Daftar isi
Sering kali kita dengar kasus yang terjadi pada anak-anak, remaja hingga dewasa seperti pencurian, kekerasan terhadap teman sebaya, hingga pelecehan seksual.
Kasus tersebut terjadi akibat kenakalan yang timbul dari sikap tidak baik yang tumbuh pada diri anak, remaja hingga orang dewasa.
Sikap yang tidak baik pada diri manusia tergolongkan dalam akhlak tercela. Akhlak tercela merupakan sifat jelek yang tumbuh pada diri manusia yang akibatnya akan di jauhi oleh teman, kerabat atau orang-orang di sekitarnya.
Setiap orang yang memiliki sifat tidak baik akan kemungkinan di benci dan tidak disukai oleh orang lain. Selain di benci oleh setiap individu , sifat itu akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Orang yang memiliki sifat tercela tentunya akan lebih kelihatan tingkah lakunya, baik itu cara bicara, cara jalannya, cara memandang seseorang dan gaya hidupnya akan lebih menonjol.
Setiap orang yang tergolong memiliki sifat tercela, mereka akan sulit melakukan sesuatu yang positif terutama untuk masa depannya.
Contohnya mereka sulit mendaftarkan diri ke sekolah ternama atau favorit, mereka sulit masuk ke perguruan tinggi terkemuka bahkan hingga mereka sulit melamar pekerjaan di perusahaan bonafit.
Hal itu terjadi karena mungkin mereka sudah terkenal namanya dengan sifat jelek atau mereka pernah mendapat kasus yang tidak baik di lingkungannya hingga tidak ada suatu instansi atau lembaga yang mau menerimanya.
Berikut ini ciri-ciri akhlak tercela yang dimiliki oleh pribadi seseorang:
Berikut ini ada tiga faktor yang mempengaruhi akhlak tercela pada diri manusia, yaitu :
Terjadinya perilaku yang tidak baik terhadap diri manusia disebabkan oleh materi. Materi sangat penting bagi manusia terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Materi yang dimaksud yaitu pendapatan ekonomi.
Banyak orang frustasi akan kekurangan pendapatan atau ekonomi. Seperti saat ini terjadinya pandemi akan semakin berkurang pendapatan setiap orang. Banyak lapangan kerja tutup karena pandemi sehingga pengangguran merajalela.
Semenjak terjadinya pandemi, menacari kerjapun susah. Banyak manusia berkeliaran mencari jalan untuk mendapatkan materi. Hingga kini banyak kasus yang terjadi di indonesia, seperti perampokan, pemerasan, kasus korupsi, sengketa tanah dan yang lainnya.
Berdasarkan kasus-kasus di atas merupakan kenyataan yang terjadi pada perilaku manusia. Perilaku yang kurang mencerminkan rasa kemanusiaan dan tergolongkan pada akhlak yang tercela.
Kasus tersebut mengajarkan kita untuk menuju ke jalan yang benar dan selalu menerima kenyataan apa yang sebelumnya pernah terjadi. Tetap lapang dada, ikhlas dan selalu berdoa agar ke depannya di beri kemudahan dan kelancaran.
Lingkungan salah satu tempat untuk beradaptasi, tempat untuk berkumpul, berbagi dan tempat untuk menuaikan segala inspirasi yang kita miliki.
Lingkungan sangat luas seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, tempat kerja, dan forum atau komunitas perkumpulan.
Terkadang kita salah mengaspirasikan lingkungan sebagai tempat hal-hal yang positif. Melainkan yang terjadi sebagai tempat kegiatan yang kurang baik.
Sebagai contoh di lingkungan sekolah, terjadi perselisihan, tawuran, perdebatan antar pelajar, kenakalan remaja dan lain sebagainya. Terkadang di lingkungan keluarga pun sering terjadi, misalkan broken home atau perselisihan antar keluarga.
Kasus diatas bisa mempengaruhi pola pikir anak-anak, remaja hingga dewasa. Terutama anak-anak dan remaja.
