Tari Sembah: Makna – Gerakan dan Pola Lantai

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tari Sembah merupakan tari tradisional yang berasal dari Lampung. Apakah namanya ini memiliki hubungan dengan fungsi pada tarian ini? Atau justru tidak ada kaitannya sama sekali? Dan bagaimana sejarah dari tarian ini? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini.

Makna Tari Sembah

Makna Tari Sembah

Lampung merupakan daerah tempat asal Tari Sembah. Tari Sembah merupakan tarian yang berkembang dari pegangan hidup masyarakat lampung yakni nemui nyimah dan nengah nyappur. Nemui nyimah memiliki artian menjaga tali silaturahmi dan ramah saat menerima tamu. Sementara itu, nengah nyappur diartikan sebagai mudah adaptasi atau bersosialisasi di tengah kehidupan.

Sejarah Tari Sembah

Pada mulanya Tari ini merupakan hasil perundingan antara dua adat yang ada di lampung. Saat itu, kedua adat ini yakni Saibatin dan Papadin sudah memiliki tarian adat masing-masing yakni Tari melinting dan Tari Sembah. Kemudian, pemerintah Lampung berinisiatif untuk menggabungkan kedua Tari ini menjadi tarian khas lampung. Menindaklanjuti hal ini, pemerintah mengadakan perundingan di gedung Dharma Wanita Kota Bandar Lampung.

Perundingan itu dihadiri oleh ketua adat dari kedua belah pihak, perwakilan dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Lampung, perwakilan dinas Pariwisata dan para ahli seni baik dari daerah maupun pusat. Setelah melewati berbagai proses, didapatkan lah ikon budaya Provinsi Lampung yakni Tari Sigeh Pengunten atau lebih dikenal dengan Tari Sembah pada bulan Mei tahun 1989. Dari penetapan inilah selanjutnya diseragamkan gerakan, busana, properti, musik serta pola lantainya.

Fungsi Tari Sembah

Sebagaimana tarian lain, Tari Sembah juga mempunyai fungsi sebagai pembuka pada berbagai acara seperti ritual adat, hari besar keagamaan Islam, upacara adat pernikahan, pengangkatan pesirah serta kunjungan dari berbagai tokoh penting di masyarakat. Selain itu, Tari ini juga memiliki fungsi untuk menyambut tamu-tamu kehormatan yang berkunjung ke Lampung. Seperti raja, tamu agung dengan dipersimbahkannya kapur sirih sebagai simbol kekeluargaan.

Gerakan Tari Sembah

Pada umumnya Tari ini terdiri dari 12 gerakan dengan pembagian 8 gerakan posisi berdiri dan selebihnya dilakukan pada posisi duduk. Adapun penjelasan dari gerakan nya adalah sebagai berikut.

  • Gerakan berdiri
    Pada posisi ini terdapat beberapa gerakan seperti belah huwi (gerakan membelah bambu), gubuh gakhang (gerakan mengayunkan tangan ke depan dan belakang), gerakan kenui melayang (gerakan kedua tangan dirapatkan), gerakan lapah tebeng (gerakan pembuka dan penutup tarian), gerakan lipetto (gerakan tangan menekuk ke dada), samber melayang (gerakan penghubung), seluang mudik (gerakan perpindahan posisi duduk ke posisi berdiri), dan tolak tebeng (gerakan sebelah tangan menekuk ke dada).
  • Posisi Duduk
    Gerakan pada posisi duduk terdiri dari 4 gerakan. Adapun gerakan tersebut yakni gerakan Jong Ippek (gerakan perpindahan dari jong simpuh ke jong silo ratu), Jong Sembah (gerakan menyembah dengan posisi duduk), Jong Silo Ratu atau mejong silo khatu, dan Jong Simpluh (gerakan duduk dengan kaki bersimpuh dan badan hendak merunduk).

Pola Lantai Tari Sembah

Tari Sembah memiliki pola lantai berbentuk lingkaran sebagai simbol kekeluargaan, segitiga, anak panah serta garis vertikal atau deret (menggambarkan simbol keberanian). Tari Sembah ini termasuk ke dalam Tari kelompok yang dimainkan oleh para penari wanita.

Tarian ini dimainkan oleh penari dengan jumlah ganjil 3,5,7,9 dengan jumlah paling kecil sebanyak 3 orang dan paling banyak 9 orang. Biasanya penari yang berada di paling depan akan memegang kotak yang beiris kapur sirih. Kotak itu dinamakan dengan tepak. Pada akhir tarian, isi tepak ini akan diberikan kepada tamu kehormatan.

Properti Tari Sembah

Untuk melengkapi penampilan penari tentunya perlu ada properti tambahan. Adapun penggunaan properti pada tarian ini adalah berupa gaharu kembang goyang, ikat kepala, sanggul belatung tebak, siger dan subang giwir (anting-anting). Penggunaan properti ini memiliki makna yang menggambarkan kesucian, keanggunan dan lemah lembut pada perangai wanita asal Lampung.

Iringan Musik Tari Sembah

Tari Sembah diiringi dengan alat musik tabuh seperti tallo ballak dan tallo lunik, canang, gendang, gujih gung, dan kunlintang. Tallo ballak sendiri merupakan gong atau kempul besar. Tallo ballak ini memiliki 19 instrumen dengan jumlah penabuh sebanyak 12 orang. Sementara itu, tallo lunik kebalikan dari tallo ballok yakni gong atau kempul kecil. Untuk tempo sendiri beragam yakni mulai dari cepat sampai lambat.

Busana dan Tata Rias Tari Sembah

Busana yang dikenakan saat menampilkan Tari Sembah adalah menggunakan 2 busana utama yakni tapis pucuk rebung dan sasapur. Tapis pucuk rebung merupakan kain tenun tradisional dengan bahan dasar katun dengan sulaman dari benang emas dan motif pucuk rebung.

Sementara itu, sesapur merupakan baju kurung lengan pendek yang berwarna putih. Selain dua busana utama tersebut, digunakan pula 7 aksesoris seperti selendang tapis, buah jukum, papan jajar, bebe usus ayam, buku seratte, tapak, tanggai dan beberapa jenis gelang.

Keunikan Tari Sembah

Tari lampung memiliki keunikan yakni pada penggunaan aksesoris yang banyak di tubuh penari. Tentunya penggunaan aksesoris ini tak lain dan tak bukan adalah untuk menambah kecantikan penari saat memainkannya. Selain itu, rupanya Tari ini bukan seperti lainnya yang lahir karena kejadian sejarah tertentu. Tari ini melainkan lahir dari hasil perundingan untuk menghasilkan ikon budaya dari daerah Lampung.

Kesimpulan Pembahasan

Lampung adalah daerah di mana Tari Sembah lahir dan berkembang. Awalnya tarian ini merupakan miliki salah satu adat yang ada di Lampung. Di mana saat itu, dua adat yang ada di Lampung yakni Saibatin dan Papadin sudah memiliki tarian khas masing-masing. Kemudian, oleh pemerintah memiliki ide untuk memilih di antara kedua tarian tersebut menjadi salah satu ikon budaya khas Lampung. Setelah melalui perundingan, maka terpilih lah Tari Sembah sebagai ikon budaya Lampung. Tari ini biasanya digunakan untuk kegiatan tertentu seperti acara adat, hari besar Islam, dan penyambutan tokoh penting di masyarakat Lampung.

Tari ini merupakan tarian yang dimainkan secara berkelompok oleh penari wanita. Biasanya jumlah kelompok yang bermain ada hitungan ganjil yakni sekitar 3,5,7, 9 orang. Saat pementasan Tari ini akan ditemani dengan alat musik Tallo ballak dan Tallo lunik. Di mana keduanya merupakan sejenis gong kecil dan besar. Sementara itu, untuk busana biasanya digunakan dua busana utama yakni tapis pucuk rebung dan sesapir. Keduanya dilengkapi dengan beragam aksesoris mulai siger, ikat kepala, gelang, buah jukum, bulu seratte dan lainnya yang semakin menambah kecantikan para penari.

Indonesia dengan keragaman budaya nya adalah satu hal yang patut disyukuri. Keberadaan budaya tersebut tentunya perlu dijaga dan dilestarikan agar tak punah di makan zaman. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita ikut melestarikan kesenian daerah tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab dan rasa syukur atas keberadaannya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn