Bukti Keberadaan Kerajaan Tarumanegara

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sejarah Indonesia sangatlah panjang mulai dari zaman kerajaan, datangnya para penjajah hingga akhirnya merdeka dan berdirilah NKRI. Pada dasarnya Indonesia merupakan gabungan-gabungan dari berbagai kerajaan yang dahulu berkuasa di Nusantara.

Meski kini kerajaan-kerajaan tersebut telah tiada dan bersatu menjadi Indonesia. Namun fakta sejarah tentang mereka tetap dilestarikan dan diingat hingga saat ini.

Salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara adalah kerajaan Tarumanegara yakni salah satu kerajaan Hindu terbesar Indonesia yang berkuasa pada masa abad ke 7 masehi dan berpusat di Jawa Barat. 

Bagaimana masyarakat modern dapat mengetahui adanya kerajaan yang berdiri di masa lampau tersebut? Hal itu dikarenakan adanya bukti-bukti dan sumber sejarah tentang kerajaan Tarumanegara baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang akan kita bahas di bawah ini.

Sumber Dalam Negeri

Sumber sejarah dalam negeri adalah berbagai peninggalan-peninggalan atau jejak yang ditinggalkan oleh sebuah kerajaan itu sendiri dan ditemukan di wilayah kerajaan tersebut. Berikut adalah sumber sejarah kerajaan Tarumanegara yang berasal dari dalam negeri.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Sumber sejarah yang paling umum ditinggal oleh sebuah kerajaan adalah prasasti. Prasasti sendiri artinya piagam atau dokumen yang tertulis pada benda-benda atau media lainnya yang keras dan awet. 

Prasasti dianggap sebagai jejak paling penting dalam dunia sejarah karena mampu memberikan informasi dan kronologi dari suatu peristiwa di masa lalu secara detail. Begitu juga dengan kerajaan Tarumanegara yang juga meninggalkan jejak berupa prasasti. Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara adalah:

  • Prasasti Kebon Kopi di Cibungbulang yang berisi jejak  dua telapak kaki gajah yang diyakini sebagai kendaraan dewa Wisnu yakni salah satu dewa kepercayaan Hindu.
  • Prasasti Pasir Awi di Bogor yang berisi gambar dan pahatan ranting pohon, dedaunan dan jejak kaki. 
  • Prasasti Pasir Koleangkak di Bogor bagian barat yang berisi pujian untuk Raja Purnawarman yang berkuasa pada tahun 395 Masehi.
  • Prasasti Tugu di Jakarta yang menggambarkan situasi penggalian sungai Gomati atas perintah raja Purnawarman.
  • Prasasti Muara Cianten di Bogor yang berisi aksara ikal.
  • Prasasti Cidanghiang atau Lebak di Bogor yang mengisahkan perjalanan hidup raja Purnawarman.
  • Prasasti Ciaruteun di Ciampea yang berisikan puisi dan syair untuk raja Purnawarman serta jejak kaki miliknya.

Candi Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Jejak lain yang biasanya ditinggalkan oleh sebuah kerajaan adalah tempat ibadah sesuai dengan kepercayaan yang diyakini mereka. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu maka dari itu peninggalannya adalah candi. Bangunan-bangunan candi yang dibangun oleh kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut.

  • Candi Situs Batujaya 

Situs candi seluas 5 km persegi ini berdiri di dua desa yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang Prov. Jawa Barat. Pada situs candi Batujaya ini temukan berbagai artefak dan yang paling tua berasal dari abad 2 Masehi sementara yang termuda datang dari abad 12 Masehi.

  • Candi Cibuaya

Candi Cibuaya berada di dusun Cibuaya kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Candi ini terdiri dari dua bangunan yaitu bagian Lemah Duhur Lanang, dan Lemah Duhur Wadon. Situs candi ini ditemukan pada tahun 1952 serta penemuan keduanya pada tahun 1957.

  • Candi Jiwa

Candi Jiwa memiliki bentuk yang unik yaitu gundukan tanah yang menyerupai bukit kecil. Candi yang dibangun 2 meter di atas permukaan tanah ini berada di lokasi yang sama dengan situs candi Batujaya. 

Arca Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Arca adalah sebuah patung yang dibuat dengan tujuan sebagai media untuk beribadah umat Hindu maupun Budha. Patung ini biasanya ditemukan bersama dengan candi sebagai jejak peninggalan mereka. 

Beberapa arca peninggalan kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut:

  • Arca Rajarsi

Arca Rajarsi diperkirakan ditemukan di Jakarta ini merupakan representasi dari raja Purnawarman yang dianggap memiliki karakter yang sama dengan dewa Wisnu Ara ini merupakan salah satu patung tertua yang pernah ditemukan.

  • Arca Wisnu Cibuaya I dan II 

Berdasarkan penelitian arca ini dibuat pada abad ke-7 dan serupa dengan arca yang ditemukan di semenanjung Melayu, Siam, dan Kamboja. Arca ini membuktikan bahwa seni di Jawa Barat sudah dimulai sejak ribuan tahun lalu.

