Daftar isi
Penggunaan berbagai perangkat digital yang kita kenal saat ini tidaklah lepas dari proses penyimpanan data atau yang dikenal dengan istilah database. Database atau basis data merupakan kumpulan data yang diolah sedemikian rupa dengan ketentuan tertentu dan saling berhubungan. Dengan adanya database, maka akan memudahkan ketika hendak menyimpan informasi atau data, mencari, maupun menghapusnya.
Pada kesempatan ini akan dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang sebuah database. Namun sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu mengenai apa itu perancangan database.
Connolly (2002: 279) menyebutkan bahwa perancangan database atau basis data merupakan proses menciptakan perancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Perancangan database juga bisa diartikan sebagai proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem.
Tujuan dari perancangan database sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari pengguna dan aplikasi, menyediakan struktur informasi yang mudah dimengerti oleh pengguna, serta mendukung pemrosesan pada sistem database.
Ada 6 tahap yang perlu dilakukan dalam proses perancangan suatu database. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut:
1. Pengumpulan Data dan Analisis
Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam perancangan sebuah database adalah proses mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dari pengguna aplikasi database. Untuk itu, perlu mengenal bagian lain dari sistem informasi yang nantinya akan berhubungan dengan sistem database, termasuk user atau pengguna dan aplikasi. Data akan kebutuhan-kebutuhan itulah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisis.
Pada tahap ini, ada 4 kegiatan yang dilakukan yaitu:
- Menentukan kelompok pengguna dan bidang aplikasinya
- Meninjau dokumentasi yang ada
- Menganalisis lingkungan operasi dan pemrosesan data
- Membuat daftar pertanyaan untuk wawancara tentang data apa saja yang diperlukan atau harus dianalisis.
2. Perancangan Database Secara Konseptual
Tujuan dari tahap perancangan database secara konseptual ini adalah untuk menghasilkan conceptual schema (skema konseptual) untuk database yang tergantung pada DBMS masing-masing.
Pada tahap ini, penggunaan model data tingkat tinggi seperti Entity Relationship (ER) dan Enhanched Entity Relationship (EER) sudah sering digunakan secara rinci. Perancangan database pada tahap ini hanya menentukan konsep yang berlaku dalam sistem database yang hendak dibangun.
Adapun langkah-langkah proses perancangan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
- Prosedur kerja secara keseluruhan yang berlaku pada sistem berjalan, proses apa saja yang ada dalam sistem.
- Menentukan informasi atau output apa yang diinginkan dari database.
- Menentukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang sedang berjalan, sehingga tidak membuat kesalahan yang sama.
- Membuat pengembangan sistem di masa yang akan datang.
- Menganalisis tingkat keamanan dari sistem yang ada pada saat ini.
- Menentukan siapa saja yang terlibat dalam sistem yang berjalan
- Menentukan input atau masukan apa yang perlu dimasukkan ke dalam sistem
Ada dua pendekatan yang bisa dilakukan dalam perancangan database pada tahap skema konseptual, yaitu:
- Terpusat
Kebutuhan dari pengguna dan aplikasi yang berbeda digabungkan menjadi satu untuk kemudian dirancang menjadi satu skema konseptual. - Integrasi View-View yang Ada
Masing-masing kebutuhan dari pengguna dan aplikasi yang bebeda dirancang dengan skema eksternal atau view. Selanjutnya, view-view tersebut disatukan dalam skema konseptual
3. Pemilihan Sistem Manajemen Database
Tahap atau fase yang ketiga dalam perancangan database adalah melakukan pemilihan sistem manajemen database. Pemilihan database sendiri ditentukan oleh beberapa faktor, yakni:
- Faktor Teknik
Beberapa faktor teknik yang mempengaruhi pemilihan sistem manajemen database adalah:- Tipe struktur data apakah hirarki, jaringan, atau relasional.
- Struktur penyimpanan dan jalur akses yang didukung oleh sistem manajemen database
- Tipe interface dan programmer
- Tipe bahas query.
- Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi dalam pemilihan sistem manajemen database antara lain: - Faktor Organisasi
Adapun faktor organisasi yang memengaruhi pemilihan sistem manajemen database adalah sebagai berikut:- Struktur data
- Personal yang telah terbiasa dengan sistem yang ada
- Ketersediaan dari service vendor atau layanan penjual.
4. Perancangan Database Secara Logika
Fase berikutnya adalah perancangan database secara logika atau disebut dengan pemetaan model data. Pada fase ini dibuat skema konseptual dan juga skema eksternal pada model data dari sistem manajemen database yang sudah ditentukan pada fase sebelumnya.
Untuk melakukan transformasi dari skema konseptual dan eksternal (yang dihasilkan pada tahap 2) ke dalam sistem manajemen database, bisa dilakukan melalui 2 jenis proses sebagai berikut:
- Transformasi yang tidak bergantung pada sistem
Pada tahap ini proses transformasi dilakukan dengan tidak mempertimbangkan karakteristik yang spesifik atau khusus yang hendak diaplikasikan pada sistem manajemen database. - Penyesuaian skema dari tahap pertama ke dalam sistem manajemen database yang spesifik dari suatu model data seperti yang digunakan pada sistem database manajemen terpilih.
5. Perancangan Database Secara Fisik
Pada tahap perancangan dtabase secara fisik, dilakukan perancangan spesifikasi untuk database yang disimpan, terkait dengan struktur penyimpanan fisik, jalur akses, dan penempatan record.
Kriteria yang digunakan dalam pemilihan perancagan fisik adalah:
- Response Time, yaitu waktu yang diperlukan database untuk menerima respon.
- Space Utility, yaitu jumlah ruang penyimpanan yang diperlukan untuk database file dan struktur jalur aksesnya
- Transaction Troughput, yakni rata-rata nilai transaksi yang bisa diperoleh tiap menitnya oleh sistem databasse.
6. Implementasi Sistem Database
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik dari tahap pertama hingga kelima telah lengkap, maka database bisa mulai diimplementasikan. Pada tahap ini, sejumlah perintah yang ada dalam DDL dan SDL dari Database Management System (DBMS) yang telah dipilih, dikumpulkan yang kemudian digunakan dalam pembuatan skena database. Apabila ada data yang harus dirubah, maka mungkin diperlukan untuk melakukan format ulang data untuk kemudian dimasukkan data yang baru.