Daftar isi
tradisi adat adalah tradisi yang ada di setiap daerah. Upacara ini biasanya merupakan warisan turun temurun dari leluhur mereka. Begitu juga dengan Sumatera Utara memiliki berbagai macam adat istiadat yang masih dijalankan hingga saat ini. Upacara adat tersebut antara lain.
Upacara mangulosi adalah upacara yang diadakan oleh suku Batak Toba yang diselenggarakan untuk memperingati suka maupun duka. Biasanya masyarakat Batak Toba mengadakan acara ini menjelang hari pernikahan dan upacara kematian.
Rangkaian dari upacara adat ini adalah dengan mengalungkan kain ulos pada mempelai baik pria maupun wanita pada acara pernikahan. Sedangkan pada upacara kematian, kain ulos diletakkan pada jenazah. Kain ulos sendiri merupakan kain tenun khas Batak yang sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Kain ini bukan hanya indah tetapi memilik banyak makna di antaranya adalah memberi kehangatan, keberkatan, doa, serta kasih sayang untuk pemakainya. Prosesi pemberian kain ulos ini akan dilakukan oleh orang yang dianggap mempunyai derajat lebih tinggi seperti orang tua kepada anaknya atau paman kepada keponakannya sebagai bentuk kekeluargaan.
Tradisi mangokkal holi adalah tradisi yang dilakukan oleh suku Batak untuk membongkar pemakaman anggota keluarga. Tradisi ini dimaksudkan untuk memindahkan tulang belulang jenazah yang meninggal di tanah perantauan ke kampung halaman. Bagi sebagian orang mungkin tradisi ini terdengar aneh, namun bagi masyarakat Batak upacara ini merupakan acara yang penuh makna.
Upacara mangokal holi bahkan dianggap upacara adat terbesar di suku Batak. Ketika mengadakan acara ini, semua anggota keluarga akan berkumpul tidak peduli ia sedang berada di mana.
Upacara ini juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena keluarga harus mempersiapkan tanah makam di kampung halaman, kurban seperti babi atau kerbau, dan diadakan selama tiga hari berturut-turut.
Upacara ini memiliki nilai menyatukan seluruh keturunan hingga akhir hayat dan juga untuk mengidentifikasi siapa saja anggota kelurga mereka.
Tarian gundala-gundala adalah tradisi yang dilaksanakan oleh suku Karo dengan tujuan untuk memanggil hujan. Tarian topeng ini biasanya akan dilaksanakan di tengah upacara dogal-dogal. Dalam upacara tarian ini tidak ada batasan jumlah pemain. Semua masyarakat bebas ikut serta dalam tarian ini.
Penari gundala-gundala akan mengenakan topeng dan kostum yang unik. Kemudian mereka akan berkeliling kampung dengan menembakkan air ke seluruh tanah menggunakan bambu. Konon katanya, setelah tarian ini dilaksanakan maka akan segera turun hujan meski sedang kemarau panjang.
Marari sabtu adalah upacara mingguan yang dilaksanakan oleh umat Parmalim di Sumatera Utara. Pusat dari kepercayaan ini berada di Hutan Tinggi, Kabupaten Toba Samosir. Jemaat Parmalim akan berkumpul pada hari sabtu pukul 10.30 di tempat yang sudah mereka tentukan sebelumnya. Biasanya tempat berkumpul mereka yaitu di Bale Partonggoan, Bale Pasogit pusat maupun cabangnya.
Tujuan dari upacara ini adlaah untuk memberi persembahan kepada Mulajadi Nabolon . Selain itu upacara ini juga bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah dilakukan selama satu minggu serta mengobati dari berbagai macam penyakit.
Jemaat juga akan diberi nasihat atau bimbingan agar lebih menghayati nilai-nila ugamonya dalam kata lain Marari Sabtu adalah upacara menyempurnakan batin.
Tarian sigale-gale adalah tarian tradisi yang dilakukan oleh suku Batak di Samosir. Tarian boneka ini biasanya ada di acara-acara adat maupun budaya terutama pada upacara kematian. Tradisi ini dipercaya bisa mengantar roh ke tempat selanjutnya.
Sigale-gale adalah boneka kayu yang berbentuk seperti manusia. Pada bagian kepala boneka dilumuri kuning telur dan juga diberi rambut kuda atau ijuk yang mengikat.
Bagian mata diberi buah-buahan berwarna merah, sedangkan gigi boneka diberi cat warna hitam. Setelah semuan perlengkapan terpenuhi, boneka diletakkan diatas papan untuk di arak keliling kampung diiringi dengan musik tradisional.
Boneka tersebut dianggap sebagai simbol dari orang yang meninggal. Pada malam terakhir tradisi tarian ini boneka tersebut kemudian dihanyutkan ke Danau Toba. Prosesi menghanyutkan boneka dimaksudkan untuk membuang nasib sial agar tidak menimpa keturunannya.