Daftar isi
Semua jenis perusahaan pasti memiliki tenaga kerja, lalu apa itu tenaga kerja? Berikut pembahasannya.
Pengertian menurut Undang-undang
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Pengertian menurut para ahli
Tenaga kerja yaitu penduduk yang berada pada rentang usia kerja yang siap melaksanakan pekerjaan, antara lain:
Tenaga kerja yaitu semua orang yang mau ataupun bersedia dan memiliki kesanggupan untuk bekerja.
Termasuk mereka yang menganggur meskipun mau dan mampu untuk bekerja, akan tetapi terpaksa menganggur karena tidak adanya kesempatan kerja.
Tenaga kerja yaitu penduduk yang mempunyai umur didalam batas usia kerja.
Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut, supaya definisi yang diberikan sebisa mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya
Tenaga kerja yaitu penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.
Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur.
Secara umum tenaga kerja digolongkan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani.
1. Tenaga kerja rohani
Merupakan tenaga kerja yang dalam kegiatan kerjanya lebih banyak menggunakan pikiran yang produktif dalam proses produksi.
2. Tenaga kerja jasmani
Merupakan tenaga kerja yang dalam kegiatannya lebih banyak mencakup kegiatan pelaksanaan yang produktif dalam produksi.
Adapun tenaga kerja jasmani kemudian terbagi dalam tiga jenis yaitu tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih, dan tenaga kerja tidak terdidik.
1. Mangkunegara
Malayu S.P Hasibuan (2000:31) seperti yang dikutip oleh Mangkunegara (2005:17) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja mencakup sebagai berikut:
2. Husein Umar
Sedangkan Husein Umar (1997:266), membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut:
Adapun aspek-aspek standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
1. Aspek Kuantitatif
Aspek kuantitatif meliputi:
2. Aspek Kualitatif
Sedangkan aspek kualitatif meliputi:
Produktivitas kerja lebih ditekankan pada ukuran daya guna dalam melaksanakan pekerjaan.
Oleh karena itu, daya guna dalam bekerja yang berarti produktivitas kerja, yang mengandung aspek-aspek sebagaimana dijelaskan oleh Haryani (2002:56) yaitu:
1. Pegawai atau tenaga kerja
Sangat menentukan tinggi rendahnya produktivitas. Tenaga kerja yang berkualitas akan meningkatkan produktivitas dalam sebuah organisasi kerja.
Kualitas pegawai dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Motivasi internal merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk berprilaku tertentu.
Sedangkan motivasi eksternal merupakan proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu seperti apa yang dinginkan.
Namun dalam peningkatan produktivitas kerja pegawai lebih ditekankan pada motivasi internal dimana masing-masing individu mendorong dirinya sendiri untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Orang yang bekerja dengan motivasi yang lebih tinggi, akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Sikap seseorang akan tercermin dari prestasi kerjanya.
Sikap yang positif terhadap pekerjaan ditunjukkan dengan kesediaan lebih besar untuk berusaha agar apa yang dikerjakan berhasil dan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang ditugaskan kepadanya.
Sementara itu sikap negatif ditunjukkan dengan adanya sikap yang pasif, dimana hanya mengerjakan seperti apa yang diperintahkan, menyukai pengarahan dan apabila memungkinkan menghindari tanggung jawab.
2. Tempat kerja
Penyebab tinggi rendahnya produktivitas yang berasal dari tempat kerja ada dua yaitu:
Untuk mengupayakan suatu lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja dibedakan menjadi dua yaitu :
Lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari pencahayaan, sirkulasi udara, tersedianya fasilitas kamar mandi, toilet, sarana olah raga serta fasilitas ibadah.
Lingkungan non fisik yaitu rasa perkawanan antara pegawai, hubungan komunikasi antara pegawai dengan pimpinan, pimpinan dengan pegawai akan mendukung peningkatan produktivitas kerja.
Dalam hal ini pemimpin akan bertugas untuk mengarahkan kegiatan para pegawai untuk mencapai tujuan, dengan kemampuan manajemen pemimpin yang efektif tujuan instansi lebih mudah tercapai.