Daftar isi
Kita sering bertanya-tanya mengenai cuaca pada hari ini. Apakah akan turun hujan atau cerah? Hal ini yang dilakukan oleh seorang ilmuwan yang berasal dari Inggris bernama John Dalton. Ia kerap mengamati kejadian sekitarnya dan mencatatnya termasuk cuaca.
John Dalton merupakan seorang ahli kimia, fisika dan metereologi yang berasal dari Inggria. Ia lahir pada tanggal 6 september 1766 di Quaker dari Eaglesfield dekat dengan Cockermouth di Cumberland, Inggrid. Ayahnya merupakan seorang penenun. Sejak lahir ia sudah mengalami kekurangan secara fisik yakni buta warna.
Semasa hidupnya, ia tidak pernah terlepas dari alat-alat pengukur cuaca dan mencatat secara detail apa yang terjadi setiap hari. Ia yang dilahirkan dan dibesarkan di pegunungan Inggris membuat dirinya akrab dengan berbagai kejadian alam. Makanya, ia kerap mengamati dengan baik berbagai fenomena cuaca dan meteorologi.
Saat kecil ia mendapatkan pengajaran dari ayahnya. Kemudian saat usianya menginjak 15 tahun, ia bersama kakak laki-lakinya yang bernama Jonathan mendapatkan perintah dari pemilik sekolah yang bernama John Fletcher. Ia diminta untuk mengajar di sana padahal saat itu usianya masih muda.
Saat usianya menginjak 23 tahun ia berkeinginan belajar hukum atau ilmu kedokteran. Namun, sayangnya hal itu ditentang oleh kerabatnya. Ia terus mencari cara untuk mendapatkan ilmu. Akhirnya ia bertemu dengan seorang filsuf bernama John Gough. Dari John Gough lah, ia memperoleh banyak pengetahuan ilmiah.
Saat usianya menginjak 27 tahun, ia diminta menjadi guru matematika dan filsafat alam di sebuah akademika dissenting bernama New College. Ia menjalankan kegiatan mengajarnya sampai berusia 34 tahun. Saat itu kondisi keuangan perguruan tinggi yang memburuk, sehingga membuat ia mengundurkan diri dari pekerjaannya. Lalu dirinya memulai karirnya menjadi seorang guru privat matematika dan filsafat alam.
Karir awal John Dalton dipengaruhi oleh seorang ahli meteorologi dan pembuat instrumen yang kompeten dari Eaglesfield, Cumbria. Ia tertarik untuk mempelajari matematika dan meteorologi kepadanya. Selama tinggal di Kendal, ia kerap memberikan solusi untuk menjawab pertanyaan dan masalah mengenai berbagai topik. Selama 57 tahun, John Dalton melakukan lebih dari 200.000 pengamatan. Ia juga menemukan kembali teori mengenai sirkulasi atmosfer yang merupakan teori George Hadley.
Selama waktu liburan, John Dalton menghabiskan waktunya untuk mempelajari meteorologi. Ia memperkirakan ketinggian demgan menggunakan barometer. Ia memiliki pandangan yang berbeda dengan kebanyakan pendapat kontemporer mengenai bahwa atmosfer merupakan campuran fisik dari sekitar 80 persen nitrogen dan 20 persennya oksigen.Menurutnya, itu bukan senyawa unsur tertentu.
Ia mengukur kapasitas udara dalam menyerap uap air dan tekanan parsial dengan menggunakan temperatur. Ia memberikan definisi mengenai tekanan parsial dengan istilah hukum fisika. Di mana setiap konstituen dalam campuran gas dapat memberikan tekanan yang sama jika hanya terdapat tekanan gas saja. Kemudian hal tersebut mendapatkam pujian dari seorang ilmuwan Inggris bernama John Frederic Daniell dengan menyebutnya Bapak Meteorologi.
Pada tahun 1800, ia menjabat sebagai sekretaris masyarakat sastra dan filsafat Mancheseter. Kemudian di tahun selanjutnya dirinya mempresentasikan serangkaian kulaih pentint dengan judul Experiments Essay mengenai konstitusi gas campuran, tekanan uap dan uap air lainnya pada suhu yang berbeda di ruang hampa dan udara.
Kemudian ia menerbitkan sebuah makalah mengenai berbagai topik seperti hujan dan embun serta sumber mata air, pada panas, warna langit uap dan refleksi dan pembiasan cahaya.
Sejarah mengenai atom pertama kali diajukan oleh seoranf filsuf Yunani Kuno yang bernama Democritus. Hipotesanya kemudian diterima oleh seorang Filsuf bernama Epicurus. Hipotesa ini dimuat dalam sebuah syair yang bernama Lucretius dengan judul De rerum natura atau hakikat benda. Teori yang diajukan John Dalron berbeda dengan yang kita pelajari sekarang. Dengan gamblang ia menjelaskan konsep mengenai atom, molekul, elemen dan campuran kimia.
Ia mencatat 20 elemen dan kelempok atom. Catatan inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Tabel Periodik pertama di dunia. Di mana kini terdapat lebih dari 100 elemen yang diketahui.
Meskipun tipe atom John Dalton berlainan beratnya, namun ia tetap berpendapat bahwa setiap dua atom dari kelompok serupa adalah sama kualitasnya. Kemuduan ia memasukkan dalam bukunya berupa daftar yang isinya memuat berat relatif dari berbagai jenis atom yang berbeda. Daftar atom inilah yang kemudian menjadi kunci tiap teori kuantitatif atom.
John Dalton menjelaskan bahwa tiap dua molekul dari gabungan kimiawi yang sama merupakan terdiri dari kombinasi ato yang serupa. Contohnya setiap molekul nitrous oxide atau N20 merupakan terdiri dari dua atom nitrogen dan satu atom oksigen. Dari sanalah kemudian membentuk gabungan kimiawi tertentu yang merupakan terdiri dari elemen yang sama dalam proporsi berat yang sepenuhnya sama.
Teori yang dijelaskannya sungguh membuat banyak orang tertarik. Sehingga, dalam kurun waktu dua puluh tahun teori itu sudah diterima oleh mayoritas ilmuwan Manchester, Inggris. Bukan hanya itu, para ahli kimia juga mengikuti usulan yang terdaoat dalam buku John Dalton. Contohnya seperti menentukan secara persis berat relatif atom, analisa gabungan kimiawi dari beratnya, menentukan kombinasi setiap kelompok molekul yang mempunyai ciri yang sama.
Pada tahun 1793 , ia menerbitkan karya yang berjudul Meteorological Observations dan Essays. Namun, penerbitan karya tersebut menimbulkan kehebohan sebab gagasannya mengenai meteorologi. Meskipun begitu, gagasan yang dituangkan John Dalton bersifat original dan bersamaan dengan penayangan artikelnya yang kemudian semakin berkembang.
Perkembangan ini menandai perpindahan meteorologi dari yang semula hanya cerita rakyat umum menjadi sebuah penelitian ilmiah yang serius. Selain itu, ia juga melahirkan sebuah makalah yang merupakan publikasinya pertama mengenai buta warna. Makalah ini kemudian dikenal dengan daltonisme.
John Dalton menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 27 juli 1844 di Manchester, Inggris. Ia meninggal dalam keadaan stroke. Kemudian jenazahnya dimakamkan secara kenegaraan.