Unsur Intrinsik : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkannya struktur suatu karya sastra.

Ciri-ciri unsur intrinsik

Intrinsik dalam karya memiliki ciri-ciri yang konkrit, yaitu :

  • Pikiran
  • Perasaan
  • Genre sastra
  • Gaya bahasa
  • Gaya penceritaan
  • Struktur karya sastra

Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewwujudkannya strutur suatu karya sastra.

1. Tema

Tema merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Tema dibagi menjadi dua, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Sedangkan tema minor adalah tema yang tidak menonjol.

2. Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat biasa disebut dengan makna. Makna dibedakan menjadi makan niatan dan makan muatan. Makna niatan adalah makan yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Sedangkan makna muatan adalah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut.

3. Tokoh

Tokoh ialah pelaku daam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.

Tokoh berdasarkan perwatakannya dibedakan menjadi dua, yaitu :

  • Tokoh datar, ialah alah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat,
  • Tokoh bulat, ialah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan, dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.

Berdasarkan sifatnya, tokoh dibedakan menjadi :

  • Tokoh protagonis, ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat pembaca karena sifatnya yang baik.
  • Tokoh antagonis, ialah tokoh yang tidak disukai oleh pembaca atau penikmat sastra karena sifatnya yang buruk.

4. Penokohan

Penokohan atau perwatakan yaitu teknik atau cara-cara penggambaran watak tooh dan penciptaan citra tokoh oleh pengarang. Ada beberapa cara menampilkan tokoh, di antaranya :

  • Cara analitik, yaitu cara menampilkan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. jadi, pengarang menyampaikan ciri-ciri tokoh secara langsung.
  • Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian tokoh dalam suatu cerita.

5. Alur dan pengaluran

Alur disebut juga dengan istilah plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu dan utuh. Alur terdiri dari beberapa bagian, diantaranya :

  • Tahap awal (beginning)
    • Paparan (exposition) tahap pengenalan tokoh.
    • Rangsangan (inciting moment),peristiwa yang mengawali gawatan, muncul tokoh baru.
    • Gawatan (rising action)
  • Tahap tengah (Midle)
    • Tikaian (coflict), tikaian merupakan pertentangan antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat, orang atau tokoh lain, ataupun pertentangan antara dua unsur dalam diri satu tokoh.
    • Rumitan (complication), perkembangan dari gejala mula tikaian menuju ke klimaks cerita.
    • Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatannya.
  • Tahap akhir (end)
    • Leraian (falling action), bagian struktur alur sesudah mencapai klimaks yang menunjukkan perkembangan lakuan ke arah penyelesaian.
    • Selesaian (denouement), bagian akhir atau penutup cerita.

6. Latar dan pelataran

Latar atau setting merujuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

7. Sudut pandang

Sudut pandang ialah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu :

  • Orang pertama : sebagai orang pertama, pengarang duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita.
  • Orang ketiga : sebagai orng ketiga, pengarang terlibat dalam cerita tersebut duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

Contoh unsur intrinsik

Wirausahawan Muda

Seorang remaja bernama Rima merupakan mahasiswa yang baru lulus dari Fakultas Hukum. Sembari menunggu wisuda, Rima terbilang sangat giat dan juga rajin. Ia langsung memasukkan lamaran kerja di berbagai perusahaan dan juga kantor. Tak hanya itu, Rima juga memiliki usaha sampingan yakni berjualan jajanan pasar.

Baru satu bulan berjalan, usaha Rima terbilang lancar. Ada beberapa pesanan yang masuk dalam satu harinya, sehingga keuntungannya bisa ditabung untuk masa depan Rima. Sebagai anak rantau, tentu Rima memberikan keuntungannya juga untuk membantu orang tuanya di kampung halaman.

Selesai wisuda, Rima dihadapkan dengan masalah yakni tak kunjung mendapat pekerjaan. Padahal, Rima sejak awal memiliki cita-cita bekerja sebagai HRD di kantor yang bonafide. Ia mulai putus asa dan tak lagi memasukkan lamaran kerjanya. Rima akhirnya memutuskan pulang kampung dan menjual sebagian barang-barangnya di kosan sebagai tambahan uang saku pulang.

Saat di desa, Rima hanya membantu kedua orang tuanya bekerja sebagai pedagang di pasar. Di suatu kesempatan, Rima ditanyai oleh salah satu pelanggannya. “Permisi mbak, apa mbak tau di mana yang jual jajanan pasar? Sepertinya di desa ini tidak pernah ada yang jual jajanan pasar”.

Rima menjawab singkat, “Tidak ada yang berjualan, bu”. Sang ibu menjawab lagi, “Wah, padahal saya perlu memesan 1.000 jajanan pasar untuk acara di Balai Desa Wijaya”. Tak pikir panjang, Rima akhirnya menawarkan diri membuatkan jajanan pasar pesanan ibu tadi. Ia mendapat pesanan langsung 1.000 buah jajanan pasar.

Menyadari peluang jualan jajanan pasar di kampung halaman cukup menjanjikan, akhirnya Rima menggunakan uang tabungannya untuk membeli alat masak yang lebih lengkap. Rima juga meminta adik perempuannya untuk ikut membantunya mengolah masakan. Tak disangka, dalam waktu 6 bulan Rima sudah mendapat keuntungan besar.

Ia berpikir, mungkin tidak mendapat pekerjaan adalah jalan terbaik untuknya membuka usaha di rumah sembari membantu perekonomian keluarga dan dekat dengan keluarganya.

Unsur Intrinsik

Judul: Wirausahawan Muda

Tema: karakter

Tokoh dan penokohan:

– Rima: mahasiswa yang ulet dan juga rajin

– Ibu pembeli: sosok yang mendatangkan rezeki untuk Rima

Plot: maju

Konflik: konflik yang terjadi adalah ketika Rima putus asa tidak diterima kerja di mana-mana dan akhirnya memutuskan pulang kampung.

fbWhatsappTwitterLinkedIn