Daftar isi [Tutup]
Indonesia merupakan negara yang begitu luas baik daratan maupun lautnya. Tidak hanya itu, di Indonesia juga ada banyak keanekaragaman mulai dari suku, budaya, kesenian, ras, bahasa dan juga agama.
Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai salah satu suku yang ada di Indonesia. Suku ini terdapat di daerah Aceh yaitu suku Gayo. Mungkin suku ini tidak terdengar asing di telinga kita.
Makna Suku Gayo
Suku Gayo merupakan salah satu suku yang mendiami daerah dataran tinggi Gayo yang terdapat di Aceh. Tidak hanya mendiami dataran tinggi Gayo saja, melainkan suku Gayo juga mendiami sebagian wilayah di Aceh Tenggara, Aceh Timur dan Aceh Tamiang.
Populasi dari masyarakat suku Gayo kurang lebih ada 85.000 jiwa. Pada umumnya, mayoritas masyarakat suku Gayo terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener Mariah.
Gayo sendiri berasal dari bahasa Malaysia yang memiliki arti indah. Kata ini hanya dapat diucapkan pada upacara tertentu saja. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa Gayo berasal ari kata garib dan masih banyak lagi.
Sejarah Perkembangan Suku Gayo
Menurut kesimpulan para ahli leluhur dari suku Gayo berasal dari Asia yaitu Tionghoa bagian selatan. Suku Gayo merupakan pecahan dari bangsa Melayu dan bermigrasi ke Indonesia pada 2000 SM.
Para leluhur suku Gayo masuk ke Indonesia melalui Semenanjung Melayu, lalu masuk ke Sumatera. Mereka tiba di Tanah Gayo melalui dua jalur, yaitu melalui muara sungai peusangan dan jalur sungai Jambu Aye.
Dan pada periode berikutnya berdatangan para pendatang ke Tanah Gayo dan menetap disana.
Ada juga yang mengatakan bahwa dulu ada sebuah rombongan pengungsi yang berasal dari Kerajaan Majapahit yang kemudian menetap di sekitar wilayah Penarun.
Ada juga yang mengatakan bahwa pada era tahun 1900-an dibuka lahan perkebunan di dataran tinggi Tanah Gayo oleh Belanda. Karena Belanda kekurangan pekerja maka Belanda mendatangkan para pekerja yang berasal dari luar Gayo, yaitu dari Pulau Jawa.
Ciri Khas Suku Gayo
- Masyarakat suku Gayo memilii warna kulit yang cenderung gelap.
- Memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi.
- Masyarakat suku Gayo asli memiliki rambut yang keriting.
- Masyarakat suku Gayo terdiri dari 3 kelompok yaitu masyarakat Gayo Lues, Gayo Laut dan Gayo Blang.
- Perbedaan dari ketiga kelompok suku Gayo diatas terdapat pada dialek bahasanya. Cara penuturan dan intonasi bicaranya memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.
Pakaian Adat Suju Gayo
Pakaian Adat suku Gayo pada jaman dahulu
Pakaian adat suku Gayo pada jaman dahulu terdiri dari dua bagian, yaitu Aman Mayok yang digunakan untuk pria dan Ineun Mayok yang digunakan kaum wanita.
- Pakaian Adat untuk Pria (Aman Mayok)
Pakaian adat ini memiliki aksen Bulang Pengkah, yang digunakan untuk tempat menancapkan sunting. Menggunakan atasan baju putih, celana, kain sarung, genit rante, ponok, tanggang, gelang dan juga cincin. Selain hal hal diatas, pria menggunakan sanggul sempol gampang yang digunakan pada saat akad nikah. Dan sempol gampang kenang digunakan sepuluh hari setelah akad nikah. - Pakaian Adat Gayo Wanita (Ineun Mayak)
Pakaian adat Gayo untuk kaum wanita dikenal dengan nama Ineun Mayak. Perlengkapannya seperti baju, sarung pawak dan ikat pinggang ketawak. Aksesorisnya berupa sanggul sempol gampang, cemara, anting-anting, mahkota, lelayang, subang ilang dan juga ilung-ilung. Selain itu, pada bagian leher dihiasi dengan kalung tanggal yang terbuat dari perak. Bagian lengan sampai dengan ujung jari menggunakan gelang dan cincin. Pada jaman dahulu, pakaian adat suku Gayo baik pria maupun wanita dibuat menggunakan kayu nanti yang dipadu dengan bahan lainnya yaitu kapas.
