Biologi

Cangkok : Pengertian, Jenis, Keuntungan dan Kekurangannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penggunaan teknik cangkok telah ada sejak zaman kuno dan banyak ditemukan secara mandiri oleh berbagai budaya agraris di seluruh dunia. Oleh karena itu, tidak ada satu tokoh tertentu yang bisa diidentifikasi sebagai penemu metode cangkok. Metode cangkok telah berkembang seiring waktu melalui pengalaman dan pengetahuan berbagi dalam konteks pertanian dan kebun.

Pengertian Cangkok

Cangkok adalah suatu teknik memperbanyak tanaman yang melibatkan penyatuan atau penyambungan sebagian atau seluruh bagian tanaman dengan tanaman lain, sehingga keduanya dapat tumbuh sebagai satu kesatuan.

Metode tersebut umumnya digunakan untuk mempertahankan atau menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman yang berbeda atau untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Proses cangkok melibatkan pemotongan dan penyatuan bagian tanaman yang disebut cangkok dengan tanaman yang akan menjadi inang atau penerima.

Jenis-jenis Metode Cangkok

Jenis-jenis metode mencakok antara lain sebagai berikut.


1. Ground Layering

Ground layering atau biasa disebut perundukan adalah salah satu metode cangkok di mana bagian tanaman yang akan dikembangbiakan ditempatkan di tanah langsung untuk membentuk akar baru. Proses tersebut melibatkan tindakan mengatur bagian tanaman yang dicangkok di atas tanah dan menimbunnya dengan tanah hingga akar baru terbentuk.

Tahapan-tahapannya :

  • Awal prosesnya meliputi mencari tanaman yang ingin diperbanyak diletakkan di atas permukaan tanah dan sebagian atau seluruh bagian batang atau cabangnya ditimbun dengan tanah.
  • Tanah di sekitar bagian yang dicangkok memberikan kondisi yang mendukung pertumbuhan akar baru dari bagian tersebut.
  • Akar baru akan tumbuh di dalam tanah seiring waktu, dan setelah akar cukup berkembang, bagian tanaman tersebut dapat dipisahkan dari tanaman induknya dan ditanam sebagai tanaman baru.
  • Ground layering umumnya digunakan pada tanaman berpohon yang memiliki cabang yang rendah atau dekat dengan tanah. Metode tersebut juga sangat efektif untuk perbanyakan tanaman secara vegetatif dan mempertahankan sifat-sifat unggul dari tanaman induknya.

Metode Ground Layering terbagi menjadi lima jenis antara lain sebagai berikut.

  • Tip Layerage

Tip layerage adalah salah satu metode cangkok di mana ujung atau tip cabang tanaman yang masih muda dicangkok untuk membentuk akar baru. Proses tersebut melibatkan pemotongan ujung cabang atau pucuk tanaman, kemudian menanamnya di tanah atau substrat untuk memungkinkan pertumbuhan akar.

Untuk kedalaman tanahnya sekitar 3-5 cm, dan tanaman yang biasanya digunakan untuk metode tersebut adalah beberapa jenis tanaman hias dan buah-buahan seperti tanaman delima, azalea, murbei, dan lainnya.

  • Simple Layerage

Simple layerage atau cangkok tanah sederhana, adalah metode perbanyakan tanaman di mana satu cabang atau tunas tanaman induknya dibuat untuk membentuk akar baru tanpa dipotong dari tanaman tersebut.

Simple layerage umumnya digunakan pada tanaman bersemak atau perdu yang memiliki cabang yang fleksibel dan mudah ditanam seperti tanaman mawar, apel, dan lainnya. Untuk kedalaman tanah untuk cabang tanaman sekitar yaitu agak dalam sekitar 10-25 cm serta membiarkan ujung cabang muncul di permukaan tanah sekitar 10-25 cm.

Agar pertumbuhan akar bisa lebih cepat, cabang tanaman yang telah tertanam perlu disayat terlebih dahulu dan bisa diberikan nutrisi atau zat untuk mempercepat pertumbuhannya.

  • Trench Layerage

Trench layerage merupakan salah satu cara perkembangbiakan tanaman di mana sepanjang satu cabang tanaman induk ditimbun di dalam tanah untuk merangsang pertumbuhan akar baru, sama seperti metode simple layerage.

Perbedaannya hanya di bagian cabang yang ditanam lebih panjang sekitar 10-15 cm dan untuk jenis-jenis tanaman tertentu sekitar 25-50 cm. Untuk kedalaman tanahnya sekitar 10 cm. Setelah akar baru cukup berkembang, cabang tersebut dapat dipisahkan dari tanaman induknya dan ditanam sebagai tanaman baru.

  • Serpentine Layerage

Dalam metode ini, tanaman ditanam dalam pot atau media lainnya, dan kemudian sebuah potongan ranting tanaman melengkung sepanjang media tersebut. Bagian yang tertanam dapat menghasilkan akar baru, sementara bagian yang tidak tertanam akan tumbuh sebagai tunas baru.

Setelah akar dan tunas tumbuh cukup, ranting tersebut dapat dipotong dan dipindahkan menjadi tanaman mandiri. Konsep umumnya metode tersebut adalah menciptakan kondisi yang merangsang pertumbuhan akar baru pada bagian tertentu dari tanaman serta digunakan untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif.

  • Mound Layerage

Mound layerage adalah metode perbanyakan tanaman di mana tanah ditumpuk sekeliling cabang atau tunas tanaman yang ingin dicangkok. Metode mound layerage juga sering digunakan untuk tanaman bersemak atau perdu yang memiliki tunas atau cabang.

Tunas atau cabang dapat diarahkan ke atas dari dasar tanaman seperti tanaman mawar atau krisan. Hal itu adalah cara efektif untuk memperbanyak tanaman dengan memanfaatkan kemampuan alami tanaman untuk berakar saat sebagian cabang tertutup oleh tanah.

2. Air Layering

Cara air layering atau cangkok air adalah suatu metode yang melibatkan penyambungan bagian tanaman untuk membentuk akar baru menggunakan air sebagai media tanam. Cara mencangkok jenis ini biasanya digunakan pada tanaman hortikultura.

Beberapa alasan kenapa tanaman tersebut menggunakan air layering

  • Beberapa tanaman holtikultura sulit berakar dari potongan batang. Metode air layering dapat menjadi solusi efektif untuk memperbanyak tanaman tersebut.
  • Metode air layering memungkinkan pemeliharaan sifat-sifat unggul dari tanaman induk, seperti keunikan bentuk atau warna daun yang diinginkan.
  • Dengan menggunakan air sebagai media tanam, pertumbuhan akar dapat dipantau dan dijaga lebih baik, sehingga menghasilkan sistem akar yang kuat dan berkualitas tinggi.
  • Proses air layering menciptakan lingkungan lembap di sekitar area cangkok, yang mempromosikan pertumbuhan akar yang optimal.
  • Penggunaan plastik transparan atau bahan lain sebagai pembungkus membantu mempertahankan kondisi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan akar dan mengurangi risiko kehilangan kelembaban.

Air layering memiliki dua jenis cara dalam mencangkok tanaman yaitu cangkok sayat dan cangkok belah. Berikut adalah cara mencangkok dari kedua jenis air layering tersebut.

  • Cangkok Sayat

Cangkok sayat pada air layering dapat menjadi cara yang efektif untuk memperbanyak tanaman, khususnya pada tanaman yang sulit berakar secara alami dari potongan batang. Metode tersebut umumnya digunakan dalam perbanyakan tanaman holtikultura. Jenis cangkok tersebut memiliki cara yaitu dengan menyayat kulit cabang tanaman yang telah dipilih dengan panjang sekitar 5-7 cm.

  • Cangkok Belah

Prinsip cangkok belah melibatkan penyayatan (girdling) pada bagian batang cabang untuk menghambat aliran air dan nutrisi dan kemudian membuka belahan atau sayatan pada batang untuk merangsang pertumbuhan akar baru.

Panjang belahan memang dapat bervariasi sekitar 15-20 cm atau tergantung pada ukuran cabang tersebut, dan prinsipnya adalah memberikan area yang cukup untuk pertumbuhan akar baru. Semakin besar cabangnya, semakin panjang belahan yang dibuat.

Hal itu akan memungkinkan pembentukan sistem akar yang sehat dan kuat sebelum tanaman dipisahkan dan ditanam sebagai tanaman mandiri. Metode cangkok belah juga membuat tanaman baru untuk memiliki akar yang sudah berkembang, mempercepat proses adaptasi dan pertumbuhan setelah dipindahkan.

Keuntungan Metode Cangkok

Keuntungan metode cangkok adalah sebagai berikut.

1. Reproduksi Tanaman Lebih Cepat

Salah satu keuntungan utama dari metode cangkok pada tanaman adalah kemampuannya untuk mereproduksi tanaman dengan cepat. Cangkok memungkinkan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan biji serta sangat bermanfaat untuk tanaman yang reproduksinya sulit atau lambat melalui biji.

Selain itu juga dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman dengan lebih cepat dibandingkan dengan metode perbanyakan tanaman melalui biji. Tanaman hasil cangkok seringkali dapat memulai pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang ditanam dari biji.

Dengan keuntungan-keuntungan tersebut, metode cangkok menjadi pilihan yang efektif untuk menghasilkan populasi tanaman yang berkualitas dan mempertahankan sifat-sifat unggul tanaman.

2. Mempertahankan Sifat Unggul Idukan

Metode cangkok memungkinkan pemeliharaan dan perbanyakan sifat-sifat unggul tanaman induk, seperti warna bunga yang spesifik, produksi buah yang baik, atau resistensi terhadap penyakit. Dengan cangkok, bagian spesifik dari tanaman, seperti batang atau cabang tertentu, dapat dipilih untuk dijadikan tanaman baru.

Hal itu memungkinkan untuk mempertahankan sifat-sifat yang diinginkan. Pada tanaman hortikultura, cangkok memungkinkan pemeliharaan varietas atau kultivar yang diinginkan, yang mungkin sulit atau tidak stabil ketikareproduksi melalui biji.

Dengan memanfaatkan cangkok, para penanam dapat menjaga kualitas genetik dan karakteristik yang diinginkan dari tanaman tertentu, yang sering kali sulit dicapai melalui metode reproduksi tanaman lainnya.

3. Memulihkan Tanaman yang Rusak

Keuntungan cangkok dalam memulihkan tanaman yang rusak terletak pada kemampuannya untuk menyediakan sistem akar baru dan mendukung pertumbuhan baru dari bagian tanaman yang sehat. Melalui cangkok, tanaman yang rusak atau mati bagian akarnya dapat diberikan kesempatan untuk mengembangkan akar baru.

Serta sangat bermanfaat jika akar tanaman mengalami kerusakan atau penyakit. Jika tanaman terinfeksi penyakit tertentu, melakukan cangkok dengan menggunakan bagian tanaman yang bebas penyakit dapat membantu memperbaiki dan memulihkan tanaman tersebut.

Selain itu, tanaman yang mengalami stres lingkungan, seperti kekeringan, cuaca ekstrem, atau kondisi tanah yang buruk, dapat dipulihkan melalui cangkok dengan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan baru dan regenerasi akar.

Dengan memanfaatkan keuntungan cangkok, para penanam dapat memulihkan tanaman yang rusak atau terpapar penyakit, memberikan peluang untuk pertumbuhan tanaman yang baru.

4. Cepat Beradaptasi Terhadap Lingkungan

Melalui cangkok, tanaman dapat mengembangkan akar baru dengan cepat, memberikan kemampuan untuk menyerap air dan nutrisi dengan lebih efisien di lingkungan yang baru. Keturunan yang dihasilkan dari cangkok identik secara genetik dengan tanaman induknya.

Hal tersebut memungkinkan untuk mempertahankan karakteristik spesifik yang memungkinkan tanaman beradaptasi dengan baik di lingkungan tertentu. Setelah tanaman dipindahkan atau ditanam di lingkungan yang baru, cangkok membantu tanaman untuk beradaptasi lebih cepat dengan memberikan pertumbuhan akar dan tunas yang aktif.