Arca berukuran setinggi 63 cm ini ditemukan pada tahun 1951 oleh warga setempat dalam keadaan cukup baik. Bentuk arca ini menggambarkan gaya Pallawa yaitu sikap berdiri dan memiliki empat buah tangan.

Sedangkan Arca Wisnu Cibuaya II ditemukan pada tahun 1957 dengan bentuk yang sama hanya saja ukurannya lebih kecil yaitu 48 cm. Kedua arca ini terbuat dari batu hitam yang dipahat. Saat ini arca Wisnu Cibuaya I dan II dapat  dapat dilihat di  Museum Nasional Jakarta.

Naskah Wangsakerta

Naskah Wangsakerta bukanlah peninggalan dari kerajaan Tarumanegara melainkan milik Pangeran Wangsakerta dari Cirebon. Bersama dengan pengikutnya yang dikenal sebagai “Panitia Wangsakerta menulis naskah ini pada abad ke 17 tepatnya antara 1677 sampai 1698. Naskah ini bernama Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara.

Salah satu isi dari naskah ini menulis tentang informasi berdirinya kerajaan Tarumanegara beserta raja-raja yang pernah memimpinnya. 

Berdasarkan naskah Wangsakerta kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Maharshi Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 masehi. Sementaara para raja yang pernah bekuasa adalah Raja Jayasingawarman sejak tahun 358 hingga 382 masehi, Raja Dharmayawarman pada tahun 382 hingga 395 Masehi, Raja Purnawarman sejak tahun 395 M hingga 434 M, Raja Wisnuwarman pada tahun 434 hingga 455 M serta raja Indrawarman dari tahun 455 M hingga 51 M. Naskah ini tersimpan di museum Sri Baduga Bandung, Jawa Barat.

Sumber sejarah dari Luar Negeri 

Sumber sejarah dari luar negeri biasanya berasal dari informasi ataupun buku-buku yang ditulis oleh pendatang yang dari dari negeri lainnya. Berikut ini sumber sejarah kerajaan Tarumanegara yang berasal dari luar negeri.

Berita Fa Hien 

Sumber sejarah tidak harus berasal dari dalam negeri tetapi juga bisa dari luar negeri seperti berita Fa Hien. Fa Hien adalah seorang penjelajah dan juga Biksu dari Tiongkok pada awal abad ke-5 Masehi. Ia menuliskan apa saja yang dilihatnya selama perjalanannya dalam buku Fa Kao Chi yang tertanggal tahun 414 M. 

Dalam bukunya tersebut tertulis tentang Ye-Po-Ti yang telah disepakati oleh para ahli sebagai pulau Jawa dan Negara Lang-Ga-Su atau Lang-Ga yang cocok dengan gambaran kerajaan Tarumanegara. 

Fa Hien dalam bukunya mengisahkan Dinasti Liang yakni sebutan untuk Kerajaan Tarumanegara ada pada tahun 502 sampai 507 M. Dalam buku ini juga menggambarkan kondisi bangunan dan masyarakat Tarumanegara seperti bangunannya dipenuhi oleh menara pengawas dan raja Lang-Ga melakukan perjalanannya dengan menggunakan gajah. 

Masyarakatnya digambarkan hanya sedikit yang menganut Budha sedangkan mayoritasnya adalah pemeluk Hindu dan sisanya masih teguh pada kepercayaan animisme dan dinamismenya. 

Berita dari Dinasti Sui

Dinasti Sui adalah dinasti yang ada di Tiongkok dan berjaya sekitar tahun 581 sampai 618. Dinasti ini adalah pondasi awal dari dinasti Tang yang berhasil menyatukan wilayah Tiongkok yang sempat terpecah belah sebelumnya. 

Salah satu peninggalan Dinasti Sui menceritakan bahwa raja To Lo Mo yakni ejaan Taruma dalam bahasa Tiongkok telah mengirimkan seorang utusan pada tahun 528 M hingga 669 M. 

Sejarah Dinasti Sui mengatakan bahwa To Lo Mo atau Taruma adalah sebuah negeri yang jauh berada di Selatan Tiongkok. Maksud kedatangan utusan tersebut adalah untuk hubungan diplomatik

Berita dari Dinasti Tang

Dinasti Tang adalah penerus dari dinasti Sui yang sudah lebih dahulu berdiri. Dinasti Tang didirikan pada tahun 618 oleh Li Yuan. Sejarah dinasti ini juga menyebutkan hal yang sama dengan yang tertulis di sejarah dinasti Sui. 

To-Lo-Mo atau To-Lo-Ma kembali mengirimkan utusannya ke Tiongkok pada tahun 666 M dan 669 M. Namun maksud dari kunjunganya ini tidak dijelaskan lebih rinci lagi. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn