Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif Beserta Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebagai makhluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan individu yang lain atau suatu kelompok. Nilai dan norma sosial tentunya sangat penting dalam lingkungan bersosialisasi dalam berinteraksi.

Bertemu di suatu tempat, memberikan senyuman, bertegur sapa, membuktikan bahwa telah terjadi interaksi sosial.

Walaupun tidak terjadi hal-hal tersebut, interaksi telah dikatakan terjadi bila dua orang atau lebih telah melakukan tatap muka. Hal ini dikarenakan banyak faktor pendorong interaksi sosial dalam kehidupan yang dapat memengaruhi pikiran manusia saat berpapasan dengan orang lain. Contohnya saja bau parfum, warna baju, dan lain sebagainya.

Pengertian Interaksi Sosial

Pengertian interaksi sosial itu sendiri menurut beberapa ahli, antara lain:

  • Menurut Astrid S. Susanti, interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menciptakan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembuatan struktur sosial.
  • Menurut Selo Sumardjan, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan berbagai segi kehidupan bersama.

Interaksisosial bisa terjadi bila memenuhi 2 syarat, yaitu:

  • Kontak Sosial :  sebuah aksi antara penerima & pelaku, baik secara individu maupun kelompok, yang diwujudkan dalam bentuk isyarat.
  • Komunikasi : tindakan penyampaian pesan dari satu individu/kelompok individu/kelompok yang lain dalam bentuk ekspresi perasaan atau perbuatan.

Interaksi sosial dalam sebuah masyarakat menghasilkan pola hubungan yang dapat mempererat bahkan merubah kondisi masyarakat tersebut. Terdapat 2 bentuk sosialisasi antar kelompok, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.

Di antara kedua bentuk interkasi sosial tersebut, tentunya terdapat berbagai dampak negatif dan positif perubahan sosial yang sangat melekat pada setiap interkasi.

Interakasi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif adalah interaksi yang terdiri dari dua atau lebih kelompok untuk menghasilkan bentuk kerjasama sehingga tercapai tujuan bersama. Berikut contoh dari interaksi jenis ini antar kelompok masyarakat:

  • Kerjasama antar umat beragama saat terjadi bencana alam tanah longsor di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mereka bersama-sama mengevakuasi korban tanah longsor dan bergotong royong membersihkan sisa tanah yang menutup jalan raya.
  • Tingginya antusias kelompok-kelompok masyarakat dalam bergotong royong untuk mengawasi jalannya pemilihan umum dan pemilihan DPR/DPD
  • Kegiatan bersih desa di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang diadakan tiap tahun dapat terlaksanan dengan baik karena adanya kerjasama antar penduduk di masing-masing desa di kecamatan tersebut.
  • Beberapa partai politik berkoalisi untuk mendukung presiden pilihan mereka.
  • Transmigrasi dari pulau Jawa ke Provinsi Lampung pada awal abad ke-19 membuat masyarakat asli Jawa harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan di Lampung. Sehingga perbedaan kebudayaan para transmigran dan penduduk asli menjadi tipis.
  • Masyarakat Indonesia yang dahulu memakai kebaya untuk pakaian sehari-hari, sekarang lebih banyak menggunakan baju, celana, dll.
  • Di Indonesia, pada bulan puasa, bagi kelompok masyarakat yang tidak berpuasa diharapkan tidak makan di sembarang tempat sebagai bentuk toleransi terhadap kaum muslim.
  • Aksi mogok nonton suporter sepak bola dapat diselesaikan dengan cara konsiliasi antara para suporter dan manager klub sepak bola.
  • Masuknya komputer, laptop, handphone, dan barang elektronik lainnya ke Indonesia menunjukkan adanya akulturasi di bidang teknologi.
  • Perubahan pemerintahan di Indonesia, yang dulu merupakan negara kerajaan, menunjukkan adanya akulturasi (peleburan 2 kebudayaan menjadi satu) di bidang pemerintahan.

Interaksi Sosial Disosiatif

Bentuk Interaksi sosial yang bersifat disosiatif merupakan kebalikan dari interaksi sosial asosiatif. Interaksi jenis ini dapat mengarah pada konflik antar kelompok sehingga dapat meregangkan solidaritas maupun kekuatan di dalam kelompok tersebut. Peran nilai dan norma sosial tentunya akan memberikan dampak positif. Contoh dari interaksi ini adalah:

  • Kerusuhan antara suporter Persib Bandung dan Tira-Persikabo Bogor.
  • Tawuran antar murid SMA di kota-kota besar.
  • Konflik perebutan lahan jualan antara kelompok pedagang dan pemelrintah daerah.
  • Kalimat kebencian yang dilontarkan kelompok B kepada kelompok A dalam pemilihan presiden.
  • Konflik antar dusun akibat perebutan wilayah.

Demikian contoh interaksi sosial antar kelompok sesuai dengan masing-masing tipe interaksi nya. Dengan adanya contoh, diharapkan lebih paham terhadap materi ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn