Sudah sejak dahulu kala, para ilmuwan mencoba menggali dan meneliti tentang alam semesta dan bagaimana awal kemunculan makhluk hidup yang ada di dunia ini. Dengan berbekal berbagai penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di kala itu, beberapa teori tentang penciptaan makhluk hidup pun mulai berkembang.
Diantara teori yang banyak mendapat perhatian adalah teori abiogenesis. Lantas, apakah yang dimaksud dengan abiogenesis itu?
Apa itu Abiogenesis?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa abiogenesis adalah kehidupan yang muncul dari benda tak hidup.
Secara umum, pengertian dari abiogenesis atau yang disebut juga dengan biopoises adalah sebuah cabang ilmu yang mengkaji tentang awal kemunculan kehidupan biologis dari bahan anorganik (tak hidup) secara alami.
Sejarah Abiogenesis
Teori abiogenesis adalah teori paling awal yang muncul dalam kajian seputar asal-usul makhluk hidup. Pencetus pertama teori ini adalah seorang filsulf dan ilmuwan Yunani, yakni Aristoteles (384 – 322 SM), setelah ia mengamati ikan-ikan yang muncul dari lumpur di dalam sungai.
Untuk menguatkan teorinya, iapun melakukan percobaan dengan meletakkan tanah dan merendamnya di dalam air, yang mana hasilnya ia mendapati cacing-cacing muncul dari tanah tersebut. Teori abiogenesis klasik atau generatio spontanea dari Aristoteles ini dikemukakannya dalam bukunya yang berjudul “ Historia Animalium”
Beberapa ilmuwan lain yang mendukung teori abiogenesis dari Aristoteles antara lain Nedham, seorang ilmuwan Inggris, setelah melakukan percobaan dengan menutupkan gabus pada rendaman kaldu.
Beberapa hari kemudian, ia mendapati bakteri yang muncul pada gabus sehingga ia berkesimpulan bahwa bakteri tadi berasal dari kaldu.
Pada tahun 1677, seorang ilmuwan Belanda bernama Antony an Leuwenhoek, melalui mikroskopnya menemukan adanya mikroorganisme yang muncul pada rendaman jerami.
Para pendukung teori abiogenesis menjadikan temuan Leuwenhoek ini sebagai dalih bahwa mikroorganisme tersebut berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi Leuwenhoek sendiri membantahnya dengan mengatakan mikroorganisme tersebut berasal dari udara.
Perkembangan teori abiogenesis klasik berhenti ketika memasuki abad ke-19. Namun, pada tahun 1920-an, dua orang ilmuwan yang bernama Oparin dan Haldane mencetuskan teori abiogenesis modern.
Teori abiogenesis modern berusaha menjelaskan mengenai asal-usul fenomena kehidupan berdasarkan pada ilmu biokimia modern. Hingga saat ini teori abiogenesis modern masih digunakan oleh para ilmuwan, diantaranya untuk meneliti dunia RNA.
Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwa Yunani Kuno yang bernama Arsitoteles setelah ia mengamati ikan-ikan yang tiba-tiba keluar dari lumpur di dasar sungai.
Teori abiogenesis pada awalnya memang hanya dilakukan dengan pengamatan yang spontan sehingga teori ini disebut juga dengan Generatio Spontanea.
Teori Generatio Spontanea menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada terbentuk dengan sendirinya melalui benda-benda tak hidup.