Pakaian adat suku Gayo pada jaman modern
Pakaian adat suku Gayo ada dua diantaranya:
- Pakaian adat Aceh Linto Baro
Pakaian adat Aceh Linto Baro yaitu pakaian pengantin yang digunakan untuk sang pria pada jaman modern ini. - Pakaian Adat Suku Gayo untuk wanita (Daro Baro)
Agama yang dianut Suku Gayo
Pada umumnya, mayoritas masyarakat Aceh termasuk suku Gayo memeluk agama Islam. Masyarakat suku Gayo jga dikenal taat pada agama yang dianutnya, yaitu agama Islam.
Rumah Adat Suku Gayo
Rumah adat masyarakat suku Gayo dikenal dengan nama Umah Pitu Ruang yang memiliki arti rumah tujuh ruang. Rumah adat ini memiliki bentuk panggung yang berdiri diatas tiang. Rumah adat suku Gayo terbuat dari kayu damar.
Rumah adat ini memiliki bentuk persegi panjang dan ditempati oleh beberapa keluarga. Rumah adat ini letaknya dibangun di arah timur hingga barat yang disebut bujur. Sedangkan yang letaknya utara sampai selatan disebut lintang.
Rumah adat suku Gayo juga menggunakan tiang penyangga yang selalu berjumlah ganjil, yang memiliki arti sebagai nilai keislaman. Rumah adat Gayo memiliki tujuh ruang dan satu ruangnya bernama lepo, ruang utama.
Bahasa yang digunakan Suku Gayo
Bahasa yang digunakan masyarakat suku Gayo dalam kehidupan sehari-harinya yaitu bahasa Gayo. Sebenarnya, bahasa Gayo ada keterkaitannya dengan bahasa Karo yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara.
Akibat pengaruh dari luar, bahasa Gayo yang digunakan untuk setiap daerahnya bisa berbeda satu dengan lainnya. Hal tersebut karena bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh timur.
Selain itu bahasa Gayo juga dipengaruhi oleh bahasa Karo dan bahasa Alas, karena masyarakat suku Gayo sering berinteraksi dengan kedua suku tersebut. Namun, dengan dialek yang bervariasi ini tidak menghambat komunikasi dari masyarakat Gayo.
Masyarakat suku Gayo terkenal dengan masyarakat yang mudah menyesuaikan diri dengan beragam dialek.
Kebudayaan Suku Gayo
Garis keturunan yang dianut oleh masyarakat suku Gayo yaitu sistem patrilineal. Pasangan pengantin yang telah menikah bisa menentukan ingin tinggal dimana, dikeluarga istri atau suami.
Kelompok kekerabatan yang paling kecil di suku Gayo yaitu dikenal dengan nama sara ine atau bisa disebut dengan keluarga inti. Pada jaman dahulu, para keluarga inti tinggal bersama di dalam satu rumah.
Namun, pada masa modern seperti sekarang ini sudah banyak kelaurga inti yang mendiami rumahnya sendiri-sendiri, tidak lagi seperti dahulu.
Mata pencaharian
Pada jaman dahulu, masyarakat suku Gayo bermata pencaharian sebagai petani di sawah dan juga peternak. Namun pada masa sekarang, penghasilan utama dari masyarakat suku Gayo dengan mengembangkan komoditi kopi arabika Gayo.
Selain itu, masyarakatnya ada yang menjadi nelayan yaitu menangkap ikan. Ada juga yang mengembangkan kerajinan pembuatan keramik, menganyam dan juga menenun.
Kesenian Suku Gayo
Tari saman ini merupakan tarian khas dari masyarakat suku Gayo. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa penting dalam adat. Syair yang terdapat dalam tarian Saman ini menggunakan bahasa Gayo.
Tarian saman juga digunakan pada saat memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. biasanya tari saman tidak ditampilkan menggunakan iringan musik, melainkan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan serta kombinasi memukul dada dan pangkal paha.
Pada jaman dahulu, tarian ini dipertunjukkan dalam upacara adat tertentu. Namun, pada jaman sekarang tarian ini dipertunjukkan untuk acara seperti kunjungan tamu antar kabupaten bahkan negara dan juga acara festival.