Daftar isi
Salah satu tarian tradisional Indonesia yang ditetapkan sebagai Daftar Warisan Budaya Tak Benda yang Memerlukan Perlindungan Mendesak oleh UNESCO (2011) adalah tari Saman yang berasal dari Gayo Lues, Aceh.
Tari Saman sendiri merupakan tari tradisional masyarakat Gayo atau suku Gayo yang mendiami Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara, dan masyarakat Gayo yang berada di Kabupaten Aceh Timur (daerah Lukup atau Serbejadi).
Bagi masyarakat Gayo, tari Saman tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan melainkan juga media dakwah sekaligus sarana pewarisan budaya.
Maksudnya adalah tari Saman berfungsi sebagai media syiar agama Islam, peraturan atau adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.
Buktinya adalah syair-syair yang dikumandangkan ketika tari Saman dipentaskan yang kerap memuat konsep dan nilai agama, beragam nasihat, serta konsep dan nilai budaya.
Selain itu, tari Saman juga kerap ditujukan sebagai upacara menyambut tamu agung.
Sejatinya, sejarah asal usul tari Saman belumlah diketahui dengan pasti. Beragam versi sejarah tari Saman yang beredar hingga kini belumlah dikaji secara ilmiah. Karena itu kebenarannya masih diragukan.
Namun, menurut Rajab Bahry dkk (2014) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa tari Saman telah tumbuh dan berkembang di daerah Belangkejeren, Gayo jauh sebelum Belanda datang.
Buktinya adalah catatan Marcopolo ketika singgah di Kerajaan Pasai pada tahun 1219.
Suatu malam, Marcopolo mendengar suara riuh rendah. Ia mengira suara riuh rendah tersebut adalah suara orang-orang tengah berkelahi.
Namun, penduduk setempat menyatakan bahwa suara riuh rendah tersebut adalah suara orang Gayo sedang memukul-mukul dada.
Marcopolo kemudian pergi ke sumber suara dan melihat sederetan pemuda Gayo sedang bermain Saman di atas batang kelapa yang telah direbahkan.
Hal ini menunjukkan bahwa tari Saman telah ada sebelum Belanda datang.
Fungsi tari Saman terutama dalam konteks kehidupan masyarakat Gayo antara lain sebagai berikut.
1. Integrasi sosial
Tari Saman mampu memberikan sumbangsih bagi terciptanya integrasi masyarakat Gayo yang homogen maupun masyarakat Aceh yang heterogen. Misalnya, diselenggarakannya kegiatan Saman jalu
2. Pelestarian dan stabilitas budaya
Tari Saman berfungsi sebagai pelestarian dan stabilitas budaya karena dalam syair yang dinyanyikan terdapat filsafat hidup masyarakat Gayo yang diwariskan secara turun temurun.
Selain itu, dalam tarian Saman terkandung unsur-unsur sejarah, mite, dan legenda yang mengarah pada kelestarian budaya.
3. Kreativitas
Sebagaimana karya seni budaya lainnya, tari Saman juga berfungsi sebagai media ekspresi berbagai macam emosi yang disajikan dalam bentuk bahasa verbal serta gerakan tarian yang memukau penonton.
4. Hiburan
Tari Saman juga berfungsi sebagai hiburan. Hal ini terlihat ketika tari Saman menjadi pentas pertunjukkan untuk berbagai macam acara namun tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.
5. Dakwah
Sejak zaman dahulu hingga kini, tari Saman dijadikan sebagai media dakwah yakni syiar agama Islam kepada para penonton. Hal ini terlihat dari syair-syair yang dikumandangkan didalamnya.
6. Ekonomi
Seni pertunjukkan tari Saman yang digelar di suatu tempat pasti akan mendatangkan keramaian. Situasi inilah yang dapat dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan di sekitar tempat pertunjukan.
Adapun manfaat tari Saman antara lain sebagai berikut.
Properti tari Saman ketika pertunjukan adalah sebagai berikut.
Gerakan tari Saman dapat dibagi ke dalam beberapa gerakan seperti gerakan badan, gerakan tangan, gerakan kepala, dan gerakan gabungan.
1. Gerakan badan
Pada tari Saman, para penari melakukan gerakan tarian sambil duduk berlutut dengan berat badan bertumpu pada kedua telapak kaki.
Beberapa gerakan badan dalam tari Saman antaralain sebagai berikut.
2. Gerakan tangan
Gerakan tangan dan tari Saman sangatlah dominan karena berfungsi sebagai gerak dan musik. Beberapa gerakan tangan dalam tari Saman antara lain sebagai berikut.
3. Gerakan kepala
Adapun beberapa gerakan kepala dalam tari Saman antara lain sebagai berikut.
4. Gerakan gabungan
Yang dimaksud dengan gerakan gabungan adalah gerakan badan, tangan, dan kepala yang dilakuakan secara bersama-sama. Ada beberapa macam gerakan antara lain sebagai berikut.
Pola lantai tari Saman adalah pola garis lurus sejajar atau bersaf. Pola ini digunakan dari awal dimulainya tarian hingga tarian selesai dan disebut-sebut mengadopsi ajaran Islam ketika akan melaksanakan shalat.
Berdasarkan pola garis lurus sejajar atau bersaf, setiap penari saling merapatkan badan dan bahu sehingga memudahkan penari dalam membuat berbagai gerakan.
Tari Saman biasanya dimainkan oleh 17 orang penari laki-laki dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Penari nomor 1 dan 17 disebut Penupang
Penari nomor 1 dan 17 atau Penupang adalah penari yang berada dipaling ujung kiri dan kanan. Selain berfungsi menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus.
2. Penari nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit
Penari nomor 2-7 dan 11-16 atau penyepit merupakan penari biasa yang mendukung gerak tari yang diarahkan oleh Pengangkat.
3. Penari nomor 8 dan 10 disebut Pengapit
Penari nomor 8 dan 10 atau Pengapit merupakan tokoh yang membantu Pengangkat, baik dalam gerak tari maupun syair yang dilagukan.
4. Penari nomor 9 disebut Pengangkat
Penari nomor 9 atau Pengangkat merupakan tokoh utama dalam tari Saman. Dialah yang menentukan gerak tari sambil melagukan syair-syair.
Secara garis besar, kostum atau busana tari Saman dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan tangan.
Setiap tarian tradisional yang ada di Indonesia memiliki keunikan masing-masing, tak terkecuali tari Saman. Keunikan tari Saman antara lain sebagai berikut.