Daftar isi
Bryophyta secara umum dapat diartikan dengan tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut ini biasanya hidup di daerah peralihan antara darat dan air atau daerah lembab dan memiliki ukuran relatif kecil.
Lumut dapat dikatakan sebagai tumbuhan peralihan. Peralihan yang dimaksud ialah dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus.
Karena habitatnya yang ada di darat dan di air, tumbuhan lumut juga dikatakan sebagai tumbuhan amfibi. Lumut memiliki mekanisme reproduksi yang bergantian yaitu seksual dan aseksual. Dikenal dengan tumbuhan berspora karena salah satu cara perkembangbiakannya dengan menggunakan spora.
Tumbuhan lumut digolongkan sebagai tumbuhan pada tingkat rendah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cryptogamae. Kendati tumbuhan tingkat rendah, lumut adalah tumbuhan yang memiliki klorofil sehingga dapat menghasilkan makanan sendiri.
Secara umum, ciri-ciri bryophyta adalah sebagai berikut:
Terdapat beberapa fakta menarik mengenai tumbuhan lumut, beberapa diantaranya sebagai berikut :
Ada beberapa spesies tumbuhan lumut yang memiliki suatu peranan dalam kehidupan manusia. Beberapa peranan bryophyta ialah sebagai berikut:
Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas yaitu sebagai berikut:
Lumut daun ini memiliki kurang lebih 10.000 spesies yang dibagi lagi ke dalam tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales dan Andreales. Lumut ini tumbuh di lingkungan yang lembab dan cukup sering untuk ditemui serta mudah dikenali karena sering ditemukan di tempat yang agak terbuka.
Lumut daun ini banyak tumbuh di habitat rawa. Dimana pertumbuhannya membentuk rumpun sehingga membuat air yang berada di bawahnya mati dan kemudian berubah menjadi tanah gambut.
Lumut ini memiliki bentuk seperti lembaran dengan banyak lekukak dan menyerupai bentuk hati. Lumut hari ini memiliki struktur akar, batang dan daun sehingga sering kali dinilai sebagai peralihan dari Thallophyta ke Cormophyta.
Lumut ini biasanya hidup pada tanah lembab yang mengandung mineral seperti lereng gunung atau di perbukitan.
Lumut tanduk memiliki saprofit yang panjang dan runcing bahkan dapat tumbuh hingga tinggi 5 cm. Saprofit pada lumut ini tidak memiliki seta dan hanya terdapat sporangium.
Habitat lumut tanduk biasanya wilayah yang terbuka dan lembab seperti bukit dan lereng gunung. Lumut ini tidak dapat hidup di daerah yang bersifat asam dan kurang unsur hara seperti di tanah gambut.
Berikut adalah struktur yang menjadi penyusun bryophyta:
Bryophyta mengalami pergiliran keturunan dalam siklus kehidupan. Proses pergiliran keturunan ini disebut dengan metagenesis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metagenesis merupakan proses pergantian generasi dari aseksual berganti ke generasi seksual serta sebaliknya.
Pada tumbuhan lumut, metagenesis ini dijalani dengan pergiliran antara masa gametofit dan masa saprofit. Dimana masa gametofit tumbuhan lumut lebih dominan dari pada masa saprofitnya.
Pada masa saprofit diawali dengan sporofit yang menghasilkan spora yang kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Gametofit kemudian akan terbentuk dari protonema tersebut. Dimulailah masa gametofit.
Gametofit bersifat haploid yaitu memiliki satu sel kromosom. Gametofit kemudian akan menghasilkan gametangium yaitu alat reproduksi berupa anteridium dan arkegonium.
Pembuahan yang terjadi antara kedua alat reproduksi jantan dan betina pada tumbuhan lumut akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid. Zigot akan menjadi cikal bakal yang mengawali masa saprofit lagi.
Zigot akan membelah dan menjadi saprofit dewasa yang akan melekat pada gametofit, seta dan kapsul yang berada di bagian ujung. Kapsul ini adalah tempat untuk menghasilkan melalui fase meiosis. Setelah spora yang dimatangkan di dalam kapsul masak, maka siklus kehidupan lumut akan berulang kembali.
Tumbuhan lumut melakukan reproduksi atau perkembangbiakan terbagi menjadi dua acara yaitu :
Reproduksi aseksual dijalani tumbuhan lumut pada masa saprofit. Hal ini dilakukan dengan proses pembentukan spora yang dilakukan di dalam sporangium.
Sporangium pada tumbuhan lumut berbentuk seperti kotak atau kapsul. Di dalam kapsul inilah spora akan menjalani proses pematangan sebelum akhirnya dilepaskan sebagai spora dewasa.
Reproduksi seksual dilakukan dengan proses peleburan atau fertilisasi yang terjadi antara alat kelamin jantan dan alat kelamin betina yang dimiliki tumbuhan lumut.
Anteridium (alat kelamin jantan) dan arkegonium (alat kelamin betina) akan menghasilkan zigot diploid. Dimana kemudian zigot ini akan berkembang membentuk spora sehingga proses kehidupan dan proses reproduksi lumut akan kembali berputar.