Sosiologi

Bentuk – Bentuk Disosiatif dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Interaksi sosial dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu interaksi sosial asosiatif dan disosiatif. Dimana jenis interaksi sosial asosiatif mengarah pada persatuan dan bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif mengarah pada persaingan, bahkan hingga perpecahan hubungan antar individu maupun kelompok.

Jika pada postingan sebelumya, yaitu contoh interaksi sosial yang mengarah pada persatuan telah dijelaskan mengenai interaksi sosial asosiatif, maka pada kesempatan kali ini akan dijelaskan mengenai interaksi sosial disosiatif atau yang mengarah pada perpecahan.

Interaksi sosial disosiatif bisa dianggap sebagai interaksi sosial antar kelompok dengan kelompok yang memiliki akibat yang buruk. Namun, dalam beberapa hal dipandang bahwa cara inilah jalan keluar terbaik dari sebuah masalah, terutama bila konteksnya adalah bernegara.

Beberapa contoh interaksi sosial disosiatif memiliki tujuan baik sehingga dapat memicu semangat pada masing-masing individu.

Berikut ini adalah bentuk Interaksi sosial disosiatif yang dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu :

1. Persaingan atau kompetisi

Persaingan ata kompetisi adalah interaksi sosial yang terjadi antara dua atau lebih orang atau kelompok untuk memperebutkan suatu hal. Kompetisi dapat terjadi dimanapun, bahkan dilingkup keluarga sekalipun. Contoh persaingan:

  • Kelas X-IS1 melakukan pertandingan sepak bola dengan kelas X-IS2 dalam acara dies natalis sekolah. Petandingan olahraga selalu mengedepankan sportivitas dalam setiap permainannya. Jadi jenis kompetisi ini tidak lagi membawa perpecahan antara kelas melainkan diharapkan dapat menciptakan semangat berolahraga.
  • Bu guru mengadakan seleksi bidang ekonomi pada siswa kelas X dan XI untuk dikirim sebagai perwakilan sekolah menuju OSN. Semua siswa melakuka kompetisi dengan adil, namun tidak dengan Dian. Ia melakukan segala macam cara agar dia dapat lolos menjadi perwakilan sekolah.

2. Kontravensi

Kontrovensi merupakan interaksi sosial yang menunjukkan adanya penolakan secara sembunyi-sembunyi dimaksudkan agar tidak terjadi perselisihan secara terbuka.

Kontravensi dapat terjadi akibat perbedaan pendirian antara sekelompok masyarakat atau seluruh wilayah masyarakat terhadap suatu kebijakan, akan tetapi penolakan ini tidak ditunjukkan secara terang-terangan.

Contoh :

  • Kandidat A dalam pemilihan presiden di Indonesia telah menghasut sebagian masyarakat Indonesia untuk tidak memilih kandidat saingannya dengan alasan bahwa pesaingnya adalah antek-antek PKI dan membawa isu agama.
  • Dalam sebuah debat antara kandidat pencalonan kepala desa, calon ketiga menyanggah pernyataan yang diutarakan calon kedua. Padahal calon kedua belum menyelesaikan pernyataannya. Hal ini menimbulkan sakit hati pada calon kepala desa nomor urut dua dan bisa menimbulkan keributan setelah debat usai.

3. pertikaian

Pertikaian dapat disebut sebagai efek lanjutan dari kompetisi maupun kontravensi. Pertikaian timbul karena masalah yang tidak selesai dan berkelanjutan. Contoh dari pertikaian dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

  • Bullying yang terjadi kepada anak yang berkebutuhan khusus atau memiliki sedikit perbedaan warna kulit di suatu sekolah merupakan ciri pertikaian yang terjadi pada individu. Hal ini dikarenakan bullying akan menyakiti tidak hanya secara verbal, namun juga secara fisik. Hingga orang yang merasa menjadi bahan bullying menjadi terpojok.
  • Tawuran antar sekolah SMA yang biasa terjadi di Jakarta sering menimbulkan keresahan. Hal ini dikarenakan baku hantam dan penggunaan alat sebagai bahan pemukul bisa saja mengenai warga yang tak ikut campur.

4. Pertentangan

Pertentangan adalah salah satu bentuk interaksi sosial antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuannya dengan cara melakukan perlawanan dengan pihak lawan. Contoh yang dapat diberikan antara lain:

  • Pertentangan antar agama yang terjadi di Ambon pada tahun 1998. Pertentangan terjadi antara masyarakat Ambon yang beragama Islam dan Kristen. Konflik ini menimbulkan perpecahan hingga korban jiwa.
  • Pertentangan antara petani di Rembang, Jawa Tengah dan perusahaan yang ingin mendirikan pabrik semen. Penduduk berfikir bahwa pembangunan pabrik ini akan merusak lingkungan sekitar, terutama lahan pertanian dan ekosistem hayati di lingkungan tersebut.

Itulah bentuk-bentuk disosiatif dan contohnya yang bisa menjadi contoh dan pembelajaran bagi kita semua untuk saling bersosialisasi antar individu dan kelompok.