Edukasi

3 Tokoh Inspiratif Matematika Paling Berjasa

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Matematika merupakan ilmu yang deduktif karena dalam proses mencari kebenaran harus dibuktikan dengan teorema, sifat, dengan dalil setelah dibuktikan. Matematika dapat digunakan ke dalam berbagai bidang seperti ilmu alam, ilmu teknik, dan juga ilmu kedokteran, keuangan, juga dengan ilmu sosial.

Berikut tokoh inspiratif matematika, diantaranya :

1. Abu Nasr Mansur

Abu Nasr Mansur merupakan ahli matematika muslim yang berasal dari Persia. Abu Nasr Mansur dikenal sebagai penemu hukum sinus. Abu Nasr Mansur lahir di Persia pada tahun 960 M. Hal ini tercatat dalam The Regions of the World yang merupakan sebuah buku geografi Persia yang bertarikh 982 M.

Abu Nasr Mansur telah memeberikan kontribusinya yang paling penting kepada dunia dalam ilmu pengetahuan. sebagian dari karya Abu Nasr Mansur berfokus pada bidang matematika, tetapi juga beberapa tulisannya membahas perihal bidang astronomi.

Dalam bidang matematika, beliau memiliki begitu banyak karya yang sangat penting dalam trigonometri, Abu Nasr Mansur telah berhasil mengembangkan karya-karya ahli matematika, astronomi, dan geografi, serta astrologi romawi yang bernama Claudius Ptolemaeus yaitu pada tahun 90 SM- 168 SM.

Abu Nasr Mansur juga mempelajari karya ahli matematika dan astronomi dari Yunani. Abu Nasr Mansur juga mengkritisi dan mengembangkan teori-teori juga hukum yang telah dikembangkan ilmuwan Yunani pada saat itu.

Kolaborasi Abu Nasr Mansur dengan Al-Biruni begitu tekenal pada masa itu. Abu Nasr Mansur berhasil menyelesaikan karyanya sekitar 25 karya bersama dengan Al-Biruni. Sekitar 17 karya yang dimilikinya berhasil bertahan hingga saat ini.

Hal ini, menunjukkan bahwa Abu Nasr Mansur ialah seorang astronom dan juga ahli matematika yang luar biasa. Abu Nasr Mansur, dalam bidang matematika memiliki tujuh karya dan sisanya karya dalam bidang astronomi.

Semua karya yang masih bertahan telah dipublikasikan , dan berhasil dialihbahasakan atau diterjemahkan ke bahasa Eropa. Hal ini, memberikan beberapa indikasi betapa sangat pentingnya karya ilmuwan muslim tersebut.

Peran Abu Nasr Mansur dalam perkembangan dan pengembangan trigonometri sangat besar mulai dari perhitungan Ptolemy dengan penghubung dua titik fungsi trigonometri yang hingga kini masih digunakan.

Berikut Teori yang telah dikemukakan oleh Abu Nasr Mansur yaitu merupakan hukum sinus yang dirumuskan seperti berikut ini:

a/sin A = b/sin B = c/sin C

Selain, hukum sinus yang tertera pada rumus diatas, Abu Nasr Mansur juga memiliki pendapat mengenai solusi dari bentuk angka astronomi agar lebih mudah.

2. Thales

Thales merupakan seorang tokoh filsuf pada abad ke-6 SM. Thales lahir di Miletos, Turki dengan pemikirannya yang luar biasa, karena kegiatannya berfilsafat merupakan pertama kali, Thales disebut sebagai bapak filsafat.

Pada saat di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Beliau dikatakan dapat mengukur piramida yang berada di Mesir hanya dengan menggunakan bayangannya saja. Thales juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut hanya dengan dari pantai.

Thales dengan pemikirannya mengenai gerhana matahari dan dapat memprediksinya dengan benar. Membuat Thales dikenal oleh banyak orang, karena sebelumnya Thales telah mempelajari ilmu astronomi terlebih dahulu.

Theorema Thales, yaitu mengenai geometri yang merupakan hasil pikiran beliau sendiri. erema Thales yang pertama yaitu penentuan segitiga, dan teorema kedua yaitu berupela kelilingnya. kdua teorema tersebut berguna untuk mengukur sebuah struktur besar ketika tidak ada ahsebuah alat ukur yang canggih.

Teorema pertama ini, menyatakan bahwa dalam suatu segitiga diberikan garis lurus ditarik sejajar dengn salah satmemepu sisinya, maka akan terbentuk segitiga baru yang diperoleh sama dengan segitiga awal. Dean mengunakan teorema ini, Thales berhasil mengukur piramida yang ada di Mesir

Dengan cara menggunakan pantulan sinar matahari yang menyentuh tanah da membentuk garis pararel. Di bawah asumsi ini, beliau menusukkan tongkat atau tongkat secara vertikal ke tanah. Kemudian beliau menggunakan kesamaan dari dua segitiga yang telah dihasilkan

Satu dibentuk oleh panjang bayangan piramida dan tinggi piraida, dan yang lainnya dibentuk oleh panjang bayangan serta tinggi batang. Dengan menggunakanproporsionalitas antar panjang ini, dapat mengetahui ketinggian dari piramida tersebut.

3. Phytagoras

Phytagoras ialah seorang matematikawan sekaligus seorang filsuf yang berasal dari Yunani. Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos daerah Lonia. Phytagoras dikenal melalui teoremanya yaitu teorema Phytagoras sehingga beliau dikenal derngan bapak bilangan karena telah berhasil menyumbangkan hal yang penting mengenai ilmu filsafat dan juga keagamaan.

Selain, filsafat juga keagamaan, Phytagoras juga berperan dalam ajaran politik yang juga dapat mempengaruhi pemikiran dari Aristoteles dan juga Plato.

Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas dikarenakan banyaknya kisah-kisah atau legenda buatan mengenai Phytagoras. Phytagoras percaya bahwa angka bukanlah sebuah unsur seperti adanya udara dan air yang banyak dipercaya oleh semua orang bahwa udara dan air merupakan unsur benda.

Angka bukanlah unsur alam, yang pada dasarnya kaum Phytagoras menganggap bahwa pandangan Araximandros tentang to aperion yang dekat dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron merupakan unsur-unsur yang dilepaskan berlawanan agar terjadi sebuah keseimbangan ataupun keadilan.

Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi karena sebuah angka. Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal sampai saat ini, yaitu menyatakan bahwa kuadrat dari kaki-kakinya menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya.

Meskipun fakta didalam teorema telah banyak diketahui dan diterapkan orang-orang Babilonia dan India selama berabad-abad sebelum lahirnya Phytagoras, namun teorema ini tetap dikreditkan kepada Phytagoras karena beliaulah yang dapat membuktikan secara sistematis teori Phytagoras.

Phytagoras juga menemukan hal yang penting dalam bidang matematika, yaitu rasio emas atau golden ratio. Pada masa lampau, bidang ilmu matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan saja, melainkan juga untuk menjabarkan filsafat dan juga memahami keindahan.

Selain itu, terdapat benda-benda yang mengarah pada rasio emas, seperti halnya cangkang siput, galur-galur pada nanas, dan juga ukuran tubuh bagian atas manusia. Phytagoras juga membuktikan, bahwa semua benda yang memenuhi rasio emas senantiasa mempunyai entensitas tingkat estetika sangat tinggi.