Daftar isi
Semakin pesatnya perkembangan teknologi, semakin cepat juga informasi yang datang silih berganti. Informasi informasi ini dapat membuat seseorang yang membaca atau mengetahuinya menjadi terbujuk oleh argumen yang berusaha dibangun melalui isi informasi tersebut.
Teori Inokulasi akan dapat membantu seseorang dalam menanggapi bahkan menolah argumen yang berusaha dibangun melalui informasi tersebut. Dengan Teori Inokulasi, seseorang mungkin akan dapat mempertahankan keyakinannya dan tidak mudah terpengaruh argumen dalam informasi yang baru saja ia ketahui.
Sejarah Teori Inokulasi
Teori Inokulasi ini sebenarnya diawali dari beberapa penelitian terkait persuasi yang telah banyak dilakukan khususnya dalam rentang tahun 1950 an. Berdasarkan hasil dari penelitian persuasi tersebut, diketahui bahwa resistensi yang lebih besar terhadap argumen dapat dicapai dengan menampilkan dua sisi dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Berdasar pada hasil penelitian tersebut, sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1964 William McGuire dan rekan rekannya mengenalkan Teori Inokulasi. Mereka awalnya menghubungkan fenomena dari hasil penelitian sebelumnya dengan cara informasi persuasif dapat menginokulasi penerima informasi untuk mempertahankan keyakikan mereka.
Dalam Teori Inokulasi, ada tiga hal penting yang diyakini dapat membuat seseorang resisten terhadap perubahan atau informasi persuasif yang melawan keyakinan mereka, yaitu :
- Tantangan terhadap sikap
- Tantangan terhadap kepercayaan
- Tantangan terhadap perilaku
Walaupun kadar tantangan yang diberikan hanya kecil atau dalam bentuk yang lemah, itu cukup menjadi seperti vaksin yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Artinya, walaupun tantangannya rendah, resistensi seseorang sudah siap, melawan apa yang menyerang keyakiannya.
Konsep Teori Inokulasi
Jika menjelaskan tentang Teori Inokulasi, analogi yang mungkin cocok khususnya di masa pandemi seperti sekarang ini yaitu vaksinasi. Umumnya, vaksinasi merupakan suatu proses memasukkan virus yang telah dilemahkan ke dalam tubuh manusia untuk membangkitkan sistem kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
Dalam kaitannya dengan Teori Inokulasi, informasi yang berusaha menyerang keyakinan seseorang adalah virusnya. Sedangkan vaksinnya adalah argumen berlawanan dalam kadar lemah atau disebut juga dengan pesan inokulasi.
Jika seseorang telah menerima pesan inokulasi atau argumen yang lebih lemah sebelumnya, maka orang tersebut akan cenderung dapat mempertahankan apa yang diyakini olehnya, bahkan ketika nanti muncul argumen yang lebih kuat sekalipun.
Dengan melakukan praktik inokulasi, kemampuan seseorang mempetahankan keyakinannya akan lebih kuat jika dibandingkan dengan langsung memperkuat keyakinan asli dari awal.
Manfaat Teori Inokulasi
Manfaat Teori Inokulasi ini dapat dikatakan sangat luas, bahkan dapat meliputi banyak sekali bidang, termasuk :
- Komunikasi kesehatan, seperti kampanye antirokok di kalangan remaja
- Komunikasi politik, seperti saling serang argumen dalam kampanye partai politik
- Advokasi perusahaan, seperti cara perusahaan melawan kritis akibat citra perusahaan yang rusak
Elemen Teori Inokulasi
Pengembangan Teori Inokulasi menurut Pfau, ada dua elemen penting dalam pesan inokulasi, termasuk :
- Ancaman
Elemen pertama dalam pesan inokulasi yaitu ancaman. Dalam hal ini, ancaman merupakan peringatan awal bagi seseorang tentang kemungkinan tantangan terhadap sikap dan keyakinannya.
Dengan ancaman, seseorang akan mulai menyadari adanya kerentanan dirinya terhadap serangan persuasif pada keyakinannya. Kesadaran akan kerentanan inilah yang kemudian membuat seseorang secara psikologi termotivasi untuk mempertahankan sikap dan keyakinannya.
Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Compton dan Pfau. Penelitian itu dilakukan dengan menarik minat para mahasiswa untuk mendaftar di perusahaan kartu kredit fiktif. Ada dua kelompok sampel dalam penelitian ini :
- Kelompok yang tidak diberikan pesan inokulasi (kelompok kontrol)
- Kelompok yang diberikan pesan inokulasi
Dalam pesan inokulasi yang diberikan, terdapat ancaman yang memperingatkan mahasiswa tentang persuasi perusahaan kartu kredit untuk mendorong orang mendaftar di perusahaannya.
Selain itu, pesan inokulasi juga mencakup alasan sejauh mana seseorang harus lebih hati hati dalam menyikapi kartu kredit. Dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, kelompok sampel yang menerima pesan inokulasi jumlahnya lebih kecil kemungkinannya untuk mendaftar di perusahaan kartu kredit fiktif dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Bahkan, hasil penelitian ini juga menyebutkan bahwa, mahasiswa yang menerima pesan inokulasi juga menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap penggunaan kartu kredit Artinya, mahasiswa itu lebih hati hati dalam penggunaannya untuk menghindari hutang.
- Pencegahan Sanggahan
Dalam setiap pesan inokulasi, sebaiknya juga harus mencakup pencegahan sanggahan yang mungkin akan menjadi serangan balik nantinya. Dengan kata lain, ketika mempersiapkan pesan inokulasi, argumen sanggahan yang mungkin dilancarkan lawan harus diantisipasi terlebih dahulu.
Arti dari antisipasi dalam hal ini berarti dua hal, satu harus diketahui argumennya apa, dan dua harus disiapkan cara untuk melawan argumen tersebut nantinya.
Misalnya, dalam hal perusahaan kartu kredit. Argumen yang mungkin digunakan untuk memikat mahasiswa dapat mencakup keamanan finansial. Pencegahan sanggahannya dapat berupa data statistik yang membantah argumen tersebut.
Implementasi Teori Inokulasi
Implementasi Teori Inokulasi mungkin dapat dilihat dari film The Da Vinci Code yang sangat kontroversial karena dianggap dapat menjadi ancaman.
Sebelum film tersebut dirilis, pihak gereja katolik mengirimkan pesan inokulasi kepada jamaahnya, yang mencakup dua hal :
- Film tersebut merupakan ancaman
- Antisipasi terhadap argumen yang dihadirkan dalam film
Dengan pesan inokulasi yang diberikan, pihak gereja berusaha membantu jamaahnya untuk melawan apa yang menyerang keyakinan mereka.
Selain itu, Teori Inokulasi ini juga dapat diimplementasikan pada kampanye antirokok. Di mana, penolakan siswa terhadap tekanan teman untuk mulai merokok dapat mengurangi kegiatan merokok di kalangan siswa.