Keuntungan-keuntungan itu membuat cangkok menjadi pilihan yang efektif untuk mempercepat proses adaptasi tanaman terhadap lingkungan yang baru atau berbeda.

5. Penghematan Waktu dan Energi

Cangkok memungkinkan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan proses berkecambah dari biji serta menghemat waktu yang biasanya diperlukan untuk perkecambahan dan pertumbuhan bibit dari biji. Tanaman yang dihasilkan melalui cangkok seringkali dapat mencapai fase reproduksi lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang ditanam dari biji, yang memungkinkan produksi lebih awal.

Proses cangkok biasanya membutuhkan perawatan yang lebih sederhana dibandingkan dengan pembibitan dari biji. Dengan memanfaatkan cangkok, para penanam dapat mengoptimalkan produksi tanaman dengan cara yang lebih efisien, terutama untuk tanaman yang memerlukan reproduksi vegetatif.

6. Melestarikan Varietas Tanaman

Cangkok memungkinkan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan biji, sehingga varietas tanaman dapat dipertahankan dengan cara vegetatif. Semua itu penting untuk varietas yang mungkin sulit diperoleh melalui benih atau memiliki sifat genetik yang tidak stabil.

Tanaman yang dihasilkan melalui cangkok identik secara genetik dengan tanaman induknya, menjaga konsistensi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam konteks hortikultura, cangkok membantu pemeliharaan kultivar tertentu yang mungkin memiliki sifat unggul, seperti warna bunga atau rasa buah yang istimewa.

Dengan memanfaatkan cangkok, para penanam dapat berperan dalam melestarikan dan menjaga keberlanjutan varietas tanaman yang beragam dan penting dari segi genetika dan kebudayaan.

Kekurangan Metode Cangkok

Kekurangan metode cangkok adalah sebagai berikut.

1. Membutuhkan Perawatan Intensif

Proses cangkok sering memerlukan kelembaban yang tinggi di sekitar area cangkok. Hal ini dapat mengharuskan penyediaan perlindungan atau penutup dengan bahan tertentu untuk menjaga kelembaban yang diperlukan.

Cangkok membutuhkan pemantauan dan perawatan rutin untuk memastikan keberhasilan prosesnya. Hal itu termasuk pengecekan kondisi tanah, kelembaban, dan kesehatan tanaman secara keseluruhan. Beberapa metode cangkok, seperti air layering, memerlukan kondisi lingkungan yang dapat dikendalikan secara ketat, termasuk suhu dan kelembaban yang tepat.

Serta dapat membutuhkan peralatan tambahan seperti rumah kaca atau serangkaian kontrol lingkungan. Meskipun metode cangkok memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tidak selalu menjamin keberhasilan penuh.

Ada faktor-faktor tertentu seperti ketidakcocokan genetik atau kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi hasilnya. Dengan memahami kekurangan tersebut, penanam dapat merencanakan perawatan yang tepat dan memastikan kondisi yang optimal selama proses cangkok untuk meningkatkan kesuksesannya.

2. Ada Risiko Penularan Penyakit dari Tanaman Indukan

Jika tanaman induk terinfeksi penyakit, ada risiko bahwa penyakit tersebut dapat ditransfer ke tanaman baru yang dihasilkan melalui cangkok. Penyakit dapat menyebar melalui jaringan tanaman yang terlibat dalam proses cangkok.

Kemudian, tanaman yang dihasilkan melalui cangkok mungkin memiliki tingkat ketahanan yang berbeda terhadap penyakit dibandingkan dengan tanaman yang ditanam dari biji serta bisa membuatnya lebih rentan terhadap penyakit khususnya jika kondisi lingkungan berubah.

Untuk mengurangi risiko penularan penyakit, tanaman yang dihasilkan melalui cangkok dapat diisolasi atau ditempatkan pada lokasi yang terpisah dari tanaman lainnya, terutama jika ada tanda-tanda penyakit pada tanaman induk.

