Teks biografi merupakan sebuah teks yang berisi tentang kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi hidupnya, entah itu berupa kekurangan atau kelebihan yang ditulis oleh orang lain agar tokoh tersebut bisa menjadi tauladan atau memotivasi orang banyak (Budi Utomo, 2020).
Teks biografi pada dasarnya adalah cerita seorang tokoh terkenal yang ditulis orang lain. Tujuannya untuk memberikan panutan atau teladan pada banyak orang yang membacanya. Oleh sebab itu, isi teks biografinya menjelaskan tentang riwayat hidup tokoh, dari permasalahan hidup, perjuangan, sampai dengan keberhasilan dan kesuksesan.
Ciri-Ciri Teks Biografi
- Teks biografi harus memuat informasi berdasarkan fakta pada tokoh yang diceritakan dalam bentuk narasi.
- Memuat sebuah fakta pengalaman hidup sebuah tokoh dalam memecahkan masalah-masalah sampai pada akhirnya sukses sehingga patut menjadi teladan.
- Teks biografi menjadi struktur yang jelas.
Struktur Teks Biografi
- Orientasi
Pada tahap ini merupakan bagian pengenalan suatu tokoh yang berisi penggambaran awal tentang tokoh tersebut di dalam teks biografi.
- Peristiwa dan Masalah
Pada tahap ini merupakan bagian pengenalan suatu kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh. Tahap ini berisi penjelasan tentang cerita baik berupa pemecahan masalah, peristiwa menyenangkan, menegangkan, proses berkarir, menyedihkan hingga mengesankan yang pernah dialami oleh tokoh sampai mengantarkannya meraih mimpi, kesuksesan, dan cita-citanya.
- Reorientasi
Pada tahap ini merupakan bagian penutup yang berisi tentang pandangan penulis pada tokoh yang dikisahkan. Tahap ini bersifat opsional semata, artinya boleh ada dan boleh juga tidak.
Manfaat Teks Biografi
Berikut akan dijelaskan beberapa manfaat teks biografi.
- Mengenal Tokoh Lebih Dekat
Dalam membaca teks biografi, baik disadari atau tidak seseorang tentu akan lebih mengenal tokoh lebih dekat. Hal ini menjadi salah satu manfaat untuk menulis teks biografi.
Pembaca akan menjadi lebih dekat dan kenal lebih dekat meskipun tidak pernah bertemu langsung. Selain itu juga pembaca bisa belajar dari perjalanan kisah dari seoranag tokoh biografi yang memberikan inspirasi.
- Belajar Tentang Keteladanan
Dari teks biografi pembaca akan banyak belajar tentang keteladanan dari seorang tokoh teks biogarfi. Misalnya keteladanan dalam menghadapi berbagai masalah hidup dan menjadi seseorang yang sangat dihormati.
- Membangun Sevuah Motivasi
Dari teks biografi seorang pembaca akan belajar banyak hal tentang motivasi misalnya motivasi menghadapi kehidupan dan meraih mimpi, serta masih banyak motivasi-motivasi yang lain.
- Memahami Keputusan Tokoh dalam Biografi
Dari teks biografi pembaca mampu memahami banyak pesan dan gagasan dari tokoh teks biografi yang digambarkan oleh penulis. Dengan ini pembaca akan lebih toleran dan lebih terbuka dengan pendapat orang lain.
- Berpikir Analisis
Dari teks biografi pembaca akan mampu berpikir kritis dan analitis. Dengan berpikir kritis dan analitis, bisa membuat sel saraf menjadi terstimulasi sehingga mampu melakukan proses berpikir. Pembaca juga mampu menyisipkan pemikiran-pemikiran dari tokoh (Sampoerna University, 2022).
Contoh Teks Biografi
Kihajar Dewantara
Kihajar dewantara merupakan salah satu tokoh pahlawan pergerakan nasional. Raden Mas Soewardi Soejaningrat lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 di usia 69 tahun. Disingkat sebagai “Soewardi” atau “KHD” adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Kemudian ia menulis “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau “Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga”.
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor homoris causa, Dr.H.C) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dari hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959). Ia meninggal dunia di Yogyakarta 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata (dalam Bustomi dan Syaifudin, 2021).