Daftar isi
Istilah termometer mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Bahkan, tentu banyak yang sudah paham pula dengan fungsinya. Termometer yang merupakan alat pengukur suhu telah banyak diketahui. Tapi, jika mendengar kata termometer laboratorium, mungkin masih ada sebagian orang yang tidak pernah mendengarnya.
Artikel ini akan menjelaskan tentang termometer laboratorium. Dari mulai pengertian, jenis, fungsi, serta cara menggunakannya. Baca dan simak penjelasan di bawah ini agar kamu dapat mengetahui dan memahami tentang termometer laboratorium.
Sebagaimana yang telah banyak orang ketahui, arti dari termometer adalah pengukur suhu. Asal katanya Thermo dan meter. Thermo berarti suhu atau panas, sedangkan meter berarti satuan panjang atau ukuran/pengukur. Pada umumnya termometer memiliki bentuk memanjang dan dilengkapi dengan skala angka sebagai penunjuk suhu.
Termometer laboratorium adalah termometer yang digunakan di laboratorium untuk mengukur suhu suatu benda. Adanya panas akan membentuk energi yang satuan ukurannya disebut joule pada termokimia. Dalam kimia, perubahan panas dapat diukur dan tentukan sera pasti menggunakan termometer.
Terdapat beberapa satuan yang biasa digunakan dalam pengukuran suhu. Di antara satuan itu adalah Celcius (⁰C), Kelvin (K), dan Fahrenheit (⁰F). Satuan-satuan tersebut memiliki nilai konversi masing-masing.
Terdapat perbedaan mendasar antara termometer laboratorium dengan termometer klinis. Termometer klinis atau yang biasa digunakan oleh dokter fungsinya untuk mengukur suhu tubuh manusia. Maka rentang suhunya cukup rendah, yaitu 35-42⁰C.
Sementara termometer laboratorium digunakan untuk mengukur sistem, bahan kimia, atau reaksi kimia. Sehingga rentang suhu untuk pengukurannya lebih jauh, misalnya 0 hingga 350⁰C.
Termometer laboratorium digunakan contohnya untuk mengukur suhu uap dalam sebuah proses destilasi. Pada rangkaian destilasi ada termometer yang dipasang pada bagian penghubung, agar diketahui apabila suhu uap telah naik dari campuran yang akan didestilasi.
Termometer laboratorium ada beberapa jenis, yaitu:
Termometer raksa merupakan termometer yang disusun oleh zat cair raksa di bagian sensornya. Air raksa sangat mudah memuai maupun membeku, sehingga hasil pengukuran akan mudah terlihat.
Cara kerja termometer raksa yaitu dengan melihat pengaruh dari perubahan suhu terhadap volume. Ketika suhu meningkat, udara mengalami pemuaian, maka volume akan naik. Termometer akan memperlihatkan peningkatan volume yang menjadikannya sebagai hasil ukur. Begitu pula apabila terjadi penurunan suhu.
Termokopel adalah suatu alat pengukur yang menggunakan dua jenis logam berbeda. Diukurnya dengan melihat kuat arus yang ditunjukkan pada Amperemeter. Perubahan suhu akan mengakibatkan perubahan pada arus listrik
Jangkauan suhu yang diukur mulai dari -100⁰C hingga 1.500⁰C. Pengukuran suhu dengan alat ini dapat terbaca dengan tepat.
Termometer optik adalah jenis termometer yang menggunakan perubahan cahaya dalam sistemnya. Logam akan berubah warna berdasarkan suhu yang diukur.
Biasanya termometer optik digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi, yaitu 1.000⁰C ke atas. Termometer optik bekerja mengukur suhu tanpa menyentuh benda secara langsung.
Jenis termometer selanjutnya yaitu termometer hambat listrik. Termometer jenis ini menggunakan metode hambat listrik untuk mengukur suhu. Sering juga disebut termometer platina, sebab hambat listrik yang digunakan berbahan platina.
Jika suhu naik, maka hambatan pada platina akan meningkat. Harga takaran juga akan makin besar, serta daya listrik makin kecil. Skala suhu yang diukur termometer ini dari -250⁰C sampai 1.500⁰C. Hal ini yang membuat termometer jenis ini banyak digunakan dalam bidang industri.
Namun termometer hambat listrik memiliki kekurangan. Kekurangannya adalah suhu tidak bisa langsung terbaca, sehingga pengukuran suhu tidak aktual.
Termometer gas memiliki bentuk seperti bola kaca. Di dalamnya berisi gas, dan disambungkan dengan sebuah manometer.
Saat suhu naik, gas yang ada dalam tabung kaca akan terurai dan mengakibatkan zat cair yang ada pada manometer menguap atau mati. Maka pengukuran akan ikut meningkat. Biasanya gas yang digunakan pada termometer gas adalah helium dan hidrogen.
Termometer laboratorium memiliki Fungsi yang berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Namun memiliki kesamaan untuk mengukur suhu atau temperatur pada suatu reaksi kimia.
Pada umumnya berfungsi dalam mengukur titik didih atau titik beku pada sebuah aktivitas penelitian. Termometer laboratorium dibekali dengan kemampuan mengukur suhu yang lebih luas daripada termometer klinis. Sebab termometer laboratorium memiliki rentang skala dari 10⁰C sampai 120⁰C.
Agar termometer laboratorium dapat bekerja dengan baik saat melakukan pengukuran suhu, maka penggunaannya harus dilakukan dengan cara yang benar.
Berikut ini cara menggunakan termometer laboratorium: