6 Tingkatan (Undak Usuk) dalam Bahasa Sunda

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bagi orang Sunda atau orang yang tinggal di daerah Sunda pastinya sudah mengetahui jika bahasa daerah yang digunakan di sekitar daerah Jawa Barat ini ternyata memiliki undak usuk Basa, seperti halnya Bahasa Jawa. Berbeda halnya dengan bahasa Inggris yang mempunyai perubahan kata kerjanya berdasarkan waktu terjadinya kejadian atau peristiwa, basa Sunda justru mempunyai tingkatan kosa kata yang digunakan seseorang berdasarkan lawan bicara yang dihadapinya ketika berbicara.

Semakin tua lawan bicara yang dihadapi, maka akan semakin halus pula kosa kata yang harus digunakan. Begitu pula, jika semakin tinggi kedudukan lawan bicaranya, maka akan semakin halus pula kosakata yang akan digunakan untuk menyapa dan berkomunikasi dengannya.

Kesalahan dalam menggunakan tingkatan bahasa ini dapat berakibat fatal dalam komunikasi karena akan dianggap tidak sopan. Lawan bicara akan merasa tersinggung, bagi penutur sendiri akan muncul rasa bersalah dan malu karena tidak mampu menggunakan tutur yang tepat. Oleh sebab itu, mengetahui tingkatan bahasa sangat diperlukan jika ingin aktif berinteraksi dengan orang Sunda di mana pun berada.

Tingkatan (Undak Usuk) dalam Bahasa Sunda

Undak usuk basa merupakan sebuah tingkat-tingkat berbahasa atau tata krama bertutur yang ada pada dialek Priangan yang dipengaruhi oleh undak usuk basa budaya Jawa pada masa Kerajaan Mataram – Islam. Undak usuk bahasa Sunda menjadi salah satu pelajaran bahasa Sunda yang dipelajari dalam pelajaran bahasa daerah di sekolah.

Undak usuk bahasa Sunda adalah sebuah ragam bahasa Sunda yang memiliki aturan penggunaan bahasa sesuai dengan norma kemasyarakatan Sunda dengan tujuan untuk saling menghargai dengan nilai-nilai kesopanan dalam penggunaan bahasa antar sesama.

Tingkatan bahasa dalam bahasa Sunda awalnya merupakan suatu tahapan bahasa untuk membedakan status sosial golongan bangsawan dengan masyarakat biasa, namun pada saat ini, penggunaannya berubah menjadi alat untuk saling menghormati.

Undak usuk bahasa Sunda dibagi menjadi tiga, yaitu penggunaan undak usuk bahasa Sunda yang berhubungan dan disesuaikan dengan kondisi seseorang yang menjadi lawan bicara, baik dari sisi usia, keilmuan bahkan hingga jabatan.

Tingkatan dalam Bahasa Sunda

  • Basa Kasar

Basa Kasar umumnya digunakan untuk pengucapan hewan dan biasanya banyak digunakan oleh seseorang yang sedang dalam keadaan marah. Bahasa kasar sebenarnya kurang patut dan tidak sopan untuk diucapkan di hadapan siapapun.

Namun, bahasa kasar ini justru masih sering digunakan ketika seseorang sedang marah atau bertengkar beradu mulut. Akan ada kesan yang sangat tidak sopan jika menggunakan tingkatan bahasa ini, terlebih lagi jika didengar oleh anak kecil yang justru dikhawatirkan akan menirunya.

  • Basa Loma (Akrab)

Basa Loma biasanya digunakan untuk percakapan antara orang/teman yang sudah akrab dengan kita (loma/akrab) karena adanya suatu hubungan baik yang terjalin. Biasanya bahasa ini akan diucapkan saat berbicara kepada orang yang seumuran atau sudah karib, misalnya teman sebaya atau orang yang usianya dibawah kita.

Bahasa Sunda inilah yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari di kalangan anak muda Sunda karena takarannya yang sedang, tidak terlalu kasar tapi tidak juga terlalu halus untuk digunakan.

  • Basa Hormat (Lemes)

Basa Hormat biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih pantas dihormati, misalnya seperti kepada orang yang lebih tua, guru, sesepuh, tokoh masyarakat, pejabat, maupun atasan. Seseorang akan menggunakan bahasa halus ini ketika bercakap dengan para sepuh asal sunda, sehingga harus menggunakan bahasa ini agar terkesan lebih sopan dan menghormatinya.

Apalagi jika ditambah dengan lentong atau intonasi, pasemon atau roman/ekspresi wajah, dan rengkuh jeung peta atau sikap dan gesture tubuh yang baik, maka akan menjadi menaikkan citra diri bagi orang tersebut, terkhusus lagi bagi para calon menantu. 

Basa Hormat mempunyai ragam Basa Hormat atau bahasa Sunda halus yang biasanya akan digunakan untuk menunjukkan rasa hormat. Ragam Basa Hormat ini pun kemudian akan dibagi lagi ke dalam 6 tingkatan yang sesuai dengan subjek yang bersangkutan. Ragam Basa Lemes yang digunakan untuk berdialog dengan orang yang mempunyai jabatannya lebih tinggi, bangsawan maupun orang tua.

Ragam Basa Lemes Keur Batur biasanya digunakan untuk berdialog dengan orang lain yang usianya lebih tua. Ragam Basa Lemes Keur Pribadi merupakan kosakata halus yang khusus digunakan untuk diri sendiri.

Ragam Basa Lemes Kagok/Panengah biasanya jenis bahasa yang digunakan untuk teks-teks pada surat kabar. Ragam Basa Lemes Dusun, biasanya digunakan dalam situasi resmi dalam komunitas lokal Sunda yang mempunyai keragaman penggunaan bahasa Sunda di dalamnya. Ragam Basa Lemes Budak umumnya digunakan oleh orang tua ketika berdialog dengan anaknya

  • Basa Luluhur

Bahasa ini umumnya dipakai untuk  pangagung atau penghormatan yang biasanya digunakan untuk menyapa para Raja Sunda. Untuk lebih jelasnya, basa tingkat ini hanya digunakan ketika dalam upacara adat Keraton kasepuhan Cirebon dan bagi lingkungan para pegawai pemerintahan di provinsi Jawa Barat.

  • Basa Sedeng

Basa sedeng banyak digunakan untuk menunjuk diri sendiri saat berkomunikasi dengan siapa pun. Sehingga, kebanyakan orang akan menggunakan undak usuk bahasa ini ketika berkomunikasi demikian.

  • Basa Wanoh

Basa Wanoh umumnya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang umurnya sepantaran atau yang selevel baik pendidikan maupun pekerjaannya. Meskipun bisa menggunakan basa loma, tapi orang-orang juga bisa menggunakan jenis basa ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn