Tumbuhan Cycadophyta : Ciri-Ciri, Cara Berkembang Biak dan Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Cycadophyta adalah tumbuhan yang termasuk tumbuhan primitif yang bahkan fosilnya sendiri tidak mengalami perubahan yang cukup banyak sejak 280 juta tahun yang lalu. Wilayah persebaran tanaman ini meliputi kawasan yang beriklim tropis dan subtropis.

Cycadophyta termasuk ke dalam salah satu divisio gymnospermae yang cukup banyak ditemukan di Indonesia. Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan ini memiliki ciri tidak adanya pelindung seperti bakal buah yang melindungi biji di dalamnya. Gymnospermae adalah salah satu klan tumbuhan.

Dalam kerajaan tumbuhan atau yang disebut dengan plantae, terdiri atas beberapa klad atau tumbuhan yang memiliki satu leluhur yang sama dan semua keturunannya berasal dari nenek moyang tersebut. Tumbuhan tersebut seperti tumbuhan berbiji terbuka atau gymnospermae, paku-pakuan, lumut, tumbuhan berbunga hingga beberapa alga hijau.

Gymnospermae sendiri diketahui sudah ada di bumi sejak periode Devon atau sekitar tahun 420-360 juta tahun yang lalu sebelum zamannya dinosaurus. Menurut klasifikasi modern, gymnospermae terdiri atas tujuh divisio yang tiga diantaranya sudah punah sedangkan empat lainnya masih ada hingga saat ini. Salah satu divisio yang bertahan dan banyak dijumpai di Indonesia adalah Cycadophyta.

Ciri-ciri Cycadophyta

Setiap tanaman memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Seperti halnya tanaman lain, tanaman Cycadophyta juga memiliki ciri-ciri yang khas. Salah satu yang paling terlihat adalah bakal bijinya tidak dilindungi oleh daging buah.

Tanaman ini berbeda dengan tanaman lain yang bakal bijinya dilindungi oleh buah. Hal ini dikarenakan tanaman ini tergolong tanaman biji terbuka. Selain itu, terdapat beberapa ciri lainnya sebagai berikut.

  • Tanaman Cycadophyta memiliki bentuk akar serabut. Akar serabut pada tanaman Cycadophyta membentuk akar koraloif atau mirip dengan karang. Hanya saja memiliki ukuran yang kecil.
  • Bakal biji yang tidak dilindungi oleh daging buah. Tanaman ini termasuk dengan tanaman biji terbuka sehingga bakal bijinya tidak dilindungi oleh buah .
  • Untuk perkembangan biakkan, tanaman ini menggunakan runjung atau strobilus.
  • Pembuahan pada tanaman ini hanya terjadi satu kali antara sel sperma dan ovum.
  • Tumbuhan ini tergolong ke dalam tumbuhan berubah dua yang membuat kelamin jantan serta betina terpisah atau berbeda pohon.
  • Akar tumbuhan cycadophyta melakukan simbiosis dengan sianobakteri yaitu sianonionta yang memiliki sifat mutualisme.
  • Batang tumbuhan cycadophyta memiliki pola yang berasal dari bekas tempelan batang daun yang terlepas.
  • Daun tumbuhan tersusun dalam bentuk riset yang mengelilingi puncak batang serta menyirip.
  • Memilik bentuki batang yang tebal serta dilengkapi oleh empelur yang berpati.

Cara Perkembangbiakan Cycadophyta

Secara umum, tanaman gymnospermae memiliki dua tahapan reproduksi yakni reproduksi seksual dan reproduksi seksual. Reproduksi aseksual adalah perkembangbiakan tumbuhan tanpa melewati proses pembuahan atau fertilisasi.

Perkembangbiakan ini menggunakan organ tubuh atau bagian tubuh tumbuhan. Sedangkan reproduksi seksual adalah perkembangbiakan yang melalui proses fertilisasi yakni peleburan antara inti sel kelamin jantan dan inti sel kelamin betina.

Pada tumbuhan gymnospermae biasanya diawali dengan fase aseksual yakni pembentukan sporofit yang bersifat diploid yang mengandung dua set kromosom lengkap. Sporofut gymnospermae terdiri atas 2 jenis yakni sporofit betina yang memiliki ukuran besar dan bulat serta sporofit jantan yang memiliki ukuran lebih kecil dan menempel pada sporofit betina.

Pada fase seksual, kerucut sporofit jantan mengandung mikrosporangia yang selanjutnyamembelah secara meiosis untuk menghasilkan gametofit jantan. Pada pembelahan meiosis tersebut mikrosoprangium diploid membelah menghasilkan 4 mikrospora haploid yang kemudian berkembang menjadi serbuk sari jantan.

Kerucut sporofit betina mengandung megasporangia yang kemudian membelah secara meiosis untuk menghasilkan gametofit betina. Pada pembelahan meiosis tersebut terjadi di kerucut ovulasi dan menghasilkan 4 megaspora haploid.

Pada umumnya, tumbuhan gymnospermae menggunakan bantuan angina dalam penyerbukannya. Angin akan membawa serbuk sari jantan kearah gametofit betina dan masuk melalui celah mikrofil bakal biji gametofit betina.

Sel sperma serbuk sari kemudian bersentuhan dengan sel telur dan terjadilah pembuahan. Dilansir dari ck12, setelah pembuahan berlangsung terbentuk zigot diploid dalam bakal biji. Zigot tersebut kemudian berkembang menjadi embrio sporofit dengan makanan dari jaringan gametofit betina.

Embio selanjutnya berkembang menjadi sporofit yang baru dan akan disebarkan oleh angina ataupun burung untuk kemudian berkembang menjadi individu baru.

Sementara itu, secara umum tanaman yang tergolong ke dalam kelompok cycadophyta dapat melakukan perkembangbiakan dengan dua cara yakni dengan cara aseksual atau vegetatif dengan menggunakan tunas.

Pada umumnya tunas yang tumbuh tidak akan jauh dari tumbuhan induknya. Selain itu, tunas tersebut berasal dari tunas ketiak pada bagian dalam tanah atau bahkan menggantung. Secara umum, tunas akan tumbuhan saat usia tumbuhan induk telah lebih dari satu tahun atau tanaman induk telah dewasa. Sementara itu, untuk tunas yang menggantung, akarnya akan keluar jika bagian pangkal telah terpotong.

Contoh Tumbuhan Cycadophyta

Terdapat beberapa contoh dari tumbuhan Cycadophyta yang ada di sekitar kita yakni sebagai berikut.

1. Pakis Haji

Pakis Haji, salah satu contoh tanaman Cycadophyta.

Tanaman pakis haji atau yang lebih dikenal dengan sebutan sikas merupakan salah satu tumbuhan yang cukup terkenal di Indonesia. Pada umumnya, tumbuhan ini berkembang biak setinggi 6 meter dan terdapat biji terbuka di antara daun-daun penyusun runjungnya.

Daun-daun tersebut berkembang biak pada bagian ujung batang. Daun pada pakis haji tergolong sebagai daun majemuk menyirip dengan panjang mencapai 2,5 meter serta memiliki 50-150 pasang anak daun.

Biasanya tanaman ini dijadikan sebagai tanaman hias. Secara sekilas memang pakis haji hampir mirip dengan tanaman palem. Namun, pada kenyataannya kedua tanaman ini memiliki kekerabatan yang jauh.

Adapun kemiripan terlihat pada bentuk daun. Kemiripannya dapat terlihat dari susunan anak daun yang tersusun secara berpasangan. Hampir sebagian besar pakis haji merupakan tanaman berumah dua. Artinya pada tanaman jni terdapat tumbuhan jantan dan betina yang berbeda tumbuhan. Ukuran bunga dapat mencapai 50 cm dengan bentuk cone atau kerucut ellips.

Bagian bunga jantan dapat ditandai dari tangkainya yang pendek. Pakis haji memiliki biji berbentuk ovoid-elips dan memiliki warna oranye cokelat. Adapun ukuran biji dari tanaman ini berukuran antara 3-6 cm x 2,5-5cm.

Ada banyak jenis pakis haji yang banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias seperti Cycas Rumphii, Cycas Javana, dan Cycas Revoluta (Sikas Jepang). Biasanya tanaman pakis haji tinggal di tempat-tempat seperti di dalam hutan dengan memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi.

Benua Asia menjadi habitat bagi perkembangan tanaman pakis haji. Berbagai jenis tanaman pakis haji ditemukan di Vietnam, China, Thailand, Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Papua Nugini. Sementara itu, di Indonesia sendiri jenis C. Rumphii tersebar di kawasan Papua sampai Sulawesi Utara.

Sedangkan di wilayah barat, tanaman ini ditemukan di selatan Borneo dan Pulau Jawa di bagian Utara. Saat ini, populasi C. Rumphii semakin menipis karena buah dari komersialisasi flora yang diburu secara besar-besaran dan ahli fungsi hutan. Saat ini, populasi pakis haji hanya berkisar 10.000 sampai 12.000.

2. Dioon

Dioon, salah satu contoh tanaman cycadophyta.

Dioon adalah termasuk tumbuhan yang tergolong ke dalam genus cycad dari keluarga Zamiaceae yang berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Biasanya tanaman dioon banyak ditemukan di hutan tropis, hutan pinus-ek, dan lereng bukit kering, di sekitar ngarai dan bukit pasir pantai.

Tumbuhan ini terlihat seperti palem dengan batang berbentuk silindirs dan memiliki banyak daun. Dioon juga dinamakan pula sebagai sikas abadi. Hal ini dikarenakan dion memiliki daun yang selalu berwarna hijau pada bagian atas batang.

Dioon memiliki batang yang cukup tebal dan terbuat dari kayu yang lunak serta tidak memiliki cabang. Untuk pangkal tua, pangkal daun akan tetap menempel atau rontok yang nantinya akan meninggalkan kulit kayu yang halus.

Bentuk daun pada tanaman dioon berbentuk menyirip, tersusun secara spiral dan diselingi oleh katafil, dengan anak yang tidak saling tersambung serta tidak mempunyai pelepah. Pada bagian bawah daun dapat tereduksi menjadi duri. Tinggi tumbuhan dioon dapat mencapai 15 meter. Tanaman ini juga dianggap sebagai tanaman purba yang masih bertahan hingga saat ini.

Salah satu jenis tanaman dioon adalah dioon edule. Dioon edule mudah dibedakan dari spesies Dioon lainnya karena tidak mempunyai duri di perbatasan selebaran. Duri terdapat pada daun muda namun duri itu akan hilang saat tanaman dewasa.

Dioon edule memiliki mahkota daun menyirip (berbulu) yang berukuran panjang sekitar 135 cm. Tunas lateral hadir dan lendir, atau getah, dikeluarkan dari setiap permukaan potongan pada tubuh tanaman. Tumbuhan ini memiliki medula pusat yang besar dan satu ikatan pembuluh yang mengandung xilem, floem, dan kambium.

fbWhatsappTwitterLinkedIn