Kecenderungan atas permasalahan seperti itu akan membuat pola pikir anak menjadi labil. Menjadi tidak konsisten hingga suatu saat akan timbul sifat yang tidak berkeprimanusiaan akibatnya tercipta pribadi yang tidak bermoral.
Sebagai manusia kita perlu yang namanya pergaulan. Dalam pergaulan sering kali kita berinteraksi sosial tanpa interaksi kita akan kehilangan jaringan komunikasi.
Interaksi sosial sangat diperlukan karena dengan cara berinteraksi kita mendapatkan sumber-sumber informasi yang sebelumnya, belum pernah kita dapatkan.
Saat melakukan pergaulan tentunya kita berkumpul dengan banyak orang, baik orang yang sudah dikenal maupun orang yang belum kita kenal. Terkadang pergaulan membawa kita ke jalan yang positif terkadang pula membawa kita ke jalan yang kurang baik atau negatif.
Positif atau tidak positif tergantung cara mereka mempengaruhinya, terkadang mereka mengajak ke tempat yang positif tapi ujung-ujungnya ke tempat negatif. Semua tergantung cara kita menyikapi.
Sebagai contoh berkumpul dengan teman hingga membentuk suatu komunitas di setiap lingkungan dan melakukan hal-hal yang kurang mencerminkan pribadi seseorang misalkan berfoya-foya, melakukan pesta besar-besaran, minum-minuman keras dan digunakan sebagai tempat perbincangan yang kurang bermanfaat.
Nah, kasus di atas mencerminkan bahwa pengaruh pergaulan atau perkumpulan sosial dapat menimbulkan pribadi yang tidak ber etika akibatnya dapat mencemarkan nama baik seseorang baik di lingkungan sekolah, keluarga, tempat kerja dan di suatu komunitas.
Kikir salah satu sifat tercela yang ada pada diri manusia, di mana karakteristik sifat kikir yaitu berat hati atau enggan memberikan sesuatu kepada orang lain baik itu berupa barang ataupun jasa.
Orang kikir beranggapan bahwa semua harta benda adalah miliknya tanpa menyadari bahwa ada hak-hak untuk fakir miskin yang ada dalam harta bendanya tersebut.
Dalam berteman tentu saja diantara mereka yang memiliki sifat kikir. Sifat yang kesannya tidak peduli terhadap kesulitan orang lain. Sifat yang tidak mau tau apa masalah yang dihadapi orang lain, terutama masalah dalam segi faktor ekonomi.
Sebenarnya orang kikir tidak akan merubah kehidupannya menjadi bahagia akan kekayaan yang mereka miliki.
Tapi pada akhirnya, nanti mereka akan tau bahwa kebahagiaan yang sebenarnya bukan berawal dari kekayaan melainkan kebersamaan dengan orang-orang terdekat yang menjadi support system kita saat ini.
Perlu kita ketahui marah kepada seseorang akan kesalahan yang diperbuat, bukan satu-satunya cara yang dapat menyelesaikan suatu masalah. Yang ada suasana makin membara dan membuat hidup tidak tenang.
Terkadang manusia tipe pemarah yaitu manusia yang mudah tersinggung atau emosi, tergesa-gesa, tidak sabaran dan bawaannya selalu ingin marah terus.
Orang pemarah sudah tumbuh pada diri manusia itu sendiri karena mereka tidak terkontrol emosinya. Meskipun menghadapi suatu permasalahan entah lawannya berbuat salah atau memancing emosi sebaiknya tetap bersikap dingin.
Suatu permasalahan bisa segera tuntas apabila kita memaklumi atas kesalahan yang diperbuat oleh seseorang dan juga menyarankan kepada mereka agar tidak mengulangi kesalahannya kembali.
Solusi terbaik, saling menyadari dan tidak saling menyalahkan satu sama lain. Apalagi saling memarahi dengan menyebutkan kata-kata kotor. Perilaku seperti itu mencerminkan moral yang tidak pantas diterapkan oleh setiap generasi.
Setiap manusia tidak lupa dengan kesalahan dan dosa. Cobak kita hitung, kira-kira berapa kali berbuat dosa? Jika kita pernah melakukan dosa karena benar-benar atas kekhilafan, kemudian kita bertobat dan tidak mengulanginya lagi, hal tersebut dapat dimaklumi.
Akan tetapi, apabila ada seseorang berbuat dosa kemudian tobat lalu berbuat dosa kembali hingga berkali-kali maka orang tersebut dinamakan fasik.
Pada hakikatnya fasik merupakan sifat yang dimiliki seseorang yang melanggar aturan dimana telah di tetapkan oleh Allah SWT. Sebenarnya orang fasik itu adalah orang yang mengetahui tentang perintah dan larangan dalam ajaran agama islam.
Agar terhindar dari sifat fasik maka sebagai manusia memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, banyak bergaul dengan orang-orang saleh, dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang memiliki sifat fasik.
Tahukah kalian, orang yang sering pindah-pindah agama? Terkadang ngakunya islam tapi ternyata kristen, nah kemudian pindah keyakinan lagi menjadi hindu.
Kasus diatas merupakan contoh orang murtad keyakinan dalam arti suka mempermainkan agama, menyekutukan Allah, mengingkari-Nya, mendustakan malaikat, Kitab-Nya, Meragukan kemukjizatan Al-Qur’an dan menghalalkan yang diharamkan.
Pada dasarnya murtad tergolongkan sifat yang tidak disukai oleh Allah Swt dan sulit di ampuni oleh Allah Swt karena perbuatannya yang menyangkut dengan keagamaan dan ibadah.
Sifat yang satu ini sekarang menjadi trend, sifat yang sering terjadi dimana-mana baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Sifat sombong merupakan sifat yang dimiliki seseorang dengan cara melebih-lebihkan kemampuan dirinya, memamerkan atas apa yang dimiliki dan mengakui bahwa dirinya orang yang paling hebat.
Terkadang sifat seseorang tipe ini di ungkapkan dalam dunia nyata misalkan memamerkan barang mewah miliknya secara langsung di hadapan teman atau kerabat.
Tak kalah juga di sosial media, saling berlomba-lomba memposting sesuatu yang dibangga-banggakan contohnya memamerkan kelebihan atau prestasi yang dimiliki dan memposting foto-foto barang mewah yang dimilikinya dengan konten atau kata-kata yang berlebihan.
Orang sombong dapat menjatuhkan kewibawaannya, sebaiknya jadilah orang yang rendah hati. Karena dengan kerendahan hati, orang-orang akan terkesima dan lebih menghormati sertai dihargai oleh sesama.
Masih dalam perbincangan di dunia nyata maupun dunia maya, sering kali kita dengar kata ghibah. Bahkan kata ghibah sudah menjadi trending topik dalam pembahasan di dunia maya.
Banyak akun-akun disosial media yang membuat konten positif tentang larangan ghibah, bahaya ghibah dan hukum ghibah.
Kenapa kata ghibah sudah mendominasi? Karena di era sekarang maraknya ghibah sudah merajalela di kalangan masyarakat umum. Tentunya semua tau tentang ghibah.
Ghibah merupakan perilaku seseorang yang melakukan pembicaraan atas sesuatu yang terjadi pada setiap orang terhadap orang lain.
Pada dasarnya ghibah biasanya menceritakan tentang masalah pribadi atau aib orang lain. Perilaku ini tidak mencerminkan kepribadian seseorang melainkan perilaku yang kurang bermoral.
Umar Bin Khattab R.A, berkata: “ Sesungguhnya ada seseorang yang memiliki sembilan akhlak yang mulia, dan memiliki satu akhlak yang tercela, namun sembilan akhlak yang mulia itu bisa dikalahkan dengan satu akhlak yang tercela tersebut, maka hati-hatilah kalian dengan tergelincirnya lisan.”
Bagi setiap orang yang menceritakan aibnya orang lain atau berghibah berarti mereka bercerita tentang rendahnya kualitas diri mereka sendiri.