Sosiologi

4 Bentuk Persaingan (Competition) dalam Interaksi Sosial yang Perlu Diketahui

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Interkasi sosial yang terjadi secara dinamis dan timbal balik mendorong berkembangnya proses sosial dalam masyarakat. proses sosial merupakan aktivitas hubungan sosial yang berlangsung dalam periode waktu tertentu.

Dalam interaksi sosial, proses sosial dibagi menjadi dua bentuk, yaitu proses sosial asosiatif dan disosiatif. Proses sosial asosiatif adalah hubungan sosial yang dapat mendorong atau memperkuat persatuan antaranggota masyarakat. sementara itu, proses sosial disosiatif merupakan hubungan sosial yang dapat menimbulkan disintegrasi atau perpecahan dalam masyarakat.

Salah satu bentuk proses sosial disosiatif adalah persaingan atau kompetisi. Persaingan merupakan proses sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk meraih kemenangan dan keuntungan dengan cara yang adil, tanpa konflik atau kekerasan.

Terdapat empat bentuk persaingan dalam interaksi sosial disosiatif, yaitu sebagai berikut:

1. Persaingan Ekonomi

Faktor penyebab terjadinya persaingan di bidang ekonomi adalah terbatasnya penawaran dibandingkan permintaan. Agar persaingan dilakukan secara adil, setiap produsen harus memiliki berbagai macam strategi dalam memasarkan barang atau jasanya.

Bagi konsumen, persaingan ini berdampak positif, karena produsen-produsen yang berhasil memperoleh kemenangan akan memproduksi komoditas yang berkualitas baik dengan harga jual yang cukup terjangkau.

2. Persaingan Mencapai Kedudukan

Setiap individu dalam masyarakat pasti mempunyai keinginan atau harapan untuk diakui dan dihargai oleh individu lain melalui status sosial atau kedudukan yang dimilikinya. Berbagai cara dan uapaya dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Misalnya, melalui jalur pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan yang diraih seseorang, semakin tinggi pula status sosialnya dalam masyarakat. Individu yang berhasil meraih pendidikan sarjana atau pasca sarjana cenderung lebih disegani dan dihormati oleh masyarakat karena ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

3. Persaingan Budaya

Budaya diartikan oleh Koentjaraningrat sebagai hasil seluruh sistem gagasan, karya, rasa, serta tindakan yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki berbegai jenis kebudayaan yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur. Bentuk kebudayaannya beragam dari mulai adat istiadat, kebiasaan, kuliner, pakaian, hingga kesenian.

Namun, pada abad ke-15 datanglah budaya barat yang dibawa oleh Belanda dan bangsa-bangsa barat lainnya ketika pertama kali menginjakkan kaki di tanah air. Budaya barat dianggap sebagai budaya dominan, sehingga banyak orang yang menyukai dan menirukannya.

Akibatnya, banyak masyarakat Indonesia yang melupakan budaya sendiri dan cenderung menilai budaya barat lebih baik dan modern. Hal tersebut merupakan dampak negatif dari perkembangnya budaya asing khususnya budaya barat di dalam negeri.

Dari fenomena di atas, dapat dilihat bahwa persaingan budaya sudah ada dari awal kedatangan bangsa asing ke Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa persaingan budaya masih terjadi hingga saat ini. Setiap negara berlomba-lomba menunjukkan dan memperkenalkan kebudayaan mereka. Wujud kebudayaannya pun beraneka macam, dari mulai kuliner, pakaian tradisional, hingga musik dan film.

Contohnya, pada saat ini budaya Korea menjadi budaya yang mendominasi di hampir seluruh dunia. Fenomena ini dikenal dengan istilah Korean Wave atau gelombang budaya populer Korea. Tidak hanya musik popnya saja, hampir segala hal berbau Korea masyarakat dan khususnya kaum milenial menyukainya.

4. Persaingan Ras

Ras merupakan pengolompokkan manusia berdasarkan persamaan ciri fisik, seperti warna kulit, bentuk wajah, corak rambut, dan tinggi badan. Secara umum, terdapat lima macam ras manusia yang tersebar di seluruh dunia, yaitu mongoloid, negroid, australoid, kaukasoid, dan khoisan.

Suatu negara tidak hanya didiami oleh satu jenis ras saja, tetapi berbagai jenis ras berbaur menjadi satu. Banyak faktor yang mendukung penyebaran ras, seperti pernikahan antarsuku bangsa, perdaganga, kolonialisme dan migrasi.

Adanya keberagaman ras di suatu wilayah mengakibatkan terjadinya persaingan atau bahkan konflik antarras. Terdapat individu atau kelompok yang merasa rasnya lebih baik dari ras lain, sehingga tidak menghormati dan menghargai orang lain yang berbeda ras.