-hal negatif.

fbWhatsappTwitterLinkedIn