7 Bentuk Hubungan Antar Kelompok dalam Masyarakat Multikultural Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mengedepankan kesederajatan, memiliki bermacam-macam kebudayaan, adat istiadat, suku bangsa, bahasa, agama, dan kepercayaan. Anggota masyarakatnya dapat hidup berdampingan dan berusaha untuk saling menghapus diskriminasi serta primordialisme agar tercipta kerukunan dalam kehidupan sosial masyarakat.

Hubungan sosial antarkelompok dalam masyarakat multikultural bersifat dinamis, artinya selalu bergerak dan berubah mengikuti perkembangan zaman. Bentuk hubungan antarkelompok yang dapat dijumpai dalam masyarakat multikultural adalah sebagai berikut.

1. Interseksi

Interseksi merupakan suatu titik pertemuan atau persilangan keanggotaan kelompok sosial dari berbagai aspek kehidupan, yaitu meliputi kepercayaan, suku bangsa, asal daerah, gender, status sosial, dan jenis kelamin. Interseksi dapat mendorong solidaritas dan kerja sama dalam masyarakat multikultural sehingga integrasi sosial dapat dicapai dengan mudah.

2. Konsolidasi

Konsolidasi merupakan proses penguatan solidaritas masyarakat dengan memperjelas status dan peran keanggotaan individu sebagai bagian dari kelompok. Konsolidasi bertujuan untuk menyatukan unsur yang sama, seperti pandangan, tujuan, dan asal daerah. Konsolidasi cenderung berdampak negatif, karena mengutamakan orang-orang yang berlatar belakang sama.

3. Integrasi

Integrasi merupakan proses penyatuan atau penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat multikultural. Integrasi dapat mendorong pembaruan di berbagai unsur berbeda sehingga setiap elemen dalam masyarakat multikultural dapat saling bekerja sama dengan baik.

4. Asimilasi

Asimilasi merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada dalam diri individu atau kelompok. Proses asimilasi ditandai dengan adanya pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan lunturnya ciri khas dari setiap budaya karena adanya penyesuaian sehingga terbentuklah suatu kebudayaan baru.

Faktor pendukung proses asimilasi yaitu toleransi, adanya kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi, saling terbuka, adanya persamaan unsur kebudayaan, dan adanya musuh bersama dari luar.

5. Akulturasi

Akulturasi merupakan meleburnya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri keunikan masing-masing. Akulturasi dapat digunakan sebagai upaya untuk mempertahankan, melestarikan, dan memajukan kebudayaan sendiri sekaligus belajar menghargai nilai-nilai kebudayaan lain.

6. Mutual Akulturasi

Mutual akulturasi dapat terjadi karena adanya sikap saling terbuka terhadap kebudayaan lain. Mutual akulturasi diawali dengan adanya proses interaksi yang berkelanjutan sehingga membangkitkan perasaan tertarik, menyukai dan menghormati kebudayaan kelompok lain. Anggota kelompok merasa ada kesesuaian terhadap nilai-nilai budaya baru sehingga terdorong untuk mempelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

7. Dominasi

Dominasi adalah proses penguasaan suatu kelompok sosial yang lebih unggul terhadap kelompok sosial lain yang dianggap lemah. Dampak dari adanya dominasi adalah timbul gejolak dan pertentangan dalam masyarakat multikultural. Hal tersebut dapat terjadi karena kelompok yang dianggap lemah diperlakukan secara tidak adil dan sewenang-wenang oleh kelompok penguasa.

Contohnya yaitu pada masa kolonial / penjajahan Belanda di Indonesia yang berlangsung lama. Rakyat Indonesia dipaksa untuk tunduk dan patuh terhadap pemerintah Hindia Belanda yang pada saat itu berkuasa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn