Daftar isi
Pengertian Etnografi Komunikasi
Etnografi komunikasi merupakan sebuah upaya pengkajian bahasa dalam perilaku komunikasi sosial masyarakat, yang kemudian disebut dengan masyarakat tutur. Kajian tersebut meliputi cara bagaimana bahasa digunakan dalam masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda (Koentjaraningrat, 2008). Berdasarkan definisi tersebut, terdapat dua hal penting yang perlu kita garis bawahi, yaitu bahasa (linguistik) dan budaya (antropologi).
Etnografi komunikasi merupakan cabang ilmu turunan antropologi. Pada awal kemunculannya, oleh Dell H. Hymes diistilahkan dengan “etnografi berbahasa” yang memiliki fokus penelitian pada pola perilaku komunikasi sebagai komponen penting dalam sistem kebudayaan, pola-pola tersebut berada diantara konteks kebudayaan yang holistik serta memiliki hubungan langsung dengan pola komponen sistem lain (Muriel, 1986).
Hymes melakukan pembaharuan pada kajiannya tersebut dengan istilah etnografi komunikasi. Menurutnya, yang menjadi kerangka acuan bahasa dalam sebuah kebudayaan adalah proses komunikasi, bukan bahasa. Bahasa hidup dalam sebuah sistem komunikasi, dan tidak akan memiliki makna jika tidak dikomunikasikan.
Kini etnografi komunikasi sudah menjadi sebuah bidang keilmuan mandiri yang mampu menguraikan berbagai gejala sosial mengenai perilaku komunikasi masyarakat.
Tujuan Etnografi Komunikasi
Meski masih tergolong bidang keilmuan baru, namun etnografi komunikasi sudah banyak digunakan sebagai metode penelitian. Menurut Hymes ada dua tujuan mengapa peneliti menggunakannya, di antaranya:
- Metode etnografi komunikasi yang terkadang bersifat spesifik, banyak digunakan untuk memahami pola-pola komunikasi dalam kebudayaan tertentu, sehingga hasil yang didapatkan pun juga berupa penjelasan-penjelasan yang sifatnya terbatas pada konteks tempat dan waktu tertentu. Namun demikian, kita dapat menerapkan pola yang tepat untuk melakukan sebuah komunikasi pada kelompok tertentu dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan kita.
- Penelitian dengan etnografi komunikasi juga bisa bersifat global, hal ini karena peneliti ingin lebih fokus terhadap konsep-konsep teori yang menjadi kebutuhan pengembangan metateori global komunikasi interpersonal, yaitu dengan mengambil kerangka komunitas dan mengkaji kebiasaan-kebiasaan mereka secara keseluruhan.
Ruang Lingkup Etnografi Komunikasi
Dalam perkembangannya, Hymes membagi ruang lingkup kajian etnografi komunikasi menjadi enam. Di antaranya:
- Cara masyarakat dalam sebuah budaya berkomunikasi.
- Pola dari komunikasi yang digunakan beserta fungsinya.
- Komponen penting dari sebuah kemampuan berkomunikasi.
- Hakikat dan definisi masyarakat berbahasa.
- Keterkaitan antara bahasa sebagai pandangan terhadap dunia dan organisasi sosial masyarakat.
- Kajian mengenai kehidupan sosial secara umum, ilmu kebahasaan (linguistik), dan ketidaksetaraan.
Objek Penelitian Etnografi Komunikasi
1. Komunitas Masyarakat Tutur (Speech Community)
Dalam batasan yang telah ditentukan oleh Hymes, komunitas masyarakat tutur di sini adalah masyarakat dalam budaya tertentu di mana anggotanya tidak hanya memiliki kaidah berbicara, namun juga memiliki satu variasi linguistik yang sama.
Dalam kenyataannya, dalam sebuah budaya terdapat sebuah kelompok dengan penuturan jenis linguistik yang berbeda-beda. Misalnya indonesia yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya berbeda, dalam suatu budaya tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa masyarakat tutur berbeda-beda di dalamya.
2. Aktivitas Komunikasi (Communication Activity)
Aktivitas komunikasi menurut Hymes, merupakan sebuah aktivitas komunikasi haruslah mendapatkan sebuah status dari konteks sosial, bentuk gramatikal, dan intonasinya.
Sedangkan, dalam proses pendeskripsian dan analisisnya, kegiatan komunikasi dalam etnografi komunikasi memerlukan pemahaman tentang berbagai unit diskrit dari kegiatan komunikasi.
3. Komponen Komunikasi (Communication Component)
Komponen komunikasi merupakan objek kajian etnografi komunikasi paling penting. Komponen etnografi komunikasi yang dimaksud Hymes antara lain:
- Topik, tujuan dan fungsi dari sebuah kegiatan komunikasi secara umum.
- Tujuan dan fungsi para partisipan dalam kegiatan komunikasi secara individual.
- Genre, setting, dan partisipan
- Bentuk pesan dan isi pesan.
- Alur tindakan, kaidah interaksi, dan norma-norma interpretasi.
4. Kompetensi Komunikasi (Communication Competencies)
Setiap individu dalam sebuah komunitas masyarakat tutur, haruslah memiliki tiga keterampilan dan kompetensi yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam menggunakan dan menginterpretasikan beragam bentuk linguistik, di antaranya adalah keterampilan linguistik, keterampilan interaksi, dan keterampilan budaya.
5. Varietas Bahasa (Languange Varieties)
Menurut Hymes varietas bahasa dalam sebuah komunitas atau kumpulan masyarakat meliputi varietas kode bahasa (language code) dan cara berkomunikasi yang sering digunakan oleh anggota masyarakat. Varietas bahasa inilah yang akan mampu menguraikan dengan jelas pola-pola komunikasi yang ada dalam masyarakat.