Pemahaman akan risiko tersebut memungkinkan penanam untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, termasuk pemilihan tanaman induk yang sehat, praktik sanitasi yang baik, dan pemantauan ketat terhadap kesehatan tanaman hasil cangkok.

3. Ketergantungan pada Tanaman Induk

Proses cangkok memerlukan tanaman induk yang menjadi sumber materi tanaman baru. Jika jumlah tanaman induk terbatas, reproduksi melalui cangkok juga akan terbatas. Tanaman yang dihasilkan melalui cangkok memiliki genetika yang identik dengan tanaman induknya.

Hal tersebut dapat menghasilkan populasi tanaman yang memiliki keterbatasan dalam variasi genetik, yang dapat mempengaruhi ketahanan terhadap perubahan lingkungan atau penyakit. Pengelolaan tanaman induk memerlukan perhatian khusus.

Jika tanaman induk terlantar atau tidak dikelola dengan baik, dapat mempengaruhi hasil dari tanaman hasil cangkok. Untuk mengatasi ketergantungan tersebut, para penanam dapat menggabungkan berbagai metode reproduksi tanaman, termasuk cangkok, untuk mencapai keberagaman genetik yang lebih baik dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap berbagai kondisi.

4. Prosesnya yang Rumit

Proses cangkok melibatkan tahapan yang relatif detil dan memerlukan keterampilan khusus. Ini bisa mencakup pemilihan dan persiapan tanaman induk, pemotongan dengan tepat, dan penanganan yang hati-hati.

Dalam beberapa metode cangkok, perawatan yang teliti dan rutin dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan serta dapat mencakup pemantauan kelembaban, kondisi tanah, dan kesehatan tanaman secara terus-menerus.

Meskipun metode cangkok memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, risiko kegagalan masih ada. Kondisi lingkungan, pemilihan tanaman induk, atau teknik yang tidak tepat dapat mempengaruhi hasilnya. Meskipun prosesnya dapat dianggap rumit, dengan pemahaman dan pengalaman yang tepat, banyak penanam berhasil menggunakan metode cangkok secara efektif untuk perbanyakan dan memelihara tanaman.

5. Pertumbuhan Tanaman Tidak Seragam

Tunas yang tumbuh dari bagian hasil cangkok mungkin juga tidak selalu tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang seragam. Hal itu bisa disebabkan oleh perbedaan dalam kondisi lingkungan atau faktor genetik.

Tanaman hasil cangkok mungkin mengalami pertumbuhan yang lambat pada awalnya karena perlu beradaptasi dengan kondisi baru. Selain itu dapat menyebabkan ketidakseragaman pertumbuhan di antara tanaman.

Tingkat keberhasilan cangkok dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis tanaman, kondisi lingkungan, dan keterampilan teknis penanam. Varian tersebut juga dapat menyebabkan ketidakseragaman dalam hasil. Perbedaan dalam faktor genetik antara tanaman induk dan tanaman hasil cangkok dapat menyebabkan variasi dalam pertumbuhan dan perkembangan.

6. Memiliki Keterbatasan dalam Jumlah Produksi

Proses cangkok seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode reproduksi tanaman lainnya, terutama jika pertumbuhan tanaman baru relatif lambat pada awalnya. Kemudian dapat membatasi jumlah tanaman yang dapat dihasilkan dalam periode waktu tertentu.

Jumlah tanaman yang dapat dihasilkan melalui cangkok terbatas oleh jumlah tanaman induk yang tersedia. Jika tanaman induk terbatas, produksi tanaman hasil cangkok juga akan terbatas. Beberapa metode cangkok, seperti air layering.

Air layering memerlukan perubahan lingkungan yang dapat dikendalikan, seperti tingkat kelembaban atau suhu tertentu serta dapat menimbulkan keterbatasan dalam jumlah produksi jika kondisi lingkungan sulit untuk dikelola.

Meskipun memiliki keterbatasan ini, cangkok tetap merupakan metode reproduksi tanaman yang berharga, terutama untuk mempertahankan dan memperbanyak tanaman dengan sifat-sifat unggul secara vegetatif.